DUA PULUH EMPAT🌻

744 44 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Sejak beberapa menit Dhira terdiam di pelukan suaminya itu, tidak ada pergerakan sama sekali. Bahkan posisi mereka sudah sangat dekat dan rapat, Gus Ibnu tidur menghadap ke arah Dhira.  Dengan posisi keduanya yang sangat rapat, bibir Gus Ibnu menempel di pipi Dhira. Ingin sekalinya rasanya beranjak pergi, dia hampir saja jantungan dengan semua ini.

"Gus bangun dong, Dhira pengap nih kalau begini."

"Gus."

Sudah beberapa kali Dhira mencoba membangunkan suaminya itu, namun tidak kunjung bangun juga. Karena merasa suntuk, Dhira terlelap ke alam mimpi dan pelukan Gus Ibnu membuatnya merasa nyaman.

Waktu menunjukan pukul 15.45 wib akhirnya Gus Ibnu bangum dari tidurnya, saat membuka matanya pertama yang dia lihat adalah istrinya. Istrinya yang kini tidur di sampingnya dan berada di pelukannya.

"Cantiknya nambah," batin Ibnu.

Sembari mengumpulkan nyawanya, Ibnu melirik ke arah Dhira. Dia semakin mengeratkan pelukannya, toh Dhira sedang tidur jadi dia tidak akan tahu.

Waktu sholat ashar sudah tiba sejak satu jam yang lalu, Ibnu bangkit dari ranjang dan membersihkan badan terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat.

•🌻•

Udara malam di kota Bandung lebih sejuk dari siang, sepoi-sepoi angin sangat terasa dan menembus kulit. Hari ini cuaca sedang hujan, belum juga reda dari maghrib. Sebelum tidur kedua keluarga itu sedang asik mengobrol dan berbincang di ruang tamu tadi. Karena waktu sudah malam, mereka memutuskan untuk kembali ke tempat tidur masing-masing.

Ibnu menatap setiap tetesan hujan deras malam ini, hujan semakin reda. Dirinya sedang duduk di kursi yang berada di kamar sambil menatap pemandangan kota Bandung saat malam hari.

Ia melirik arloji di tangannya, sudah jam setengah delapan malam. Namun Dhira belum juga bangun, padahal dia tidur dari jam empat sore.

"Dhira, Ra bangun," ujar Ibnu dengan pelan.

Karena Dhira merasa ada yang menggangu tidurnya langsung menggeliat dan mengerjapkan matanya.

"Ngantuk banget, pengen tidur lagi," dengan mata yang masih mengantuk, Dhira berusaha membuka matanya.

"Bangun dulu Dhira, makan dulu setelah selesai makan bisa tidur lagi."

"Gak mau, besok aja."

"Bangun atau mau saya seret keluar?

Seketika Dhira langsung bangun dan duduk, kejam sekali dia ingin menyeret Dhira keluar.

Dhira mengerucutkan bibirnya. "Gus Ibnu ganggu aku tidur, ngantuk banget tauu."

"Kamu pules banget tidur Dhira, saya bangunkan kamu berkali-kali tapi tak kunjung bangun juga. Ambil wudhu dan sholat dulu sana," titah Gus Ibnu.

"Dhira lagi halangan Gus, jadi santai aja."

"Jangan panggil saya Gus, saya ini sudah jadi suami kamu."

"Terus harus panggil apa atuh?"

"Mas Ibnu saja."

"Yaudah deh, aku makan nih. Tapi mas..."

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang