🌻SELAMAT MEMBACA🌻
Selang beberapa menit di ajarkan oleh Gus Ibnu, rasanya Dhira ingin cepat-cepat pergi ke kobong untuk tidur. Matanya sangat tak bisa di ajak kompromi, padahal ini baru pukul 04.30 wib. Semua orang yang berada di pesantren bersiap-siap untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Seperti biasa, shubuh ini sholat di pimpin oleh Gus Ibnu. Dhira akui suara Gus Ibnu memang sangat bagus dan bacaan ayat-ayat al-qur'annya pun faseh.
Setelah melaksanakan sholat shubuh, seluruh santri atau santriawati kembali ke kobong. Mereka harus bersiap untuk belajar, tetapi sebelum itu mereka harus membersihkan kobong terlebih dahulu. Ketiga teman Dhira kini sedang sibuk membersihkan seisi ruangan kobong, berbeda dengan gadis ini yang berbaring di kasur.
Fathimah yang melihatnya pun merasa jengkel dengan kelakuan Dhira, dia langsung membangunkan gadis itu.
"Heh bangun, Dhira bangun gak!!"
Karena tidurnya tak lelap akibat ada yang menganggu, Dhira membuka matanya.
"Dih apaan sih lo, minggir sana. Gue ngantuk lo jangan ganggu gue."
"Kami cape-cape bersihin kobong dan kamu malah enak-enakan tidur."
"Terserah gue dong, sewot aja mulut lo. Lama-lama pengen gue slebew tuh mulut."
Laila dan Farida hanya menyimak dengan perdebatan kedua temannya itu, hal seperti ini sudah biasa di lakukan Fathimah dan Dhira. Ntah mengapa mereka berdua sangat sering berdebat dan sulit untuk akur.
Karena tidak mau perdebatan itu terlalu lama, karena mereka tidak punya waktu lagi. Terlebih beberapa menit mereka akan ke kelas dan sarapan.
"Imah!! Dhira!! Bisa ngga kalian jangan debat mulu, akur ya debat itu gak baik," ujar Laila.
"Diem kamu La, gak usah ikut campur."
Farida hanya geleng-geleng kepala. "Waktu kita cuma beberapa menit lagi, kita belum bersih-bersih, belum siap-siap dan belum sarapan. Apa kita hanya debat terus-terusan? Akur gak kalau ngga aku laporin nih ke Ning Syariffah," tegasnya. Kedua bola mata gadis itu langsung melotot mendengar penegasan dari Farida.
"Yaudah deh, ayo kita lanjutin bersih-bersih. Dan kamu Dhira, apa kamu gak tau ya tidur di waktu shubuh itu ngga baik. Mulai sekarang dan seterusnya kamu harus terbiasa dengan pesantren," sinis Fathimah.
"Nggih kanjeng ratu," Dhira memutar bola matanya malas, mau tidak mau dia harus bangkit dari tempat tidurnya dan membantu teman-temannya.
Akhirnya pekerjaan sudah beres dan mereka sudah siap dan sarapan, mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke kelas duluan karena Dhira belum selesai bersiap.
"Ra, ayo cepet," panggil Farida.
"Kalian duluan aja deh, gue nyusul soalnya gue lupa naruh kaos kaki gue."
"Yaudah deh, tapi kamu cepetan ke kelas ya. Takut terlambat, bisa-bisa kena hukum nanti."
Dhira mengangguk paham. "Okee Da, lo duluan aja."
Sementara itu Dhira masih kebingungan mencari sepasang kaos kakinya, padahal pas malam ada dan dia pun menaruhnya di dalam tas. Dia coba mengingat-ngingat aktivitasnya semalam, tetapi nihil dia memang menaruhnya di dalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]
Roman pour AdolescentsJika memang takdirnya akan selalu ada jalan untuk selalu menemukanmu, terkadang takdir tak sesuai yang di harapkan. Namun yakinlah bahwa skenario yang Allah rancang lebih baik di banding dengan rencana manusia.