DUA PULUH🌻

806 49 0
                                    

Oiya guys sebelumnya makasih banyak udah mau mampir ke lapak ini dan nunggu aku update.

🌻SELAMAT MEMBACA🌻

Tak terasa hari demi hari kian berlalu, setelah kejadian minggu kemarin Dhira sekarang bisa belajar dengan tenang. Meskipun sering membuat onar bahkan sering di hukum akibat ulahnya itu, tapi tetap saja tidak ada kapoknya sama sekali.

Di tengah lapang terlihat seorang pria yang kini sedang berjalan ke arah koridor, Dhira memperhatikan setiap gerak gerik pria itu. Peci hitam, koko putih dan sarung berwarna hitam membuat tampil sederhana namun mempesona. Siapapun yang melihatnya akan terhipnotis olehnya, Gus Ibnu yang selama ini selalu terngiang-ngiang di dalam pikiran Dhira.

Akhir-akhir ini ada yang aneh dengan sikap Gus Ibnu, dia selalu saja memanggil Dhira untuk segera ke ndalem. Dhira tidak mengerti akhir-akhir ini ummi, abah dan pak kiyai jadi sering bertemu, memang tidak masalah sih. Hanya saja mereka selalu menghentikan topik pembicaraan mereka ketika Dhira datang. Bahkan hari ini juga Dhira sempat melihat saat di ndalem tadi, mereka berkumpul di ruang tengah.

Hari minggu hari libur belajar, jadi Dhira memilih untuk berdiam diri di depan kobong sembari menikmati sepoi-sepoi angin yang terasa sangat dingin pagi ini. Suara panggilan membuat Dhira menoleh ke arah sumber suara, saat di lihat itu Gus Akbar yang sedang berjalan ke arahnya. Sejujurnya Dhira sangat malu jika bertemu dengan Gus Akbar, apalagi 2 hari yang lalu dia menyatakan bahwa dia mencintai dirinya.

"Duh Gus Akbar ngapain lagi kesini? Malu dong gue jadinya," gerutu Dhira.

2 hari yang lalu....

Sepertinya belakang kobong adalah tempat teraman bagi Dhira, dimana bisa menjauh dari keramaian dan tak bisa melihat orang berlalu lalang. Dia sering datang ke belakang kobong untuk menenangkan dirinya itupun jika ada waktu luang.

Hanya Gus Akbar yang tahu bahwa dirinya sering kemari untuk menghilangkan penat, yang membuat Dhira nyaman karena di belakang kobong banyak pepohonan rindang yang membuat udara terasa sejuk dan banyak bunga-bunga yang di taman di belakang kobong.

"Sepertinya ini menjadi tempat persembunyian kamu Dhira," ujar Gus Akbar.

"Bisa jadi sih Gus, coba Gus lihat. Pemandangan di sini indah dan asri."

"Dhira."

"Iya Gus, ada apa?"

"Sebenarnya saya menyukai kamu," jelasnya. Dhira sontak kaget dia tak percaya bahwa Gus Akbar akan jatuh cinta kepadanya?

"Ah Gus Akbar mah bercanda ya, mana mungkin Gus suka sama aku."

"Jika jujur, itulah perasaan saya kepada kamu Dhira. Dari pertama kali kita bertemu saya sering melihat kamu diam di tempat tongkrongan bersama teman-teman seusiamu."

"Hah? Perasaan aku inget sesuatu, Gus yang waktu itu bayarin makanan aku kan? Yang waktu itu aku gak bawa uang karena uangnya ketinggalan di rumah."

"Masih inget ternyata."

"Ingetlah, gak hanya itu Gus pernah nolongin saya pas saya hampir di hadang sama preman?"

"Iya waktu itu saya lewat dan ketemu dengan kamu."

"Wahh ternyata jurusan Gus Akbar hebat juga."

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang