🌻SELAMAT MEMBACA🌻
Keadaan kobong sangat ramai karena menyaksikan keduanya, tenaga mereka berdua terlalu kuat hingga yang melerai nya pun tak bisa memisahkan. Laila dan kedua gus langsung melihat kejadian tersebut, barulah mereka berhenti berkelahi.
"DHIRA!! FATIMAH!! ketus gus Akbar.
Melihat keduanya sudah babak belur sekarang.
"Apa-apaan kalian ini? Kenapa berkelahi?"
"Semuanya kembali ke kobong masing-masing," tegas gus Ibnu. Semua orang langsung kembali ke kobong masing-masing.
"Ikut saya ke ruangan," lanjutnya.
Di ruangan gus Ibnu.
"Kalian sudah melanggar peraturan pesantren, sebenarnya apa yang terjadi?"
"Dhira nyuri uang saya gus."
"Gue gak nyuri!!"
"Coba jelaskan dari awal."
"Begini gus, pas tadi saya tidak berada di kobong karena masih belajar. Saya melihat Dhira lewat saat di kelas, lalu kami pergi ke kobong. Saya akan membeli sesuatu tetapi uang saya hilang gus, saat itu hanya Dhira yang berada di kobong dan saya cek ternyata uang saya ada di tasnya Dhira gus."
Mendengar penjelasan Fatimah, gus Ibnu dan gus Akbar langsung menoleh ke arah Dhira. Memang benar jika sedari tadi tidak ada orang kecuali hanya diri seorang.
"Saya gak salah, itu semua fitnah," Dhira bersikeras membenarkan, namun percuma saja tidak ada yang percaya kepada dirinya.
"Fitnah kamu bilang? Jelas-jelas uang aku ada di tas kamu!!"
"Dari kasus ini, Dhira terbukti salah," ujar gus Ibnu.
Dhira langsung melemas seketika saat mendengar penuturan suaminya, dia sangat sakit karena suaminya pun tidak percaya.
"Akbar, panggil ustadzah Syifa untuk menindak lanjuti kasus ini. Kalian pergi ke UKS dan obati luka kalian."
"Baik gus, saya permisi. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Gus Ibnu langsung melihat ke arah gus Akbar, gus Akbar tahu bahwa mereka ingin ngobrol berdua. Gus Akbar hanya menoleh ke arah Dhira dengan tatapan iba, dia langsung keluar dari ruangan.
Ibnu memeluk Dhira ke dalam pelukannya, sementara Dhira masih dengan tatapan kosong.
"Dengar Dhira, tindakan kamu ini salah. Jika kamu membutuhkan uang kamu tinggal minta ke saya, jangan nyuri uang temen kamu."
"Jadi mas lebih percaya sama Fatimah di banding aku? Wallahi aku tidak melakukan tindakan seperti itu."
Ibnu bingung dengan semua ini, Dhira sudah berusaha meyakinkan. Tapi saat ini sudah terbukti bahwa Dhira salah.
"Saya akan obati luka kamu."
"Tidak usah," ketus Dhira sambil menepis tangan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]
Teen FictionJika memang takdirnya akan selalu ada jalan untuk selalu menemukanmu, terkadang takdir tak sesuai yang di harapkan. Namun yakinlah bahwa skenario yang Allah rancang lebih baik di banding dengan rencana manusia.