TIGA PULUH TIGA🌻

770 48 0
                                    

🌻SELAMAT MEMBACA🌻


Tak terasa hari demi hari berlalu tanpa henti, sudah beberapa bulan Dhira berada di pondok pesantren. Hubungannya dengan suaminya semakin dekat, tetapi mereka belum memberitahukan tentang fakta pernikahannya. Menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan segalanya. Hari ini adalah hari libur, jadi seluruh santri dan santriwati bisa bersantai di pondok.

"Gue kenapa ya Allah, mual banget rasanya."

"Mungkin gue masuk angin kali ya."

Dhira masih terbaring di kobong, ntah mengapa badannya lemas, kepalanya pusing dan mual-mual. Mungkin dirinya sedang masuk angin, tetapi dari semalam tak kunjung membaik malah sama saja. Dhira ingin muntah lagi sekarang, indera penciumannya kenapa tiba-tiba sangat menjengkelkan sekarang.

"Ra, kamu kenapa? Kok wajah kamu pucet banget?" tanya Farida.

"Gue mau ke kamar mandi, gue gak kuat."

Karena sudah tak kuat menahan mual, Dhira langsung bergegas ke kamar mandi. Di lapang Dhira dan gus Akbar sempat saling menyapa, namun tidak sempat mengobrol. Gus Akbar yang melihat Dhira dengan wajah pucat dan badannya lemas langsung ke ndalem memberi tahu temannya, sesampainya di ndalem kata ning Syarifah bahwa gus Ibnu sedang ada urusan di luar.

Laila dan Farida yang khawatir dengan kondisi Dhira langsung lari menyusul ke kamar mandi. Mereka takut terjadi apa-apa kepada temannya itu. Sesampainya di kamar mandi, mereka berdua sontak kaget saat melihat Dhira yang sudah tak sadarkan diri. Mereka langsung berteriak meminta tolong.

Tubuh mungil Dhira langsung di gendong ke UKS, setelah di periksa mereka semua terkejut.

"Dokter gimana keadaan teman saya?" Farida sudah tak karuan sekarang, ia tidak bisa tenang.

"Farida, tenanglah. Biarkan dokter yang memeriksanya," ujar ning Zahira.

Ada banyak orang di sana, ada juga yang melihat lewat jendela.

"Begini ning, setelah saya periksa Dhira sedang tidak sakit tetapi Dhira sedang hamil," jelas dokter.

Semua yang ada di sana langsung tercengang dan sangat kaget, Dhira hamil? Bagaimana mungkin, dia kan belum memiliki suami.

"Gak dok, dokter pasti salah. Coba dok periksa lagi, Dhira tidak mungkin hamil dok," keukeuh Farida.

"Iya dok, Dhira tidak memiliki suami."

Ning Zahira yang mendengar itu langsung menahan emosi dan mengepalkan kedua tangannya.

"Kalau gak punya suami, hamil di luar nikah kali."

"Idih gak tahu malu ya, cantik-cantik tapi murahan."

"Malu-maluin diri sendiri."

Dhira yang baru saja sadar dari pingsan langsung mendengar perkataan yang sangat menyakitkan, mereka tidak tahu bahwa gus Ibnu adalah suaminya dan dia tidak terima jika di anggap rendah oleh orang. Dhira langsung bangkit dari blangkar dan langsung keluar.

"Tutup mulut kalian, gue gak serendah itu!!"

"Ngelak banget kamu, murahan banget sih jadi orang."

Dhira yang merasa terhina hari ini sakit sakit hati dan jengah, terlebih dirinya sedang berada di kerumunan orang-orang. Ibnu yang baru saja sampai langsung memarkirkan mobilnya di parkiran, keningnya mengkerut saat pertama kali ia lihat ada kerumunan di Uks. Gus Akbar yang tengah menunggu kedatangan gus Ibnu langsung menjelaskan semua yang terjadi.

Takdir Cinta Naadhira [TAMAT✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang