Part 5

377 49 5
                                    

Semilir angin malam membuat Seokjin semakin mengeratkan tubuhnya dikursi ayunan belakang rumah, ia sedang memainkan salah satu game di ponsel nya. Ini juga kegiatan rutin yang selalu ia lakukan ketika pulang dirumah, bermain game di belakang rumah, duduk diatas kursi ayunan, dengan minuman soda dan juga beberapa cemilan. Sejujurnya, Seokjin lebih menyukai alkohol namun dirumah ini, Seokjin akan memiliki batasan dalam meminum minuman beralkohol.

"Yaisssshhh" Omel Seokjin sendiri dengan ponsel di tangan nya.

"Apakah ini yang kau lakukan setelah memainkan game ini selama 2 tahun? Kau benar - benar payah, Kim Seokjin. Lakukan dengan benar!"
Benar! Ia memiliki kebiasaan memaki diri sendiri ketika bermain game. Entah kenapa mulutnya seakan otomatis merangkai sumpah serapah untuk dirinya sendiri.

"Kim Seokjin-ssi"
Panggil seseorang membuat Seokjin langsung berdiri dari duduknya. Ia langsung tahu siapa yang memanggilnya dengan sebutan ssi dirumah ini, jika bukan Irene yang sedang menginap dirumah nya.

"Ya?" Jawab Seokjin bak anak kecil yang dipanggil oleh gurunya, membuat Seokjin memukul mulutnya sendiri.

Irene mendekat kearah Seokjin, dan duduk dikursi ayunan yang tadi dipakai oleh Seokjin. Ukuran nya memang di desaign untuk dua orang, namun Seokjin sedikit canggung untuk duduk disebelahnya.

"Duduk saja, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu" Bukan nya duduk Seokjin malah mencari kursi lain, setelah menemukannya ia lalu membawa kehadapan Irene. Mereka duduk berhadapan meskipun Seokjin sedikit menjauh. Irene hanya tersenyum melihat bagaimana kakunya seorang Kim Seokjin.

"Hm, aku ingin meminta maaf karena tidak menyapamu dengan baik. Dan sekarang sedang membuat kekacauan dirumahmu"

"Tidak perlu khawatir, lagipula ini juga ide ibuku. Jadi tidak sepenuhnya kesalahan mu"
Seokjin menjawab meskipun ia sangat terlihat menghindari kontak mata dengan Irene. Sama saja dengan Irene yang sedari tadi menunduk walaupun sesekali melihat kearah Seokjin demi menghormati lawan bicaranya.

Mereka berdua diam, membiarkan angin bersuara meniup dedaunan dari pohon yang ada dirumah Seokjin, bahkan terdengar juga suara gonggongan anjing tetangga yang entah kenapa tidak diam sedari tadi. Irene berulang kali menyisipkan rambutnya karena gugup, begitu juga dengan Seokjin yang memainkan ujung kursi. Meskipun mereka saling berhadapan sangat terlihat sekali jika keduanya terlibat kecanggungan.

"Sangat aneh bukan"
Celetuk Irene. "Kau dan aku bahkan tidak pernah berbicara ketika bertemu disebuah acara, lalu sekarang kita duduk berhadapan dirumahmu"

Seokjin hanya menganguk.
Didalam otaknya ia ingin sekali berkata atau mengingatkan jika mereka berdua pernah berbicara dengan berhadapan seperti ini, meskipun diantara meja besar untuk briefing. Seokjin ingat betul bagaimana ia melihat wajah Irene yang serius mendengarkan arahan sambil membaca tulisan yang berada ditangan mungilnya, Seokjin ingat bagaimana Irene berkata kepadanya jika ia akan mengatakan part ini diatas panggung nanti. Seokjin mengingat setiap detilnya.

"Hm harus kah aku memanggilmu, Sunbaenim?" Celetuk Irene lagi.

"Tidak perlu jika kau merasa tidak nyaman"

Terdengar Irene menghela nafas kasar, "Aku takut menimbulkan masalah lagi" Seokjin sedikit melirik Irene yang menatap arah langit, mungkin Irene menyukai langit hitam kekuningan karena cahaya bulan yang sedang terang hari ini. Hembusan angin meniup wajah Irene dengan tidak sengaja membuat Seokjin merinding. Apakah dia tidak melakukan operasi sama sekali? Itu hal normal untuk idol tapi Irene benar - benar tidak bisa dikatakan manusia, kecantikan nya bak dewi.

Merasa orang sedang menatapnya membuat Irene mengalihkan pandangan Seokjin langsung kalang kabut, ia malah berbalik melihat langit kali ini. "Aku mengetahui scandalmu, dan semoga masalahmu cepat selesai"

The ScandalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang