Sudah lebih dari satu bulan kejadian yang menegangkan kemarin terjadi, Seokjin sudah kembali ke ibu kota untuk kembali bekerja. Ia sudah seperti melupakan kejadian sebulan lalu, ia hanya fokus bekerja sekarang. Jadwal mereka sangat padat, Seokjin dengan member nya banyak sekali jadwal luar negeri yang membuat ia tidak bisa istirahat. Tidak apa, setidaknya 3 minggu kemarin sudah dimanfaatkan Seokjin untuk beristirahat merilekskan pikiran.
Seokjin kembali ke dorm sudah 3 hari yang lalu, namun ia masih sendiri disini karena beberapa member masih belum pulang dan ada juga yang memilih untuk tinggal di apartment pribadi, tidak masalah mereka hanya perlu berkumpul lusa karena mereka butuh latihan juga briefing. Seokjin melakukan kegiatan nya seperti biasa, memasak untuk dirinya sendiri, bermain game dan sesekali membuat lirik lagu siapa tau Namjoon bisa membantu mengerjakan sebuah lagu nanti.
Dering ponsel miliknya membuat Seokjin akhirnya bangkit memutuskan untuk menerima panggilan itu dari managernya.
"Ya, Hyung. Ada apa?""Bisakah kau bersiap untuk menuju agency? Ada yang harus dibicarakan. Aku segera menuju tempatmu sekarang"
Seokjin menyerngit. Ia tidak memiliki janji apapun dengan agency nya, dan sangat jarang ada pertemuan mendadak kecuali hal mendesak seperti scandal misalnya. Tetapi tidak mungkin ia terlibat namanya masih bersih sampai detik ini.
"Tentu saja aku bisa, aku akan bersiap"
Setelah menutup ponsel nya, Seokjin langsung bergegas dan memakai baju rapi. Entahlah dia hanya punya feeling jika pertemuan ini sangat serius dan mendesak. Seokjin berulang kali memastikan group obrolan bersama membernya namun tidak ada satupun yang berbicara. Apakah hanya Seokjin yang akan pergi kesana?•••
Seokjin sudah sampai didalam agency namun manager nya sendiri juga tidak tahu menahu mengapa ia harus menemui petinggi di agency. Pikiran Seokjin menguar kemana - mana mengingat apa yang ia lakukan, apakah ada kesalahan. Nihil Seokjin tidak menemukan nya.
Itu beberapa menit yang lalu, hingga ia mematung ketika melihat badan mungil ringkih didalam ruang pertemuan yang nampak tidak berdaya. Perempuan yang sebulan lalu berada dirumah nya karena perudungan, Seokjin sampai tidak sanggup melangkah kedalam karena perasaan nya tidak karuan ketika melihat wartawan dari media terkenal juga duduk disana.
Tubuh Seokjin rasanya lemas sekali, ia tahu kemana arah percakapan ini.
"Seokjin-ssi, akhirnya kau hadir. Silahkan"Manager laki laki itu lalu menuntun Seokjin untuk duduk dihadapan perempuan yang nampak menundukkan kepala itu. Pandangan Seokjin beralih kepada petinggi agency nya yang seperti baru saja melihat beberapa berkas ditangan nya.
"Seokjin-ssi, kau tau apa yang kau lakukan?" Seokjin menggeleng membuat petinggi itu melepas kacamatanya sambil menghela nafas. Ia berdiri dan memberikan berkas kehadapan Seokjin dan managernya, itu berisi Seokjin dengan perempuan didalam mobil, lalu foto kedua terlihat mereka berdua akrab berbicara di taman belakang rumah dan juga si perempuan keluar dari rumah dijemput oleh mobil. Iya, itu adalah rumah milik Seokjin.
"Sejak kapan kau berkencan dengan Irene-ssi?" Seokjin memandang Irene yang masih saja diam seperti akan menangis.
"Tidak. Ini salah paham aku bisa menjelaskan semua"
Petinggi itu tertawa sekilas."Bagaimana kau bisa menjelaskan hal yang sudah kuat seperti ini? Ada seorang perempuan keluar dari rumahmu"
Seokjin menelan ludah."Iya tapi aku bisa menjelaskan jika ini salah paham, karena pada kenyataan nya aku tidak sama sekali akrab dengan Irene-ssi"
"Tidak akrab sampai anda membawa ia kedalam taman rumah anda, dan keluar dari rumah anda hari esok? Aku tidak yakin semua orang akan menerima alibi itu" Kini wartawan juga ikut mendesak Seokjin, Seokjin juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia tidak sama sekali melakukan diskusi dengan managernya.
Ruangan itu diam selama 6 menit sampai akhirnya wartawan itu angkat bicara. "Baiklah. Jika memang kedua belah pihak tidak mau membayar kompensasi aku akan tetap menerbitkan foto ini. Dan aku tidak bertanggung jawab atas karier dari kedua belah pihak"
Wartawan itu hendak pergi namun Irene menghentikan nya."Tidak! Kau bisa menghancurkan hidupku tapi tidak dengan orang lain. Aku bersungguh - sungguh, aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Seokjin-ssi, dia juga mengatakan hal yang sama bukan? Aku pergi kesana karena kakak ipar Seokjin-ssi adalah teman baikku"
Kini Irene sudah mulai menangis, ia bahkan menyatukan tangan nya memohon untuk mereka mendengarkan nya."Kalian bisa mengatakan jika aku pergi kesana menemui kakak ipar Seokjin-ssi, ia tidak terlibat sama sekali disini"
"Dengan foto seperti ini bagaimana mereka mau percaya?" Jawab wartawan itu remeh lalu meninggalkan ruangan.
Seokjin tidak bisa diam saja, namanya juga terseret ia juga harus membantu Irene. "Bukankah kita disini karena ingin berdiskusi? Kenapa kita harus datang jauh - jauh menuju agency jika hanya untuk tetap menerima mereka meluncurkan foto itu?"
"Bayaran yang mereka mau terlalu tinggi, karena kalian berdua merupakan big 3 group sehingga sulit bagi kami untuk menebusnya"
Seokjin menyadari jika mereka berdua sama sama group yang terkenal. Mereka adalah group dari tiga besar yang akan ditunggu setiap kemunculan nya, bagaimana tidak ini bisa menguntungkan pihak wartawan."Lalu apa rencana nya?"
Jawab Seokjin menyerah."Tidak ada pilihan lain, berita ini akan dikonfirmasi. Dan kalian berdua akan dikonfirmasi putus setelah beberapa bulan, lalu mereka akan melupakan kejadian ini"
Sebenarnya Seokjin setuju, karena dibanding ia harus membayar dengan jumlah yang banyak dimana ia juga tidak memiliki nominal tidak masuk akal ini. Agency juga tidak sebaik itu untuk menutupi skandal rumit dari artis mereka, jika dikonfirmasi berita itu akan cepat turun.Namun semua imbas akan banyak tertuju kepada Irene, sisi perempuan cenderung lebih banyak disalahkan karena dinilai merebut idola mereka. Apalagi Irene baru beberapa bulan yang lalu juga menerima scandal yang tidak ringan, Seokjin berusaha menempatkan Irene terlebih dahulu. Tidak ada yang mendorong nya entah kenapa hatinya selalu merasa kasihan kepada Irene.
Seokjin menatap kearah Irene "Aku akan mendengarkan pendapat Irene-ssi karena bagaimana pun mungkin nanti yang paling dirugikan"
Irene mendongak menatap Seokjin kemudian kearah manager dan petinggi dari agency nya yang satu pendapat dengan agency Seokjin. Karena tidak ada jalan yang bisa menguntungkan kedua belah pihak selain dikonfirmasi, jika denial pun nama Irene akan tetap menjadi trending pembicaraan orang banyak.
"Jika itu jalan terbaik aku akan mengambilnya, aku akan menanggung nya""Kita akan melindungimu" Entah kenapa Seokjin meluncurkan perkataan itu dari mulutnya. "Jika sesuatu terjadi padamua, katakan saja kita bisa membawa nya keranah hukum"
Irene melirik managernya yang juga menganguk, memang sudah tugas agency untuk melindungi semua artis nya.
"Baiklah, semua sudah clear. Kita tinggal menunggu foto itu keluar dan segera dikonfirmasi. Setelah itu kalian akan berkerja seperti sedia kala. Kau menerima nya kan, Irene-ssi?"
Irene menganguk mantab.
"Iya aku menerimanya"— Bersambung. —
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandals
FanfictionHidupku semua pada tempat nya hingga semua berputar menjadi bomerang menusukku, tidak ada pilihan lain yang bisa kulakukan. Selain menerima hukuman dari kesalahanku sebagai manusia. Cover Cr on Printerest.