Part 2

399 48 0
                                    

Aku meremas kepalaku beberapa kali, rasanya ingin kupecahkan sehingga aku bisa menghilang dari masalah ini. Bukan bermaksut tidak bertanggung jawab, tapi ini semua diluar dugaanku. Jika saja kakiku tidak sakit, jika saja aku tidak memberikan saran kepada orang lain, mungkin saja aku tidak bergetar ketakutan disini sambil membaca beberapa komentar disebuah artikel. Orang terdekatku sudah mengatakan untuk tidak membaca hal lain ketika seperti ini, namun aku malah keukeuh tetap membaca.

Permohonan maaf juga sudah kulakukan di akun social mediaku, aku mengatakan jika aku menyesal dan sangat bodoh sampai membuat orang lain rugi karenaku. Aku seorang artis, seseorang yang dibayar untuk membentuk sebuah image, lalu kenapa aku membantah? Pada awalnya memang semua salahku.

"Kau baik-baik saja, Unnie?"
Kim Yerim sedang duduk mendekatiku yang masih saja berdiam diri dibalkon untuk menenangkan pikiran.

"Kau sudah makan, Yerim-ah?" Aku bertanya balik. Tugas memasak adalah tugasku sedangkan sejak pulang dari sore aku hanya berdiam disini. Mematung tidak mengerti apa yang akan terjadi setelahnya.

"Unnie, dirumah ini semua adalah perempuan dewasa, kau tak perlu takut kami kelaparan.  Aku kemari karna khawatir bukan untuk meminta makanan"
Selama beberapa tahun hidup dengan mereka, dan merupakan member paling tua diantara mereka sudah membuat diriku merasa seperti memiliki tanggung jawab sebagai ibu bagi semua member. Aku selalu memastikan mereka aman dan nyaman selama di dorm atau bahkan saat kembali kerumah masing-masing. Sudah menjadi kebiasaan saja.

"Aku baik-baik saja?" Aku terkekeh sedikit. "Entahlah, atau mungkin karirku akan berhenti disini. Kau tau ini peringatan, karena perempuan sepertiku sudah terlalu tua untuk menjadi member dari girlgroup"

"Unnie! Kau tidak boleh berbicara seperti itu. Semua akan baik-baik saja, lagipula siapa yang membuat peraturan batas umur untuk menjadi idol? Tidak ada sama sekali, siapapun didunia dan berapapun usianya semua mendapatkan hak yang sama. Kau tidak boleh berbicara begitu, Unnie"

Aku hanya tersenyum, Yerim memang selalu menggemaskan. Ia merupakan member paling muda diantara kami semua. Meskipun usianya tidak lagi muda Yerim tetap akan menjadi bayi selamanya untuk kami berempat. Ia akan marah ketika salah satu dari member mengalami kepercayaan diri yang kurang. Ia seperti therapy psikis yang selalu rutin mengecheck mental dari semua member yang ada dengan nya.

"Iya maafkan aku, pergilah kedalam"

"Unnie, sedang mengusirku?"

Aku mengambil bantal di kursi balkon dan melemparnya pada Yerim karena ia sudah memulai tatapan mesum yang selalu ia buat-buat. Terkadang aku sedikit takut dengan anak kecil ini. Yerim yang menerima tinjuan dari bantal langsung berteriak sambil berlari masuk kedalam.

"Behentilah membaca komik yang tidak jelas!" Teriakku sambil terkekeh lalu mengikuti Yerim masuk dan menutup pintu balkon. Kuharap ber-bersih diri adalah pilihan paling tepat untuk dilakukan saat ini.

**

Sementara itu, disebuah dorm milik idol laki-laki sudah sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. Walaupun mereka masih berkumpul diruang tengah untuk sekedar bercengkrama. Mereka baru saja menyelesaikan tour konser dan memilih untuk beristirahat di dorm karena terlalu lelah untuk pulang menuju rumah masing masing.

"Benarkah? Aku tidak pernah menyangka soal gosip satu ini" Sahut Hoseok, ia merupakan member paling update soal idol lain. Ia adalah member paling tahu tren yang sedang dilakukan oleh idol lainnya, atau bahkan ia sampai tahu siapa saja idol yang sudah tertangkap sedang berkencan.

"Berhentilah mengurus, urusan orang lain" Balas Namjoon sambil mencari highlight soal nama group nya. Ia paling suka mencari hal apa yang dilakukan oleh fans mereka, dan perasaan mereka setelah tour. Tidak seperti Hoseok yang selalu update soal gosip.

"Aku tidak mengurusnya, aku hanya membaca sebagai hiburan saja. Tapi gosip satu ini sungguh diluar perkiraan. Aku bahkan tidak menyangka soal ini, perempuan ini kan baik sekali?"

"Memangnya siapa, Hyung?" Member paling muda mereka berjalan mendekati Hoseok untuk mengetahui siapa yang mereka bicarakan, Jungkook sedikit mengintip kearah ponsel milik Hoseok kemudian membaca memindai, mulutnya bahkan sambil mengunyah makanan.

"Oh, bukankah Seokjin Hyung mengenal orang ini?" Celetuk Jungkook.

"Oh, benar. Mereka berdua pernah melakukan MC bersama" Tambah Hoseok sambil melihat kearah Seokjin yang asik memainkan game pada monitor di ruang tengah mereka. Seokjin sedang asik bermain game dengan Jimin, mereka sama-sama gila soal permainan online satu itu.

"Katakan saja siapa, aku tidak punya waktu untuk membaca artikel"

"Irene-ssi"

Seokjin mematung, faktanya perempuan itu merupakan salah satu perempuan yang membuatnya salah tingkah sepanjang konser yang dilakukan disalah satu music show. Seokjin memang bukan pertama kalinya berdebar dekat dengan perempuan, namun Irene berbeda baginya. Seokjin menilai Irene terlalu cantik untuk perempuan biasa, ia sangat cantik dan wangi. Seokjin bahkan sampai mengingat semua yang ada pada Irene.

Sampai pada suatu hari Seokjin mendapat kesempatan melakukan pekerjaan dengan Irene, ia hanya tau jika akan bekerja dengan teman satu line nya. Namun ia semakin kaku ketika teman nya itu membawa Irene bersamaan masuk kedalam ruangan briefing, Seokjin hanya berkenalan dengan sekilas. Bahkan mereka tidak banyak berinteraksi karena tidak terlalu mengenal, lagipula Seokjin juga terlalu gugup untuk berinteraksi dengan perempuan itu. Melihatnya tersenyum karena candaan yang sengaja dibuat Seokjin saja sudah membuat ia mengingatnya sampai detik ini.

"Ia melakukan apa?" Tanya Seokjin masih berusaha fokus pada permainan di monitor.

"Katanya ia melakukan pembulian terhadap salah satu stylist. Menurut Hyung bagaimana?" Balas Hoseok, Hoseok sendiri juga merupakan fans dari girlgroup itu. Mungkin karena itu ia menjadi sangat ingin tahu sisi perspektif dari Seokjin yang notabene pernah mengenal atau bahkan berinteraksi dengan Irene.

"Kau kira aku manager nya? Mana aku tahu"

"Hyung kan mengenalnya" Tambah Jungkook dengan santai mengambil snack yang ada diatas meja. Teman apa? Bahkan mereka tidak mengatakan apapun kecuali menyapa tanda menghormati kehadiran satu sama lain.

"Aku tidak pernah berbicara dengan nya, aku hanya berbicara pada Chanyeol saja. Lagipula aku tidak ingin mengambil resiko untuk terlalu mengenal perempuan idol. Jika kalian ingin tahu, tanyakan saja pada manager nya"

"Kita kan hanya bertanya? Kenapa Hyung menjadi sinis?" Seokjin tidak sadar jika dirinya bahkan mengomel banyak seperti tidak suka jika topik ini diangkat dalam pembicaraan, dirinya salah tingkah. Padahal Irene sama sekali tidak ada disini, member nya hanya menyebut nama perempuan itu.

"Aku... Biasa saja. Sudahlah aku jadi kalah karena berbicara dengan kalian. Aku akan menelfon ibuku saja, sana lanjutkan permainanku" Seokjin berjalan menjauh meninggalkan keenam membernya yang masih asik dengan kegiatan mereka. Seokjin akan lari kedalam kamar sebelum membernya sadar jika Seokjin sedang salah tingkah, bisa hilang semua image yang ia bangun selama ini.

"Hyung! Kau bahkan belum menyelesaikan babak ini" Teriakan Jimin hanya angin lalu, Seokjin berusaha tuli dan berlari kedalam kamar.

— bersambung. —

The ScandalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang