Kini akhirnya Joohyun mengingat semua kejadian yang terjadi semalam bersama dengan Seokjin, Joohyun tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri karena bertindak bodoh. Seokjin sudah berangkat bekerja sejak tadi, ia terpaksa meninggalkan Joohyun sendiri di apartemen nya karena harus melakukan pekerjaan. Joohyun masih duduk di sofa dengan televisi menyala meskipun ia sama sekali tidak melihat kearah televisi karena masih memikirkan betapa bodoh dirinya kemarin malam, hingga sakit kepalanya mulai memenuhi kepala nya kembali.
Ponsel milik Joohyun berdering didalam tas mungil nya, ia buru - buru mengambil ponsel miliknya sambil penasaran siapa yang menghubungi dirinya. Joohyun melihat beberapa panggilan dari Suho namun ia terlalu malas untuk menghubungi balik karena Seokjin mengatakan kepadanya untuk menjaga jarak dengan Suho. Entah kenapa Joohyun merasa jika hal itu benar meskipun masih ada yang janggal baginya.
"Oh! Oppa!" Joohyun segera menjawab panggilan baru dari sang manager.
"Aku akan mengirimkan lokasi ku. Tolong jemput aku, Oppa"
Joohyun kemudian menutup ponsel nya dan segera bangkit untuk pergi meninggalkan apartemen Seokjin. Tidak lupa ia melipat rapi baju yang sudah dipinjam paksa oleh Joohyun kemarin malam. Joohyun memukul sedikit baju itu karena ia malu untuk mengingat hal memalukan itu lagi.***
Joohyun sudah kembali di kantor agensi nya, ia memenuhi beberapa panggilan dan latihan vokal rutin yang tetap dilakukan meskipun ia dan para anggota nya belum memiliki rencana comeback. Joohyun menghabiskan waktunya selama 3 jam didalam ruang latihan vokal bersama dengan guru vokal sejak masa ia trainee, Joohyun sudah mengenal nya dengan baik, pelatih vokal nya bahkan sudah hafal dengan jenis vokal yang dikuasai oleh Joohyun.
"Joohyun-ah, kudengar kau akan debut? Dan kudengar Suho-ssi akan menjadi producer nya?"
Joohyun menarik nafas nya, harusnya kemarin setelah dealing dengan para investor dia bisa mengumumkan debut nya. Namun mengingat bagaimana kejadian semalam membuat Joohyun kembali berfikir dan sebaiknya tidak melakukan debut solo dalam waktu dekat. Joohyun hanya tersenyum bingung harus menjawab seperti apa.
"Kau harus hati - hati dengan dia" Joohyun sedikit terkejut dengan peringatan guru vokal terhadap nya, ia pun kini mulai penasaran.
"Kenapa?"
"Yang kudengar dia memang suka membantu orang lain untuk debut, itu niat yang baik. Tapi dia juga bukan laki - laki yang mempunyai kekuatan sebesar itu di bidang bisnis, dia hanya anak kecil yang berusaha untuk memanfaatkan teman ayah nya demi mendapatkan pujian. Jadi semoga hal ini tidak terjadi denganmu, kau harus berhati - hati, Joohyun-ah"
Joohyun semakin penasaran, "Memang apa yang akan dia lakukan?"
Guru vokal nya hanya mengedikkan bahu, ia terlihat berfikir menemukan kata - kata yang bagus untuk mengatakan nya kepada Joohyun. "Entahlah, yang kutahu para orang tua gila harta dan jabatan itu tidak mungkin mau berinvestasi dengan gratis. Maka dari itu kau harus hati - hati, aku tahu kau adalah teman baik nya, tapi semua orang itu berubah, Joohyun-ah"
Setelah Joohyun mendapatkan informasi itu, pikiran nya semakin yakin jika ia tidak akan melanjutkan debut nya. Ia akan berhenti disini sebelum semuanya menjadi semakin kacau. Joohyun sudah menghancurkan karir nya kemarin, ia tidak mau melakukan hal gila lagi, semua pengorbanan selama masa muda nya akan sia - sia dan Joohyun tidak mau itu terjadi. Pikiran itu terus berputar sampai Joohyun sudah berdiri didepan studio milik Suho. Genggaman tangan Joohyun mengerat karena ia sedang sendiri untuk meyakinkan diri membatalkan mimpi nya yang sudah di depan mata.
Baru saja Joohyun ingin mengetuk pintu itu sudah terbuka, Joohyun langsung memasang senyum yang sedikit dipaksakan.
"Joohyun-ah, baru saja aku ingin menemuimu untuk membicarakan sesuatu"
Joohyun menganguk, "Ya. Aku juga ada sesuatu yang ingin kubicarakan"
Joohyun dan Suho kini sudah duduk di sofa nyaman milik Suho didalam studio rekaman nya, Suho sedikit menyingkirkan beberapa berkas yang berantakan di meja. Suho juga memberikan minuman soda kepada Joohyun.
"Aku ingin meminta maaf soal kemarin, semua menjadi berantakan. Aku sudah mengatakan kepada para investor itu agar mereka kembali mengadakan pertemuan di tempat yang layak dan akan membaca resume yang akan kau berikan. Jadi rencana kita-"
"Suho, aku tidak ingin melanjutkan ini semua" Potong Joohyun sebelum Suho mengatakan hal lebih banyak. Suho tentu saja terkejut dia bahkan sampai tidak mengucapkan satu perkataan apapun.
Joohyun melihat kearah mata Suho. "Bukan berarti aku tidak mempercayaimu sebagai temanku, hanya saja aku ingin semua berjalan dengan natural. Aku tidak ingin terburu - buru, semua lagu yang kubuat juga masih membuatku ragu. Maafkan aku"
"Joohyun-ah, jika kau berubah pikiran karena kejadian kemarin malam. Aku meminta maaf karena memang itu salahku, tidak seharusnya aku membawamu ke tempat seperti itu. Mari kita coba dengan benar kali ini" Suho mulai mendekat kearah Joohyun untuk memohon, ia bahkan hampir memegang tangan Joohyun dan akhirnya membuat Joohyun tidak nyaman. Perempuan itu langsung berdiri dari sofa.
"Tidak, kau tidak sepenuhnya salah. Aku juga sepenuhnya salah disini karena terlalu terburu - buru mengambil keputusan. Lagi pula tidak ada yang dirugikan, kita belum mengatakan ini kepada agensi, investormu itu juga belum setuju. Jadi mari kita batalkan saja"
Joohyun kemudian mengambil tas miliknya yang jatuh di sofa, "Aku permisi"
Setelah itu Joohyun pergi meninggalkan Suho yang masih duduk di sofa, ia melewati Suho begitu saja. Joohyun sudah tidak mau berurusan dengan Suho, entah kenapa ia menjadi takut sendiri, ditambah ia tahu bagaimana Suho sangat menyukainya.
"Apa Seokjin-ssi yang melarangmu"
Joohyun berhenti mematung sambil memegang gagang pintu studio Suho, ia tahu Suho akan membawa Seokjin dalam masalah ini. Apalagi jelas kemarin adalah Seokjin yang menjemput Joohyun paksa saat bersama dengan Suho.
"Dia tidak tahu apapun soal keputusanku, jangan membawa namanya"
Suho tersenyum, Joohyun dapat melihat dari ekor matanya jika Suho berdiri dan memasukkan dua tangan nya pada saku celana. Joohyun bahkan mendengar tawa mengejek dari Seokjin.
"Orang kaya baru semacam Seokjin itu tahu apa tentang bisnis? Kenapa juga kau selalu menuruti semua kemauan nya, kau hanya mengenalnya selama beberapa bulan, sedangkan aku? Kau mengenalku sudah hampir 6 tahun, Joohyun-ah" Oceh Suho tidak terima.
Joohyun menutup matanya frustasi, ia tidak mau membawa Seokjin dalam masalahnya. "Aku sudah mengatakan jika keputusanku tidak dipengaruhi oleh siapapun. Lagi pula..." Perempuan itu menggigit bibirnya sendiri karena tidak yakin dan gugup untuk melanjutkan kalimat nya, padahal Suho sudah menunggu dibelakang nya.
Joohyun membalikkan tubuhnya, "Inti nya saja, jangan bawa orang lain dalam masalah kita. Aku tidak dipengaruhi oleh siapapun"
"Kau pikir aku percaya setelah Seokjin menjadi sosok pahlawanmu semalam?"
"Pahlawan apa maksudmu?"
Suho tertawa, "Sosok pahlawan yang tidak mau gadisnya disentuh oleh lelaki lain, padahal seluruh orang juga tahu jika hubungan kalian palsu. Dia hanya terlalu nyaman karena kau tidak pernah memberinya batas"
"Kau melantur"
"Jika kau bisa memberikan kesempatan kepada Seokjin kenapa aku tidak?"
"Kesempatan apa yang kau maksud?"
Suho mulai berjalan mendekat, "Tentu saja untuk dekat dengamu, aku sudah berapa tahun menyukaimu dan kau tidak pernah memberikan aku kesempatan"
"Karena Seokjin memang kekasihku, aku memilih nya, aku menyukai nya. Itulah kenapa aku memberikan dia kesempatan dan bukan kau!"
Akhir kalimat Joohyun membuat Suho diam dan kesempatan nya untuk pergi dari hadapan Suho. Joohyun membuka pintu itu dan nampak terkejut seseorang sudah menunggu nya disana dengan wajah panik, dan nafas tidak beraturan nampak baru saja berlari. laki - laki itu juga sama memegang knop pintu yang sudah dibuka dengan Joohyun.
"Seokjin-ssi"
- Bersambung.-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandals
FanfictionHidupku semua pada tempat nya hingga semua berputar menjadi bomerang menusukku, tidak ada pilihan lain yang bisa kulakukan. Selain menerima hukuman dari kesalahanku sebagai manusia. Cover Cr on Printerest.