Mood dari laki laki bungsu keluarga Kim itu sangat memburuk, ibunya sama sekali tidak mendengarkan apa perkataan nya dan tetap ingin membawa perempuan asing pulang kerumah. Seokjin paham jika ibunya sangat baik dan gemar menolong siapapun, tetapi bukan begini maksutnya. Seokjin berulang kali melirik ibunya yang berada disebelah, dan melirik kaca spion untuk melihat perempuan yang sedang duduk dibelakang sambil menunduk. Ia bahkan menutupi wajah nya dengan rambut lurus sebahu itu.
"Kau jangan membuatnya takut" Ibu Seokjin sepertinya sadar sambil menepuk pelan lengan anak laki-lakinya.
"Jangan salahkan aku jika kita terlibat masalah nanti, bu" Jawab Seokjin.
"Ibu bahkan tidak pernah memikirkan apa yang menjadi masalahmu. Semua akan baik-baik saja, kita hanya menolong. Sudah cepat pulang dan kau akan tahu kenapa ibu menolong nya" Lanjut Ibu Seokjin terus menyuruh Seokjin diam dan meneruskan perjalanan menuju rumahnya, Memang siapa yang ditolong oleh ibunya ini?
Perjalanan sudah selesai sampai Seokjin memasukkan mobil hitam yang ia beli beberapa tahun lalu kedalam garasi besar miliknya, disana terdapat mobil mewah milik Seokjin lainnya. Sayang sekali hanya terparkir atau mungkin sekali dua kali dipakai saat sedang melakukan service mobil. Setelah Seokjin memakirkan mobil dengan benar, Ibu Kim sudah buru-buru untuk membantu perempuan itu turun dan memeluknya masuk kedalam rumah. Bahkan ibunya mengidahkan kehadiran anak laki-lakinya sendiri, walaupun ibunya selalu menyuruh Seokjin pulang, jika ada orang lain. Seokjin akan dilupakan.
Seokjin masih diam saja dan mengikuti langkah sang ibu yang membimbing perempuan itu duduk dikursi ruang tengah mereka.
"Disini kau akan aman, tenang saja"
"Maafkan aku" Lirih perempuan itu ketika Ibu Kim memegang kedua tangan mengigil dan bergetar seperti ketakutan. Sebenarnya mengapa perempuan ini?
"Kenapa kau meminta maaf? Kau tidak merepotkan, sudah tenanglah kau aman disini" Ibu Kim menepuk dan mengusap kepala perempuan itu dengan sayang. Seokjin hanya bisa melihat punggung perempuan itu dan tatapan khawatir dari ibunya. Apa perempuan ini benar dalam bahaya?
"Seokjin-ah! Jangan diam disitu, ambilkan dia minum!"
Seokjin dari tadi hanya diam dibalik dinding lalu berjalan menuju dapur mengambilkan satu gelas air mineral untuk tamu asing sang ibu. Seokjin masih saja menggerutu namun ia bukan tipikal anak yang membangkang kepada orang tua jadi ia hanya menurut saja. Setelah selesai Seokjin berjalan kearah ruang tamu dimana ibu dan perempuan asing itu masih saja saling berpegangan tangan.
"Ini air nya"
Ucap Seokjin sambil memberi satu gelas air yang ia bawa kepada sang ibu.Detik kemudian Seokjin hanya bisa diam mengetahui siapa perempuan yang ibunya tolong ini, yang duduk dihadapan nya dengan keadaan menggigil. Ia adalah perempuan yang sempat ia temui beberapa waktu lalu, yang berhasil sedikit membuat detak jantung Seokjin bekerja terlalu cepat, bahkan hal itu terjadi lagi sekarang.
"Irene-ssi?"
Panggil Seokjin membuat perempuan itu semakin menunduk."Kau mengenalnya?" Tanya balik ibu Seokjin
"Kenapa kau bisa ada disini dan ketakutan? Kemana managermu?" Cerca Seokjin membuat perempuan itu semakin menunduk takut. Peka dengan keadaan membuat ibu Seokjin akhirnya memukul pelan lengan anak laki - lakinya.
"Kau ini, dia masih terlalu terkejut dengan kejadian tadi. Biar ibu yang bercerita padamu. Ibu akan mengantarkan dia ke kamarmu untuk istirahat, bicarakan masalah ini nanti"
Mata Seokjin melebar.
"Kenapa harus kamarku?!""Dimana lagi? Lebih baik kau tidur dikamar kakakmu"
Seokjin semakin kesal, kenapa harus dia yang tidur dikamar kakaknya? Kini Seokjin merasa menyesal kenapa tidak memaksa ibu untuk membangun kamar extra dirumahnya. Jika begini ia yang akan menjadi tumbal
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandals
FanfictionHidupku semua pada tempat nya hingga semua berputar menjadi bomerang menusukku, tidak ada pilihan lain yang bisa kulakukan. Selain menerima hukuman dari kesalahanku sebagai manusia. Cover Cr on Printerest.