Mata cantik Joohyun terganggu ketika sinar kecil mengintip dari balik jendela, kamar masih terlihat gelap membuat cahaya itu menganggu meskipun kedua matanya masih tertutup. Joohyun berusaha untuk sadar namun kepala nya terasa seperti ditimpa dengan benda berat, ia melenguh merasakan sakit kepala nya. Ia bergerak membernarkan tubuhnya namun ia merasakan seseorang sangat dekat dengan nya. Ia sedikit membuka mata sampai Joohyun sadar, siapa yang sedang tidur nyenyak disamping nya. Joohyun hampir berteriak namun ia menutup mulutnya sendiri.
Joohyun bangun dari tidurnya melihat dirinya sangat kacau, bahkan dengan anting yang tinggal sebelah
"Tidak. Tidak mungkin" Gumam Joohyun sambil meraba tubuhnya sendiri, ia melihat pakaian nya yang sudah berganti dengan piyama biru kebesaran. Joohyun semakin panik, siapa yang memakaikan baju untuknya? Joohyun melirik pria disebelahnya yang tidak mengenakan atasan apapun.
Joohyun memukul kepalanya sendiri, "Bodoh! Ayo ingat lagi apa yang terjadi semalam, mabuk tidak mungkin membuat kau kehilangan kesadaran"
"Ah" Teriakan itu membuat Joohyun terkejut dan melihat kearah Seokjin. Ia juga bangun dan memegangin kepalanya.
Joohyun bertanya tanya, kenapa ia juga sakit kepala? Bukan kah kemarin Seokjin yang menariknya? Ia bahkan mendengar Seokjin mengeram marah kepada Suho.
"Kau sudah bangun"
"Seokjin-ssi.." Belum Joohyun berbicara Seokjin berjalan keluar kamar dengan keadaan shirtless, Joohyun sedikit canggung melihat kearah lain. Tapi ia sangat tahu Seokjin berjalan dengan sempoyongan. Kenapa lelaki itu tampak santai?
Joohyun memutuskan untuk ikut keluar kamar milik Seokjin di apartement, ternyata Seokjin sedang meminum obat pengar di meja makan sambil menekan nekan kepalanya.
"Seokjin-ssi, apa yang terjadi kemarin?" Tanya Joohyun sedikit gagap, ia takut membuat kesalahan berakhir canggung."Kau tidak mengingatnya?"
"Aku tentu saja ingat, hanya memastikan saja"
Seokjin menggeleng, ia membuang botol obat pengar kemudian mendekat kearah Joohyun, mendapat respon itu membuat Joohyun menciut mundur, sampai ia berhenti akibat membentur pinggiran sofa."Kau tidak ingin minum? Kepalamu hampir pecah bukan?"
Seokjin menyerahkan obat pengar itu kemudian duduk di sofa dengan santai menyalakan televisi."Kau nampak biasa saja, itu artinya kita tidak melakukan kesalahan. Itu benar sekali, dan bajuku? Tentu saja kau meminta bantuan Hani" Kesimpulan yang Joohyun bikin sendiri, sambil tertawa canggung. Ia berusaha sesantai Seokjin saat ini.
"Aku tidak meminta bantuan siapapun"
"Apa?!" Teriakan Joohyun menggelegar tapi Seokjin biasa saja sambil mengganti stasiun televisi dihadapan nya.
"Kau menggantinya sendiri, kau tidak ingat?"
•••
Kemarin malam...
"Hey! Kim Seokjin! Kau sejak awal selalu ikut campur dalam urusanku, pulang saja aku akan mengurus semuanya sendiri"
Joohyun terus merancau bahkan saat didalam mobil, Seokjin membimbing nya masuk kedalam apartment miliknya namun ia masih berusaha untuk kabur."Kita lakukan besok pagi, sekarang kau mabuk, kau harus istirahat" Jawab Seokjin.
"Aku mabuk tapi kau malah membawaku ke apartementmu, kau memang sangat mesum" Teriak Joohyun didekapan Seokjin karena Seokjin sedang berusaha untuk membuka pintu apartement nya.
"Aku tidak akan melakukan apapun padamu"
Seokjin membawa Joohyun masuk namun ia malah melepaskan diri dan membuang sepatu didepan pintu kemudian merebahkan diri di sofa seperti rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandals
FanfictionHidupku semua pada tempat nya hingga semua berputar menjadi bomerang menusukku, tidak ada pilihan lain yang bisa kulakukan. Selain menerima hukuman dari kesalahanku sebagai manusia. Cover Cr on Printerest.