Seokjin duduk bersimpuh dihadapan kedua orang tua Joohyun dengan canggung, bagaimanapun ini adalah pertemuan mereka untuk yang pertama kali. Seokjin berulang kali mengusap kakinya untuk mengurangi rasa gugup.
"Jadi berapa lama kalian berkencan?" Tanya Ayah Bae yang duduk berhadapan langsung dengan Seokjin. Ia melirik Joohyun yang duduk tepat disebelahnya.
"Tidak lama, namun pertemuan kami semakin intens setelah 10 bulan berkencan" Joohyun mendelik karena tidak percaya Seokjin sampai mengarang seperti ini.
"Jadi kalian baru saja memulai? Kenapa kau bisa menyukai putriku?" Tambah Ayah Bae yang nada berbicara semakin meninggi menunjukkan jika Seokjin tidak akan bisa bermain main dengan putri sulung keluarga ini.
"Ayah—" Cegah Joohyun untuk membantu Seokjin yang terlihat kuwalahan.
"Saya yang lebih dulu menyukai Irene-ssi, kami kebetulan bertemu saat melakukan perkerjaan. Sejak saat itu saya tidak bisa melupakan setiap detail percakapan kami berdua. Susah untuk mendekatinya, tetapi setelah mencoba akhirnya Irene-ssi mau menerima saya"
Joohyun hanya terdiam mendengarkan karangan indah milik Seokjin yang tentu saja semua tidak nyata. Joohyun takjub bagaimana Seokjin bisa masuk kedalam karangan nya hingga membuat Ibu Bae tersipu, jangan lupakan adik bungsu yang sudah kelimpungan hanya karena wajah tampan Seokjin.
"Ayah sudah cukup, biarkan Seokjin makan siang terlebih dahulu" Joohyun kini berusaha untuk mencairkan suasana kembali.
"Apakah ayah diluar sana akan bertanya hal itu? Ayah hanya berlatih saja karena Ayah tidak tahu bagaimana untuk berbicara dengan kekasih putri ayah"
Seokjin terdiam begitupun juga Joohyun.
"Kau membuatnya takut"
Celetukan Ibu Bae membuat semua tertawa canggung."Aku akan mempercayakan putriku kepadamu, Seokjin-ah. Lagipula aku tidak pernah meragukan pilihan putriku, apapun itu pasti yang terbaik dan membuat ia bahagia"
Seokjin sedikit membungkukkan badan "Saya akan melakukan yang terbaik"
Lama kelamaan makan siang kali ini sudah menemukan suasana hangat, Seokjin tidak sungkan melontarkan humor kepada keluarga Joohyun begitu juga sebaliknya. Namun Joohyun masih tetap merasa canggung, ia melirik Seokjin berkali kali, melihat laki laki itu tertawa dan juga bercerita dengan antusias. Sekelibat ia memikirkan bagaimana laki laki ini begitu baik, orang asing yang datang ke kehidupan Joohyun dengan waktu yang tepat seakan seperti malaikat penolong. Setidaknya apa yang dilakukan Seokjin saat ini bisa membuatnya berada diposisi yang aman.
"Seokjin-ah, karena ini sudah hampir malam bagaimana jika kau menginap saja disini. Besok pagi baru kembali ke Seoul" Tawar Ibu Bae yang menemani Seokjin dan Ayah Bae sedang memainkan catur di halaman belakang.
"Ya"
"Tidak"
Jawaban Joohyun dan Seokjin serempak namun tidak satu tujuan membuat kedua orang tua Joohyun bingung."Maksutku, bukankah kau ada urusan di Seoul yang mengharuskan kau pulang sekarang 'kan?"
"Tidak juga"
Balas Seokjin dengan tengil."Kau ini, bagaimana kau bisa tega membiarkan kekasihmu pergi ketika sudah gelap seperti ini. Kau tidak mengkhawatirkan nya?"
Joohyun melirik kearah Seokjin."Justru karena aku mengkhawatirkan nya, jadi aku ingin dia pulang sekarang dan menyelesaikan urusan nya" Joohyun menepuk pundak Seokjin sesekali berlagak merapikan rambut lebat Seokjin yang hampir menutupi matanya.
"Aku tidak masalah"
Joohyun melotot membuat Seokjin semakin suka menggodanya, entah sejak kapan perasaan menggoda Joohyun adalah kebahagiaan untuk Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandals
Fiksi PenggemarHidupku semua pada tempat nya hingga semua berputar menjadi bomerang menusukku, tidak ada pilihan lain yang bisa kulakukan. Selain menerima hukuman dari kesalahanku sebagai manusia. Cover Cr on Printerest.