Bab 7

3 1 0
                                    

Weekend adalah waktunya untuk bermalas-malasan. Khansa yang baru pulang pukul delapan pagi pun memilih menenggelamkan tubuhnya di balik selimut. Tubuh dan pikirannya sedang amat lelah. Bukan hanya bergelut di rumah sakit semalam, juga karena ia terus saja terbayang kisah yang diceritakan Bima padanya.

Khansa mencoba memejamkan matanya dan terlelap dalam buaian lembutnya ranjang. Namun, sudah setengah jam ia balik sana-sini, ternyata ia tak juga tidur. Malah, kantuk seakan menjauh. Padahal, semalam ia hanya tidur dua-tiga jam saja. Ada sekeluarga yang datang karena keracunan makanan di pukul 12 sehingga membuat ia harus terjaga. Dan sekarang, bayangan sialan itu malah menganggu waktu istirahat yang sangat berguna.

Lelah memaksa mata untuk terpejam dan pikiran yang terus melayang entah ke mana, Khansa akhirnya bangun dan masuk dapur. Ia mengambil dua helai roti dan memasukkannya ke mesin pemanggang roti. Tangannya juga menggapai gagang lemari es. Dikeluarkannya selembar besar daun selada, telur, dan sosis. Ia menggoreng telur menjadi omelette dan juga sosis. Saat mendengar dentingan dari pemanggang roti, ia mengambil dua helai tersebut dan mengisinya dengan lembaran selasa, omelette tadi, dan saos serta mayones. Tak lupa ia meletakkan sosis goreng di piring yang sama lantas membawanya ke meja makan. Bukan hanya itu, ia juga menyiapkan susu cokelat hangat. Ia berharap, setelah menyantapnya, kantuk mampir dan ia pun bisa tidur dengan tenang.

Sambil menghabiskan makanannya, ia membuka instagram. Ia mengecek sembarang feed orang yang lintas di berandanya. Sampai ia iseng mencari nama seseorang. Namun, begitu banyak akun yang didapatinya sehingga ia tak tahu mana milik Jasmine yang dimaksud. Sungguh, ia amat penasaran dengan sosok wanita yang berhasil membuat Bima jatuh cinta. Ia pun heran mengapa pria itu tak bisa jatuh cinta pada orang lain.

Masih berbekal iseng, Khansa pun mencari akun Bima. Tak butuh kepala mumet, ia langsung tahu akun mana yang dimiliki pria tersebut. Sayang, akun berprofil pria berbaju nahkoda itu terkunci. Memang tak banyak postingan dan pengikut di sana. Khansa mengambil kesimpulan bahwa pria tersebut mungkin tidak terlalu aktif di media sosial.

Khansa tersadar dari pencarian dan penasarannya kala garpu yang digunakan tak bisa lagi menggapai makanan. Ia langsung meraih segelas susu dan meneguknya hingga tandas. Tanpa membersihkan piring dan gelas yang sudah digunakan, Khansa langsung bangkit dengan membawa ponselnya ikut bersama. Ia masuk ke kamar hendak tidur. Biasanya, jika perut kenyang, kantuk pasti akan segera datang. Pun ia tak punya agenda penting yang harus dijalaninya hari ini. Ia ingin tidur sepanjang hari. Ingin melupakan kisah romantis orang lain yang teringiang di pikirannya sehingga membuat ia merasakan cemburu yang besar.

“Dasar, Kapten Bima. Lo berhasil buat gue jatuh cinta. Gila ya tuh kapten. Bisa-bisanya gue termakan sama pesona dan perlakuannya. Auk, ah. Capek! Tidur, Khansa!”

Khansa menggerutu hebat. Ia menurunkan suhu ruangan. Tak lupa menarik selimut hingga yang terlihat hanyalah kepalanya. Ia memejamkan mata dan mencoba berkhayal dirinya bertemu dengan pria idaman. Dikarenakan perut yang terisi penuh, tak butuh waktu lama akhirnya ia tertidur. Khansa pun berharap tidurnya bisa lama sehingga ia tak harus makan siang lagi. Nanti dirinya akan menjamak di makan malam. Pun niatnya ia akan makan di rumah karena takut ketemu Bima dan kembali hanyut dalam perasaan yang sulit dikendalikan.

***

Sudah seminggu hidupnya diganggu oleh sosok periang. Hari Ini, orang itu tak juga muncul sekali pun. Padahal, kisah yang diceritakan belum juga usai. Bukannya gadis itu membutuhkan kisah yang lengkap darinya? Lantas, ke mana hari ini? Apakah ia sudah bosan mengusik Bima?

Jatuh Terlalu DalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang