Bab 18

1 2 0
                                    

Sudah lama Khansa memimpikan meja belajar yang kembali berantakan. Ah, ralat, mejanya memang selalu berantakan kalau ia menulis laporan. Namun, memimpikan meja yang berantakan karena ia menulis sebuah naskah. Laptop menyala terang, ponsel pun demikian, juga buku catatan yang digunakannya untuk menulis outline. Inilah yang amat ditunggunya. Rasa sembari semakin besar kala menyadari impian itu sedikit lagi akan digenggamnya. Bagaimana tidak, kali ini akan ada cerita completed di akhir ceritanya pada sebuah aplikasi menulis.

Sudah beberapa hari belakangan Khansa memulai tulisannya. Hari ini ia semakin tamat karena kemarin Bima sudah menamatkan ceritanya. Saatnya ia bisa mengunggah prolog naskah baru di akun platform menulisnya. Kini, ia tinggal tunggu antusias pembacanya.

Khansa masuk ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Ia berbohong pada Bima yang katanya mau kerja. Nyatanya, jadwalnya adalah jaga malam. Setengah hari tadi sepulang dari rumah Bima digunakan untuk menyambung naskahnya agar memiliki tabungan yang banyak, juga menyiapkan laporannya.

Khansa memasak capcai dan ayam goreng crispy. Niatnya ia ingin mengantarkan makanan tersebut untuk Bima. Namun, teringat bahwa ia sudah berbohong tadi. Maka ia mengurungkannya. Biarlah sisa yang banyak nanti dibawa semua ke rumah sakit. Dan usai masak, Khansa langsung menyantapnya.

Ponsel Khansa berdenting. Ia melihat pesan masuk dari sahabatnya.

Ona: Sa. Lo nulis lagi? Ih, keren prolognya. Gue sebar ke grup, ya.

Khansa tersenyum. Ia keluar dari chat pribadi dan masuk ke grup yang tampak ribut.

Ona: Guys. Khansa nulis lagi, loh, di wattpad. Prolognya keren. Tokohnya kapten-kapten gitu. Baca, gih. Ini gue kasih link-nya. Bantu sahabat kita, yo. Sebar linknya.

 

Keanu: Alah, palingan nanti on going lagi. Malas, ah, diPHPin mulu sama Ibu Dokter.

 

Bintang: He em. Nanti udah jatuh cinta sama tokoh yang dia buat, eh, malah tuh cerita nggak selesai.

 

Ona: Jangan gitu, dong. Kalian jadi sahabat nggak nge-support banget, sih.

 

Me: Iya, nih. Ntar nggak gue bawa oleh-oleh baru tau rasa kalian.

 

Keanu: Iya-iya. Gue baca, deh.

 

Keanu: Eh, lo mau balik? KOAS lo udah siap, ya?

 

Me: Yoi. Minggu depan pelepasan. Terus gue siapin laporan akhir dulu, minta tanda tangan, habis itu cus pulang, deh.

 

Bintang: Serius, Sa? Haa kangen tau. Kalau pulang kabarin biar gue jemput di bandara, ya.

 

Tangan Khansa tak jadi mengetik. Ia membiarkan grup diributi oleh sahabat-sahabatnya. Ia tersadar satu hal. Minggu depan KOAS-nya selesai. Kemungkinan ia menetap dua minggu lagi. Itu tandanya, waktunya bersama Bima hanya sebentar lagi saja.

Jatuh Terlalu DalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang