5.|TA'ARUF

5K 221 8
                                    

𝘼𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙖𝙠𝙪 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙞 𝙔𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝

ZEANNISA FAATINA KHAYIRA

Setelah ia dipanggil untuk membicarakan tentang ta'aruf Annisa memilih untuk sholat istikharah setiap harinya sampai hari itu dimana ia akan melaksanakan ta'aruf hari demi hari ia jalani dan hari itu telah datang yang bertepatan pada hari jumat jadi Annisa memilih untuk izin pulang dahulu dan mempersiapkan semuanya bersama uminya selesai dari pekerjaannya Annisa mengganti bajunya dan memakai cadar, ia sengaja untuk tidak berdandan agar gus Raffa tidak menyukainya.

Setelah sholat jumat keluarga gus Raffa pun datang Annisa hanya duduk di kasur kamarnya sambil merenung dan ia belum siap untuk menikah muda tapi ini keinginan ayahnya tercinta. Di ruang tamu sudah ada kakaknya serta suaminya dan uminya Annisa hanya di kamar sambil menunggu jemputan dari kakak perempuannya. Tak lama kemudian Adzkiya atau kakak perempuannya mendatangi Annisa

"Dek gus Raffa kalian keluarga pun rawuh yuk teng ngajeng" kata Adzkiya
(Dek gus Raffa dengan keluarganya sudah sampai, ayo ke depan)

"Tapi mbak.. Annisa belum siap"

"Do'a aja semoga dimudahkan oleh Allah acaranya"

"Amiinn"

Adzkiya pun keluar membawa Annisa, sedangkan Annisa hanya tertunduk karna dia merasa malu dia juga berfikir bahwa dia tidak pantas untuk seorang gus yang alim dan berilmu tinggi seperti gus Raffa kini ia merasa hina di depan keluarga gus Raffa

"Annisa kenapa kamu nunduk nak? Kamu sekarang boleh kok mandang wajah gus Raffa" kata nyai

"Saya malu nyai"

"Kenapa malu? " tanya gus Raffa

Deg!!!

Hati Annisa terguncang saat gus Raffa bertanya kepadanya ia tak tau kenapa jantungnya berdegup begitu kencang berbeda dari sebelumnya ia bertemu dengan pacarnya hanya biasa saja sedangkan saat ia mendengar suara gus Raffa jantungnya berdegup kencang

"Apakah ini pertanda kalau... " batinnya dalam hati

"Astaghfirullah Annisa kamu gak boleh jatuh cinta sama gus Raffa" batinnya lagi

"Annisa kenapa kamu diam? " tanya gus Raffa kembali

"Hah!! Gapapa gus"

"Annisa mulai sekarang kamu bisa panggil gus Raffa mas" kata pak kyai

"Nggih yai"
(Baik yai)

"Jadi pak kyai kapan khitbahnya"tanya kakak ipar Annisa

"InshaAllah secepatnya"

"Ya Allah jangan cepet cepet, Annisa belum siap" batin Annisa

"Bah, gimana kalau 2 minggu ke depan jadinya Annisa bisa boyong dulu" usul gus Abizar

"Ide yang bagus"kata gus Raffa

" astagfirullah jangan cepet cepet"batin Annisa

"Jadi Annisa akan di khitbah 2 minggu lagi" kata pak kyai

"Nggih kyai matur sembah nuwun" kata adzkiya
(Baik kyai Terima kasih)

"Sekarang nak Raffa bisa melihat wajah nak Annisa ya. Bu nyai boleh didampingi"

"Baik"

Mereka bertiga pergi di suatu tempat yang tertutup untuk melihat wajah Annisa akan tetapi Annisa belum siap untuk menunjukkan wajahnya didepan calon suaminya dan calon mertuanya meskipun mereka berdua pernah melihat wajah Annisa secara langsung

"Buka cadar mu Annisa, calon suamimu berhak melihat wajahmu" kata bu nyai

"Emm.. Gimana ya bukannya Annisa gak mau tapi Annisa malu"

"Gak papa jangan malu anggap saja gus Raffa udah menjadi suamimu"

"Baik nyai akan Annisa usahakan"

Annisa pun mulai membuka cadar nya setelah cadar nya dibuka ia langsung menutupi kedua pipinya yang merah karna malu gus Raffa yang melihat itu pun menahan tawanya karna menurut gus Raffa Annisa sangat lucu dan berbeda dari yang lain tak lama kemudian Annisa memakai cadar nya kembali, setelah sholat ashar berjamaah keluarga gus Raffa pamit untuk kembali ke pondok dan Annisa hanya berharap agar pernikahannya dibatalkan

SANTRI MILIK GUS ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang