32.|NOSTALGIA

2.8K 120 0
                                    

𝙅𝙞𝙠𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙪 𝙒𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙐𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙆𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞 𝙆𝙚𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪 𝘼𝙠𝙪 𝙋𝙖𝙨𝙩𝙞 𝘼𝙠𝙖𝙣 𝙈𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙎𝙖𝙖𝙩 𝙋𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖 𝙆𝙖𝙡𝙞 𝙆𝙞𝙩𝙖 𝘽𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪 𝙒𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙄𝙨𝙩𝙧𝙞𝙠𝙪

~𝘨𝘶𝘴 Raffa

Waktu telah berputar layaknya roda pada saat ini Fahmi dan Fasya telah menginjak usia 8 tahun sedangkan usia kandungan Annisa sudah 6 bulan, dan hari ini dimana Fahmi dan Fasya masuk ke pondok

"Anak anak, udah siap semua belum? " tanya Annisa sembari memasukkan handphone kedalam tasnya

"Udah bun"

"Yok berangkat, kasihan abi udah nunggu didepan"

Annisa dan gus Raffa mengantar kedua anaknya ke pondok yang berbeda agar pengetahuan mereka lebih luas setelah mengantar kedua anaknya Annisa dan gus Raffa mampir ke warung makan

"Sayang, maafin mas ya gak bisa ngajak kamu makan direstoran mewah" ucap gus Raffa dengan tangan yang menggegam tangan Annisa

"Mas, mas ngomong apa sih, dengerin ya, ga penting mau makan direstoran mewah atau cuma di warung makan biasa aja yang penting bersyukur"

"MashaAllah, beneran gapapa mas takut kalau kamu gengsi sama yang lain"

"Nggak mas, ngapain gengsi kalaupun Annisa hanya bisa makan masakan sendiri juga gapapa, Rasulullah mengajarkan kesederhanaan bukan kemewahan"

"Betul banget, gemes deh sama istriku" ucap gus Raffa sambil mentoel hidung Annisa

"Ihh... Apaan sih"

CUPP!!

Gus Raffa mencium kening Annisa sedangkan seorang laki-laki disamping gus Raffa hanya memandangi kelakuan pasutri itu seakan-akan ia merasa iri

"Ya Allah nasib jones(jomblo ngenes) " ucap seorang laki-laki disamping gus Raffa

Sontak gus Raffa menoleh kearahnya

"Eh... Maaf mas" ucapnya

"Gapapa, emang amalannya apa sih kok bisa dapat istri yang Terima apa adanya gitu kang? " tanya lelaki tersebut ke gus Raffa

"Kita dijodohkan dari kecil kang"

"Oh.. Gitu, bentar kayak pernah kenal deh" ucap lelaki tersebut sambil mengingat ingat

"Loh!!! Gus Raffa sama ning Annisa ya? " lanjutnya

"Kok mas kenal? " tanya gus Raffa

"Iya, Kan gus vocalis hadroh kan?"Tanya lelaki tersebut

" iya mas"

Tak lama kemudian makanan datang, setelah makan mereka memilih untuk segera pulang karna setelah maghrib di pondok ada acara tausiyah bersama abah dan ummah sesampainya dirumah Annisa mandi dan sholat ashar tanpa menunggu gus Raffa karna dia ada agenda dengan para santriwati

"Sayang, kamu kok gak nunggu mas kalo sholat" protes gus Raffa

"Aih... Kelamaan nunggu, mandi aja 1 abad mana aku ada agenda"ucapnya sambil menyemprotkan parfum

" dih... Jahat banget sih ah gamau ah temenan, sekarang kalo sholat main tinggal tinggal aja"rengek gus Raffa

"Bayi gede mulai manja lagi nih bun" batin Annisa

"Yaudah aku berangkat dulu assalamu'alaikum"

Gus Raffa bergegas mendekati pintu dan menghalangi jalan Annisa untuk keluar

"No, gaboleh keluar"

"Hmm...mulai nih, mas aku ada agenda sama anak anak" ucap Annisa diperjelas

"Tau, tapi temenin mas ngaji dulu, baru mas bolehin"

"Beneran? Awas kalo setelah ngaji gaboleh"

"Iyaa, janji dah" ucap gus Raffa sambil mengacungkan jari kelingkingnya

"Janji ya, gaboleh nego" ucapa Annisa yang melingkarkan jari kelingkingnya ke jari kelingking gus Raffa

Setelah sholat gus Raffa pun mengaji seperti biasa saat Annisa hamil, ia akan membacakan surat maryam dan surat yusuf perlahan Annisa mulai tertidur dipangkuan gus Raffa lalu gus Raffa menggendong Annisa untuk pindah ke atas kasur saat Annisa bangun ia terkejut kalau ia tertidur sampai melupakan agendanya

"Astagfirullah!!!! Udah jam 17.50, ish.....mas juga gak bangunin aku pula" gumamnya

Annisa mencari keberadaan gus Raffa dan ternyata satu rumah sudah tidak ada, Annisa curiga kalau mereka sudah berada ditempat tausiyah

"Ah... Ya Allah Annisa bisa bisanya kamu tertinggal kayak gini"

Annisa pun mengirim pesan ke suami tercintanya

𝙈𝙚:

𝙈𝙖𝙨, 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙚𝙢𝙖𝙣𝙖?
𝙆𝙤𝙠 𝙨𝙚𝙥𝙞

𝙈𝙖𝙨 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞:

𝙊𝙝, 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙩𝙖𝙪𝙨𝙞𝙮𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜
𝙈𝙖𝙖𝙛 𝙢𝘼𝙎 𝙜𝙖𝙠 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙪𝙣𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪
𝙎𝙤𝙖𝙡𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙨 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙠𝙚𝙘𝙖𝙥𝙚𝙖𝙣
𝙅𝙖𝙙𝙞, 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝 𝙞𝙨𝙩𝙞𝙧𝙖𝙝𝙖𝙩

𝙈𝙚:

𝙔𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙜𝙞𝙣𝙞 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙢𝙖𝙨, 𝙖𝙠𝙪
𝙅𝙪𝙜𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙚𝙣 𝙞𝙠𝙪𝙩 𝙩𝙖𝙪𝙨𝙞𝙮𝙖𝙝

𝙈𝙖𝙨 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞:

𝙇𝙞𝙖𝙩 𝙖𝙟𝙖 𝙙𝙞 𝙔𝙏 𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙡𝙞𝙫𝙚 𝙨𝙩𝙧𝙚𝙖𝙢𝙞𝙣𝙜

𝙈𝙚:

𝙃-𝙝𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙣𝙚𝙧𝙖𝙣?

𝙈𝙖𝙨 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞:

𝙄𝙮𝙖 𝙨𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜, 𝙘𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠𝙠𝙪, 𝙯𝙖𝙪𝙟𝙖𝙩𝙞𝙞,
𝘽𝙞𝙙𝙖𝙙𝙖𝙧𝙞𝙠𝙪, 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙞𝙧𝙖 𝙠𝙪

𝙈𝙚:

𝙔𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙜𝙞𝙩𝙪, 𝙣𝙩𝙖𝙧 𝙖𝙠𝙪 𝙣𝙞𝙩𝙞𝙥
𝘾𝙞𝙡𝙤𝙠 𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜

𝙈𝙖𝙨 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞:

𝙎𝙞𝙖𝙥 𝙠𝙤𝙢𝙖𝙣𝙙𝙖𝙣

Annisa hanya senyum senyum sendiri membaca pesan dari suaminya yang memperlakukannya layaknya RATU, baru kali ini ia merasa dihargai oleh seorang pria dan ia tidak merasa gagal lagi menjadi seorang wanita

SANTRI MILIK GUS ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang