Ketujuh

2.6K 374 133
                                        

Dua pasang tungkai itu memutuskan untuk berhenti, ketika dari atas sana Bumantara kembali menjatuhkan tangisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua pasang tungkai itu memutuskan untuk berhenti, ketika dari atas sana Bumantara kembali menjatuhkan tangisannya. Bintang menatap awan mendung yang menggumpal itu dengan kecewa, dia pikir hari ini hujan tidak akan turun. Namun rupanya dia salah, langit membohongi dirinya yang sudah terlampau percaya.

"Hujan."

Asya berseru dari samping tubuh tinggi Bintang. Gadis itu mengulurkan tangannya, membiarkan telapak mungil itu basah dengan deraian hujan yang kian lebat. Sedangkan di sampingnya, Bintang hanya diam menatap.

"Jangan biarkan satu hari ini berubah kacau."

Pandangan Bintang kembali tertuju kepada Asya. Lelaki itu menarik tubuh Asya lebih mundur agar tak terkena cipratan hujan.

"Duduk, Sya, kita tunggu hujannya reda dulu."

Asya mengangguk saja, ia bawa tubuhnya untuk duduk di kursi halte. Lalu benda pipih yang sedari tadi ia simpan di kantung jas almamater ia keluarkan dari sana.

"Bintang yakin nanti pulangnya enggak kemaleman? Sekarang udah jam satu siang, sedangkan kita enggak tau kapan hujannya bakal berhenti. Dan kita sendiri juga belum sampai di tempat itu."

Bintang mengangguk tanpa keraguan, ia juga membawa tubuhnya duduk di samping Asya. Sedangkan gadis bersurai panjang itu hanya menghela napas pasrah.

"Yakin. Kapan lagi kita bisa pergi ke tempat itu? Lagian cuma hari ini aja kita bisa pulang lebih cepat."

"Bintang kedinginan?"

Asya kembali bersuara setelah sempat hening beberapa saat. Dua galaksi kembarnya berkedip lucu dengan wajah yang malah terlihat polos. Ingin rasanya Bintang mencubit keras dua pipi itu.

"Enggak terlalu, kok. Lagian gue pakai jas jadi enggak terlalu nembus anginnya."

Satu alis gadis itu terangkat, ada sebuah rasa tidak percaya yang menguasai hatinya.

"Tapi wajah Bintang enggak bisa bohong," ucap Asya.

Asya beranjak dari tempatnya, lalu ia ambil hoodie berwarna hitam milik Bintang dari dalam tas yang sempat pemuda itu pinjamkan padanya. Dia serahkan hoodie itu kepada Bintang yang sibuk menggosok kedua tangannya.

"Pakai, biar enggak kedinginan."

Bintang terpaku beberapa saat, ia juga tampak ragu untuk menerima hoodie itu. Wajah Asya terlihat sedikit pucat saat tangan anak itu menyerahkan hoodie kepadanya.

"Lo pakai aja."

Bukannya menurut, Asya malah tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Sementara tangannya tetap bersih keras memberikan hoodie itu kepada Bintang.

"Pakai aja. Asya juga bawa jaket, kok. Jadi kita impas karena sama-sama enggak kedinginan."

Bintang kembali menghela napas, akhirnya ia ambil hoodie itu lalu segera ia pakai. Agar gadis di sampingnya ini senang.

1. Hug Me Star [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang