...........
Suara musik yang menenangkan mengalun lembut di sebuah coffee shop yang masih terlihat sepi dari para pelanggan. Banyak bangku kosong yang belum terisi.
Lisa dan Seulgi memutuskan untuk singgah di coffee shop itu, melihat sahabatnya yang menekuk wajahnya membuat Seulgi ingin menghibur sahabatnya itu.
"Aku tahu, kau tidak sedang memikirkan ucapan miss Jessica. Ada hal lain yang membuatmu murung seperti ini, kau ingin bercerita?"
Ucapan Seulgi membuat Lisa menghentikan tegukan terakhir dari cangkirnya itu. Hanya helaan napas yang Seulgi dapat.
"Gwenchana. Semua baik-baik saja." Nyatanya, Lisa bukan memikirkan semua ucapan dari dosennya siang tadi.
Namun Lisa sedikit bersedih dengan perdebatan hebatnya dengan sang ayah malam tadi. Bagaimana sang ayah yang terus memaksa dirinya untuk terjun kedalam dunia bisnis.
"Aku ingin ke toilet sebentar. Kau tunggu disini." Lisa pergi dengan membawa tas nya meninggalkan Seulgi yang kembali fokus pada ponselnya sepeninggal Lisa.
Lisa masuk ke dalam toilet lalu mencuci tangannya di wastafel. Kilas pertengkaran malam tadi melintas di pikirannya.
"Mengapa aku harus memikirkan itu, Appa tidak akan bisa memaksa ku. Akan aku buktikan jika jalan yang aku ambil adalah yang terbaik untukku."
Meski dirinya masih kesal, Lisa tak sengaja melirik pada cermin yang menampilkan wajah cantik dan menggemaskannya itu.
Lisa tersenyum bangga karena benar-benar menyadari bahwa dirinya memiliki wajah secantik ini. "Perpaduan Eomma dan Appa tidak pernah gagal. Aku cantik, bukan?" Ucapnya pada dirinya sendiri lewat cermin itu.
Lisa mengambil tissu dan mengeringkan tangannya yang basah, tanpa memutuskan kontak mata dengan dirinya sendiri di cermin itu.
Namun matanya seketika membulat saat ekor matanya melihat ada banyangan seseorang berpakaian hitam, di bilik kamar mandi paling ujung.
Saat menoleh ke belakang, banyangan tersebut tidak ada. Buku kuduk Lisa berdiri, dia segera membereskan barang-barangnya dan hendak pergi.
Dengan tangan yang bergetar, Lisa membuang tissu-tissu itu ke tong sampah. Baru satu langkah Lisa hendak meninggalkan kamar mandi, tubuhnya tiba-tiba menghantam lantai yang dingin itu saat ada seseorang memukul tengkuk Lisa hingga tak sadarkan diri.
Bugh!
Lisa terjatuh dengan kasar, pukulan yang Lisa dapat benar-benar keras. Tidak ada siapapun yang melihat Lisa terkapar di atas lantai itu.
"Kenapa kau memukul nya bodoh!" Dua orang tak dikenal yang tega melukai Lisa itu pergi berhamburan meninggalkan Lisa seorang diri.
Wajah Lisa langsung memucat, bersamaan dengan itu ponsel Lisa bergetar sedikit lama. Lisa tidak bisa mengangkat nya sebab dirinya sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.
Drtt..
Jika kalian ingat, di waktu yang bersamaan ini. Jennie berusaha menghubungi Lisa yang tak mengangkat panggilanya setelah dirinya mendapatkan kekasihnya berselingkuh.
Jennie kesal pada Lisa yang tak menjawab panggilanya, tanpa Jennie tahu bahwa adiknya sedang dalam keadaan tak sadarkan diri.
Tidak ada seorang pun yang masuk ke dalam toilet untuk membantu Lisa, dia terkapar lemas dilantai toilet seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
RandomAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...