...........
Ini adalah hari ke dua pasca operasi besar yang dilakukan Lisa. Semua berjalan dengan lancar tanpa ada sedikit kendala apapun.
Tubuh nya masih terasa lemas, namun kini Lisa sudah bisa melepas nasal canula di wajahnya yang beberapa hari lalu masih setia terpasang pada hidungnya.
Lisa belum mampu menjelaskan alasan mengapa dirinya mendapatkan luka separah ini pada kepalanya. Lisa hanya berkata bahwa ada seseorang yang memukul tengkuknya tanpa dia kenali.
Dan Lisa tidak bisa menebak siapa dalang dari kecelakaan itu. Semua masih samar-samar dan yang mampu mereka lakukan adalah menjaga diri sendiri dengan baik.
Kim Seojoon tak diam begitu saja, saat ini dia sedang menjalani proses pencarian sang pelaku kekerasa pada putrinya.
Saat ini dia sedang bersantai setelah selesai menghabiskan makan siangnya itu. Lisa memandangi kaca jendela yang memperlihatkan cuaca yang cerah dan langit yang dihiasi awan awan indah di luar sana.
Semua anggota keluarganya Lisa usir untuk segera makan siang di cafetaria rumah sakit. Lisa tidak ingin, mereka mengabaikan diri sendiri hanya karena khawatir dengan kondisinya.
Lisa segera menoleh saat pintu itu terbuka, memperlihatkan seorang namja yang lama tak ia lihat. Dia memasuki ruangan sembari membawa bunga lili putih, kesukaan Lisa. "Kai Oppa? oraenmanieyo, bagaimana kau tau aku dirawat?"
Lisa hendak turun dari ranjangnya dan melompat pada Kai, namun pria itu segera menahan tubuh Lisa agar tidak banyak bergerak.
"Duduk disitu, ingat kondisimu terlebih dahulu." Kai mendekat dan Lisa langsung memeluknya penuh kerinduan.
"Apakah Jennie tidak memberitahu mu? Jennie yang menghubungi ku jika kau sedang sakit." Kai mengusap poni Lisa, lalu duduk di bangku samping ranjang Lisa.
Kai memandang Lisa lekat, dia merindukan anak nakal ini. Dulu saat Kai masih bersekolah, dia sering sekali bermain dengan Lisa di mansion Kim setelah pulang sekolah bersama Jennie.
Lisa selalu melarang Kai pulang, pasti selalu ada drama yang terjadi jika Kai berkunjung kesana. Karena Lisa benar-benar merasa nyaman dengan keberadaan Kai, saat itu
"Oppa, kau terluka?" Kai menggelengkan kepalanya menyambar kesadarannya yang sejak tadi melamun.
Lisa mengusap luka di sudut bibir Kai, dan di pelipisnya yang tertutupi rambut. Kai sedikit meringis karena luka itu belum sepenuhnya membaik.
Setelah dirinya mengalami kekerasan di jalanan. Kai memutuskan untuk tidak datang ke rumah sakit, dia memilih kembali dan merawat tubuhnya sampai baik-baik saja.
Kai mencari banyak alasan pada Jennie atas ketidakhadiran nya saat itu. Namun Jennie mengerti dengan alasan yang kau buat itu, sehingga Jennie tidak mengetahui bahwa beberapa hari lalu Kai terluka.
"Aniyo---"
"Kau berkelahi?"Lisa benar-benar membuat Kai merasa tersudutkan. Perasaan Lisa sangat peka terhadap apa yang dia lihat dan rasakan.
Kai menyimpan telunjuk di bibirnya. "Jangan terlalu keras, tidak seru jika laki-laki tidak berkelahi. Jangan sampai kakakmu tahu, janji?"
Kai berusaha keras agar Lisa tutup mulut. Namun bagi Lisa hal itu akan sia-sia karena luka sebesar itu akan di tutupi oleh apa jika Jennie tidak perlu tahu.
"Kau pasti kesakitan. Apakah aku harus panggil Dokter untuk mengobati mu?" Kai tertawa pelan, bahkan saat pertama kali Kai diselamatkan.
Dirinya memanggil Dokter spesialis untuk segera mengobati luka-luka nya ini. Kai berusaha untuk sembuh dalam waktu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
РазноеAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...