.............
Dia teruduk didepan cermin, menatap sendu foto seorang gadis kecil yang sedang tersenyum bahagia. Dia usap foto itu bersama deraian air mata yang keluar sangat deras.
"Jangan menangis lagi, yeobo." Kim Seojoon memeluk istrinya dari belakang, dia kecup pucuk kepala istrinya guna menenangkan sedikit kesedihannya.
"Aku masih menyesal, jika saja dulu kita tidak terlambat menjemput Lisa pasti dia tidak akan mengalami kejadian yang membuatnya trauma seperti ini."
Minyoung semakin terisak,dia benar-benar merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Lisa 10 tahun yang lalu.
"Aku gagal menjadi seorang ibu, aku gagal," Minyoung menunduk menutupi wajahnya. Tangisan ini tidak sebanding dengan apa yang Lisa rasakan dalam hidupnya.
Kim Seojoon lantas memeluk istrinya dengan lembut. Mereka sudah mengetahui resiko dari kejadian yang Lisa alami 10 tahun yang lalu. Rasa trauma yang membekas membuat kepribadian Lisa sedikit berbeda dengan kakaknya.
"Kita harus percaya pada ketiga putri kita terutama Jennie. Dia sangat tahu apa yang Lisa butuhkan sekarang, karena mereka yang selalu berada di dekat Lisa." Kim Seojoon mengusap air mata istrinya yang mengalir deras.
"Kau harus kuat, yeobo. Demi putri kita." Ujar Kim Seojoon memeluk kembali istrinya dan memberikan ketenangan.
.……………
Setelah perdebatan singkat nya dengan Jennie dimeja makan, kini gadis berponi itu hanya terduduk diatas ranjang miliknya dengan napas yang memburu. Mengunci pintu agar tidak ada siapapun yang masuk kedalam kamarnya.
Lisa tengah menahan amarahnya sendirian, gejolak panas ini benar-benar membakar hatinya saat ini. Ucapan kakaknya itu mengapa susah untuk Lisa terima. Lisa terus mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Lisa kemudian berjalan mengambil kamera yang ada dimeja belajarnya, melihat satu persatu hasil karyanya yang begitu indah.
"Sudah lama aku tidak menggunakan kamera ini." Lisa menatap satu gambar dimana foto tersebut menampilkan gambar dirinya dan teman-temannya. Foto tersebut Lisa ambil saat sedang dirumah Mina waktu itu.
"Kita juga sudah lama tidak bertemu, mengapa kalian tidak menghubungi ku lagi?" Lisa menitihkan air matanya sejak kejadian dimana Lisa dianiaya So Hee, teman-temannya tidak pernah lagi menanyakan keadaan Lisa.
Chaeyoung pun memberitahu Lisa, bahwa mereka tidak ingin berbicara padanya. Teman-temannya selalu menghindar ketika Chaeyoung menghampiri mereka, entah apa yang terjadi pada mereka semua, Lisa benar-benar merindukan mereka.
Tok... Tok...
"Lisa-ya....." Seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar, Lisa tidak menyahuti panggilan itu dia kemudian menyimpan kameranya dilaci nakas.
"Lisa-ya buka pintunya." Ketukan diluar semakin keras terdengar, namun Lisa tetap tidak mau membukakan pintu itu dan terkesan acuh dengan kebisingan itu.
Namun saat Lisa berdiri terdengar suara kunci yang terbuka dengan cepat. Lisa lupa jika kunci yang ada didalam, dia buang ke sembarang arah membuat siapapun dengan mudah membukanya.
Pintu pun terbuka lebar, Lisa dapat melihat kehadiran gadis bermata kucing yang sedang membawakan susu coklat ditangannya. Lisa menghembuskan napasnya lalu duduk kembali di pinggir ranjang.
Jennie memejamkan matanya sejenak, bersiap untuk mendapatkan amarah Lisa. Jennie ikut duduk disamping Lisa, memberikan gelas tersebut pada adiknya.
Lisa sempat menatap gelas pemberian kakaknya, lalu Lisa mengambilnya dan sedikit bergeser memberi jarak dengan Jennie. Melihat itu Jennie hanya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
RandomAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...