............
Kai dan Lisa sudah berada tepat di depan pintu ruangan rawat Jennie. Lisa menghela napasnya sejenak. Saat Kai membuka pintu, dia berpapasan dengan Chaeyoung yang hendak keluar ruangan.
Seketika mata Chaeyoung dan mata sembab Lisa bertemu. Lisa yang di tatap penuh harap oleh Chaeyoung merasa canggung.
Bahkan Lisa sedikit menggeser tubuhnya untuk memberikan akses Chaeyoung keluar dari ruangan.
Kai berjalan lebih dulu, saat Lisa akan masuk tangannya tiba-tiba di tahan oleh Chaeyoung. Dia menarik Lisa sedikit menjauh dari ruang rawat Jennie.
Lisa tidak menolak ajakan itu, dia hanya menunduk takut pada Chaeyoung. "Maafkan aku." Ucap Lisa sangat pelan namun masih bisa Chaeyoung dengar.
Chaeyoung memeluk Lisa sangat erat. Selama di ruang rawat dia tidak bisa berhenti memikirkan keberadaan Lisa, Chaeyoung sangat mengkhawatirkan nya.
Dia berulang kali menghubungi Lisa, namun ponselnya mati membuatnya tidak mengetahui keberadaan Lisa seharian itu.
"Aniyo, maafkan aku Lisa. Tidak seharusnya aku bersikap kasar padamu." Dalam pelukan erat itu, Lisa ikut mengusap punggung Chaeyoung dengan lembut.
"Kau tidak perlu meminta maaf, kau memang benar. Aku bersalah karena tidak mendengarkan ucapanmu untuk tidak pergi bersama Jennie Unnie sore tadi."
Lisa tidak mempermasalahkan amarah Chaeyoung padanya. Dia benar, Lisa yang tidak mendengarkan dia dan tetap keras kepala. Jika Lisa mendengarkan ke khawatiran Chaeyoung untuk tetap diam di rumah semua ini tidak akan terjadi.
Chaeyoung melerai pelukannya, dia mengusap bahu Lisa dengan penuh kelembutan.
"Aniyo, kau tidak bersalah. Mungkin semua memang sudah seharusnya terjadi, aku tidak bisa menghentikan takdir malang yang sudah Tuhan rencanakan."
Kedua gadis itu kembali saling memeluk satu sama lain. Memang benar, jika ikatan anak kembar itu sangat kuat. Mereka mampu bertengkar hebat namun akan kembali memaafkan dengan cepat pula.
"Mulai besok kita sudah akan masuk kuliah lagi, aku---"
"Aku tidak ingin pergi ke kampus. Aku ingin menemani Jennie Unnie." Lisa langsung memotong ucapan Chaeyoung yang pasti menyuruhnya untuk masuk kuliah.
Chaeyoung tidak bisa memaksa Lisa, dia mengerti perasaan bersalah Lisa pada Jennie sangat besar.
"Baiklah jika itu mau mu, kita bicarakan ini dengan Appa. Sejak tadi mereka khawatir dengan keadaan mu, ponsel mu juga mati." Chaeyoung menggandeng Lisa kembali menuju ruang rawat Jennie.
"Mian... aku hanya ingin menenangkan diri. Bahkan yang menarik ku masuk ke ruangan Jennie Unnie adalah Kai oppa."
.
.Mereka kemudian masuk ke dalam ruangan, semua yang ada didalam ruangan menatap kedatangan seseorang. Saat melihat atensi Lisa, Minyoung langsung memeluk gadis berponi itu.
"Dari mana saja kau sayang... Eomma sangat mengkhawatirkan mu. Bicaralah pada kakakmu, dia tidak ingin bangun sedari tadi." Lisa segera menghampiri Jennie yang tengah tertidur dengan nasal canula yang bertengger di wajahnya.
Lisa mengusap kepala Jennie dengan lembut, kemudian duduk disamping kakaknya sembari menggenggam salah satu tangannya yang dingin terbebas dari infusan.
"Unnie mianhee, semua ini kesalahanku membuat mu seperti ini." Bisik Lisa sangat pelan tepat di telinga Jennie.
"Maafkan aku membuat mu terluka seperti ini, tolong bangun Unnie." Mendengar lirihan Lisa seperti itu, Tiba-tiba jari kecil Jennie bergerak pelan, bahkan monitor di sampingnya pun ikut berbunyi menimbulkan kebisingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
RandomAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...