................
Di hari yang cukup dingin ini, keluarga Kim memilih untuk menghabiskan waktu bersama di dalam rumah.
Sembari saling bertukar cerita antara orang tua dan anak. Diskusi dalam keluarga sangat penting bagi mereka semua, agar masing-masing pribadi menjadi tahu bagaimana pemikiran sesama saudaranya.
"Appa, hari ini Kai akan datang menyusulku ke Paris. Dia ingin bertemu dengan mu." Ujar Jennie pada ayahnya yang terlihat fokus dengan iPad nya.
"Benarkah?bagus kalau begitu." Saut Kim Seojoon tanpa mengalihkan pandangannya pada layar iPad.
Kai rela terbang ke Paris demi bertemu dengan kekasihnya yang sudah lama tak ia lihat saat di Korea kemarin.
Sepertinya takdir diantara mereka masih memiliki jarak, disaat Jennie berada di Seoul kemarin Kai tengah berada di Jerman.
Sedangkan saat Jennie sudah kembali menuju Paris, Kai pun telah kembali ke Seoul tanpa memiliki agenda pekerjaan yang sibuk.
Keduanya sama-sama sibuk dan hanya bisa menyempatkan waktu memberi kabar lewat pesan dan telepon. Namun meski begitu, Jennie masih berada di prioritas utama seorang Kai.
Dan kini, Kai harus menggunakan kesempatan ini dengan baik maka dia segera menyusul kekasihnya menuju Paris tanpa ada alasan apapun lagi.
"Suruh dia datang bertemu Appa. Sudah lama juga kita tidak minum bersama." Balas Kim Seojoon, Kai sudah dia anggap sebagai putranya sendiri, sangat besar kepercayaan yang Kim Seojoon berikan untuk pria seperti Kai.
__________11.15 AM. Mansion Kim, Paris.
Siang hari yang cukup dingin ini, Lisa memilih untuk berada dikamar nya sendirian di temani segelas susu coklat hangat dia memandang ke luar jendela besar.
Cangkir besar itu mengepulkan asap saat pemilik susu coklat hangat itu meniupkannya.
Langit hari ini kembali mendung dan terlihat gelap. Meski begitu, salju yang turun terlihat seperti penghias langit gelap siang hari ini.
"Apakah aku sudah benar memilih jalan seperti ini?" Dia bergumam sendu berjalan menuju ranjangnya.
Lisa merapatkan selimut ditubuh nya. Hidup yang dia jalani saat ini seperti tanpa arah. Karir dan tujuan hidupnya sudah tidak bisa dia susun kembali.
Dia lelah menata satu persatu bagian yang kosong dari hidupnya dan merasa sudah kehilangan dirinya sendiri. Ketakutan yang tak pernah hilang ini, membuat Lisa seakan dibayang-bayangi oleh kabut hitam.
"Sulit untuk aku menjalaninya, aku tidak bisa sekuat kalian, Unnie. Banyak ketakutan yang aku miliki, tapi aku tidak ingin semua orang melihatku yang lemah ini."
Keinginan Lisa adalah ketika orang lain mampu melihat diri dia yang kuat, yang mampu berdiri dengan kakinya sendiri. Bahkan untuk melawan rasa takutnya pun, Lisa ingin segera sembuh.
"Aku tahu jika semua orang yang aku sayangi, tidak akan selamanya berada di sisiku. Mereka mempunyai jalannya masing masing dan begitu juga aku. Apa yang harus aku lakukan kedepannya Tuhan."
Lisa meremas selimut tebal yang membuatnya hangat. Bahkan selimut yang menghangatkannya saat ini, tidak akan selamanya menghangatkan Lisa.
Begitu juga keluarganya yang tidak akan selamanya memayungi Lisa di saat hujan dan badai menyerangnya.
Lisa harus belajar memegangi payungnya sendiri dari terjangan badai yang selalu menghadang tanpa bantuan keluarganya.
Lisa berbaring dengan membelakangi pintu kamar. Air matanya mulai berjatuhan, menangis dan ketakutan akan kehilangan orang yang dia sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
RandomAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...