Waktu seakan terhenti saat itu juga,tubuhnya terjatuh menghantam air laut yang dingin. Teriakan yang dia keluarkan seketika senyap termakan gelombang bersamaan dengan tubuh yang terhempas oleh gulungan ombak didalam air.Dia bahkan beberapa kali bertabrakan dengan bebatuan,mata yang baru saja melihat itu harus kembali menyaksikan bagaimana menyeramkan nya tenggelam dalam kegelapan.
Sinar rembulan malam ini hanya mampu melihat bagaimana tubuh itu tenggelam dengan perlahan. "Tuhan inikah akhirnya?" Ucapnya dalam hati.
Ingatannya terus berputar-putar bagai sebuah kaset kusut yang bergulung, tubuh tak berdaya itu bahkan sudah tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Dia rela jika hari ini akan bertemu dengan Tuhan. Namun bagaimana dengan saudaranya, bagaimana dengan orangtuanya.
Lisa tidak rela melihat mereka menangisi kepergiannya,tapi dia lelah menghadapi rasa sakit yang datang bertubi-tubi "Cepat jemput aku tuhan,kau dimana."
Tangan kurus itu hanya mampu menggapai bayangan sinar bulan yang menembus air biru itu. Nafasnya yang sudah tidak bisa dia raih, membuat kepalanya benar-benar pusing dan telinga yang berdengung nyaring.
"Eonnie maafkan aku karena harus meninggalkan mu secepat ini." Tubuh Lisa semakin tenggelam
Mata itu perlahan mulai menutup rapat, namun tiba-tiba ada genggaman tangan yang meraih tangan miliknya. Genggaman itu begitu nyata hingga Lisa berusaha membalas genggaman itu.
"Mino Oppa?" Lisa bergumam dalam hati. Namun kesadaran Lisa sudah hilang hingga akhirnya dia menutup matanya rapat. Genggaman itu semakin kuat menarik tubuh Lisa keatas.
Susah panyah pria itu membawa Lisa naik ke permukaan dan menarik Lisa ke pinggir pantai. Tubuhnya bergetar melihat tubuh gadis dihadapannya tidak bergerak.
Dia segera melakukan kompresi dada pada Lisa, berusaha menyadarkan Lisa yang sudah terlihat pucat dan sedikit membiru. Paru-paru Lisa pun sudah terisi penuh dengan air. Luka akibat hantaman batu pun terlihat sangat menyakitkan bagi pria itu.
"Bangun Lisa. Kau harus bangun,oppa mohon kau harus bangun. Argh!" Tidak mudah bagi pria itu mengembalikan kesadaran Lisa. Dia benar-benar berusaha dan berdoa agar Lisa dapat kembali. Air matanya ikut menetes melihat bagaimana tubuh itu tidak bergerak sama sekali.
"LISA AKU MOHON BANGUN!"
Uhuk
Uhuk
Air keluar dari mulut Lisa begitu banyak,pria itu bernafas lega saat melihat wajah Lisa yang tidak membiru lagi,dia membawa tubuh Lisa kepangkuannya.
Lisa sedikit membuka matanya dan ternyata yang dia liat bukan Mino tapi itu adalah Kai. Dia usap helaian rambut Lisa yang menghalangi wajah cantiknya itu.
"Lisa kau baik-baik saja?" Kai bertanya pada Lisa yang jelas-jelas jika dilihat gadis itu tidak tampak baik-baik saja.
Kai yang menyelamatkan nyawa Lisa,dia mengembalikan nyawa Lisa yang sempat hilang. Tubuh Kai ikut terlihat basah kuyup dengan nafas yang memburu. Detak jantungnya benar-benar berdugup kencang. Lisa mengeratkan genggaman tangannya pada baju Kai yang basah.
"Go-mawo" ucap Lisa dengan terbata juga suara yang amat lirih. Kai menggeleng,Lisa tidak seharusnya berterimakasih padanya.
Lisa segera mengerutkan keningnya saat melihat sosok transparan yang terlihat sangat khawatir padanya berdiri disamping Kai.
"M-Mino oppa." Ucapnya sangat pelan.
Mino tersenyum mendekat lalu mengusap kepala Lisa sebelum dia pergi terbawa angin kencang "Belum saatnya kau ikut Lisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
RandomAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...