********
Seorang gadis tengah berjalan sendirian dimalam yang sepi, mengikuti setiap langkah yang membawanya pulang ke rumah.
"Mengapa mereka lupa menjemput ku?" Ucap gadis itu sembari mengeratkan pegangan tas dipunggungnya.
Dia tidak takut pada apapun, hanya saja dia lupa jalan untuk pulang. Saat kakinya terasa lelah, sejenak dia berhenti di sebuah halte tua yang sudah tidak digunakan.
"Ya ampun aku lelah, ini daerah apa?" Dia melihat sekelilingnya, keadaan disana sangat sepi dan tidak terlihat satu kendaraan pun yang melintas di jalanan itu.
"Andwae, apa aku tersesat?" Gadis berseragam sekolah itu mulai menangis ketakutan dan sialnya hujan rintik di malm ini mulai turun.
Dia menghentikan sejenak tangisannya dan segera berteduh di tempat yang cukup untuk membuat aman dari air hujan.
Tangan kecil itu mengusap-usap dan memeluk tubuhnya yang mulai kedinginan. Hujan dan juga angin kencang semakin menerpa dirinya yang berteduh di depan sebuah toko tua.
Sedang asik-asiknya menghangatkan tubuhnya dari rasa dingin dan juga mengharapkan salah satu keluarganya menjemput pulang.
Dari kejauhan gadis itu melihat beberapa namja yang baru saja pulang menggunakan seragam sekolah. Keadaan mereka sangat berantakan, dia dapat melihat jika salah seorang namja itu memegang botol kaca di tangannya.
"Annyeong gadis kecil... sedang apa sendirian disini, eoh?" Para anak laki-laki itu mendekat padanya dan membuatnya sangat ketakutan.
Para namja yang memakai seragam itu ternyata tengah mabuk yang membuat gadis tersebut ingin berlari menjauh menerjang hujan.
"L I S A. namamu Lisa?" Ucap salah satu diantara mereka yang melihat nametag nya di jas almamater nya. Lisa bergetar ketakutan dan segera menepis tangan itu.
"Menyingkirlah, aku akan segera pulang jadi aku harus.... Hmmphh!"
Mereka membekap mulut Lisa kuat-kuat lalu membawa gadis berponi itu ke sebuah gedung tua yang berada di ujung gang.
Dalam guyuran hujan Lisa terus memberontak sekuat tenaga, menahan kakinya untuk tidak ikut dalam langkah pada namja sialan ini.
Brak!
Mereka melempar tubuh kecil Lisa ke lantai kotor di dalam gedung tua itu. Lisa meringis sakit dan menangis, segera memundurkan tubuhnya tak mau apa yang ada di pikirannya terjadi.
"Kau mau kemana, gadis cantik?" Salah satu siswa gila itu menidurkan Lisa dengan paksa dan kedua lainnya memegang tangan Lisa hingga tidak bisa bergerak sama sekali.
"Andwae! Lepaskan aku.... Siapapun tolong aku!"
Lisa menjerit sekuat tenaga dengan sejadi-jadinya, namun mendengar teriakan Lisa yang memekakkan telinga, namja didepannya malah memberikan tamparan pada pipi gadis berponi itu.
Siswa laki-laki itu mulai mengecup pipi Lisa, gadis itu tentu saja menolak bahkan dia terus meludah pada lelaki itu.
"Diam!"
"Lepaskan aku, aku ingin pulang!" Siswa itu kemudian menampar wajah Lisa lagi dan menutup mulut Lisa dengan dasi yang dia pakai.
Dia mulai mengecup leher Lisa, lalu membuka kancing atas seragam milik Lisa yang basah oleh air hujan.
Bahkan dengan gilanya siswa itu mulai menaiki tubuh Lisa hingga seragam milik Lisa hampir terlepas."Diamlah atau aku bunuh kau!" Ucap siswa itu yang memegang pisau kecil ditangannya saat Lisa terus memberontak tak bisa diam.
Demi tuhan malam ini adalah mimpi buruk bagi Lisa. Dia benar-benar ketakutan, bahkan air matanya sudah jatuh tak terbendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Clouds [Revisi]
De TodoAwan yang akan menjadi saksi dimana kita pernah bahagia dibawah langit yang sama. My L Lisa adalah adik paling berharga bagi kami. Dia hadir untuk menjadi obat bagi kami. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan kami. "Aku ingin membuat kalian semua bahag...