Deux

2.8K 347 27
                                    

Biasakan vote! Dan jangan lupa follow supaya tidak ketinggalan update book terbaru!

Happy Reading

Taehoon diam, memandang gadis yang sedang melihat-lihat isi rumahnya. Dia sama sekali tak ingat pernah mengizinkan Gyeoul untuk masuk ke dalam tempat tinggalnya. Yang ada tadi ia protes karena cewek itu berlaku seenaknya.

"Kau tinggal sendirian?" tanya Gyeoul sembari melihat foto keluarga yang terpajang di salah satu rak. Dia tersenyum saat melihat Taehoon kecil yang menurutnya manis dan imut. Lalu memandang versi dewasanya, tidak ada yang berubah menurutnya.

Taehoon yang sekarang dan dulu sama-sama manis. Bedanya hanya terletak pada proporsi tubuh pemuda itu. Dia jadi penasaran dengan rupa ibunya yang melahirkan anak semanis ini.

"Ya, ayahku ditinggal di Busan. Aku di sini hanya merantau untuk sekolah," balas Taehoon seraya mendudukkan diri di sofa.

"Sekarang pulanglah, aku sudah tiba di rumah dengan selamat. Tak ada alasan lagi untuk kau ada di sini.." Taehoon mengusir Gyeoul dari kediamannya. Namun nampaknya gadis itu enggan beranjak dari tempatnya.

Dia pun menghela napas pendek, membiarkan gadis tersebut melihat-lihat seisi rumahnya sebelum ia menendangnya keluar. "Omega memang paling imut dan cantik!" gumam Han Gyeoul yang didengar oleh Seong Taehoon.

"Cih, semenarik itukah omega di matamu?" tanya Taehoon.

Gyeoul mengangguk. Dia memang tertarik dengan omega. Namun keberadaan mereka sangatlah sedikit, di sekolah campuran saja hanya ada 10% dari seluruh siswa. Makanya ia jarang bertemu omega yang masih lajang atau belum memiliki mate.

"Apa ibumu juga omega sepertimu?" tanya Gyeoul sembari menatap sebuah foto perempuan muda yang menggendong seorang bayi.

Perempuan di dalam foto itu sangat cantik nan menawan membuatnya serasa terhipnotis karena tatapan dan senyumannya. Gyeoul sampai tak sadar jika Taehoon sekarang ada di sebelahnya. "Ini ibuku. Beliau omega paling cantik yang aku kenal," ucap pemuda itu.

Gyeoul tersentak pelan kemudian mengangguk. "Lalu beliau dimana?" tanyanya.

"Sebaiknya kau pulang, ini sudah larut malam. Nanti kau dicariin sama orangtua kau." Taehoon mengalihkan topik pembicaraan membuat Gyeoul seketika mengernyitkan dahi.

Ia mengamati tatapan Taehoon yang berubah sendu seolah menyimpan kesedihan yang mendalam. Dia pun memutuskan untuk tidak ngotot dan membiarkam topik mengalir layaknya air sungai. "Orangtuaku sudah ditanam," ucap Gyeoul tenang.

Seketika Taehoon membisu, matanya menatap lamat gadis berambut merah muda yang nampak tenang. Padahal itu hal yang sensitif untuk diungkit. Namun Gyeoul sama sekali tak menunjukkan kesedihan mendalam atau rasa apapun. Ia terlihat seperti robot yang tak memiliki perasaan atau dia merasa sudah sewajarnya mereka tiada?

"Maaf.."

"Tak perlu minta maaf, sudah takdir mereka. Kami hanya perlu terus hidup." Gyeoul berbicara tenang dan santai seolah membahas hal yang biasa. Membuat Taehoon semakin merasa tak enak hati.

Kedua pandangannya mengembara ke segala penjuru rumah kemudian menyadari sesuatu yang terselip di kalimat Gyeoul tadi. "Kami? Kau memiliki saudara?" tanya Taehoon seraya mengerjapkan matanya.

Gyeoul mengangguk. "Ya, aku punya kakak laki-laki yang sangat pengertian." Dia menjawab dengan senyum di wajahnya. Taehoon yang melihat itu pun menghembuskan napas lega.

Ternyata dugaannya benar. Gadis ini berusaha menyembunyikan kesedihannya. Untunglah mood cewek mudah berubah. Jadi, Taehoon tak perlu susah payah mengembalikan suasana.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang