Treize

1.2K 224 11
                                    

Halo! Kemarin nggak update karena kehabisan kuota:(

Jangan lupa komen + vote

Happy Reading

"Kamu sering jalan kaki?"

"Kakimu tidak lelah?"

"Oh, apa kamu mau es krim?"

Taehoon menghela napas berat. Dia sama sekali tak berminat menjawab semua pertanyaan dari gadis yang berjalan di sebelahnya. Ia teramat kesal karena Gyeoul seenak jidat menyuruhnya menginap dan mengunci pintu kamarnya.

Dia seperti burung yang dikurung dalam sangkar emas. Tak bisa berbuat banyak dan tak bisa protes karena Gyeoul nggak suka penolakan. Bukan berarti Taehoon diam saja selama ditahan.

Ia berulang kali membuat kegaduhan supaya Gyeoul berteriak, memaki, dan mengusirnya. Namun gadis itu seperti mengetahui niat bulusnya. Alih-alih diusir, dia justru mendapat hukuman yang tak pernah dibayangkan olehnya.

Hukuman itu berimbas ke aktivitas sehari-harinya karena ia jadi tak bisa berjalan setelah dihukum Gyeoul. Gadis itu licik, gila, dan mesum. Taehoon ingin segera menjauhkan diri dari alpha mesum satu ini.

Namun apa daya, gadis ini memiliki seribu satu cara untuk mengikatnya secara tidak langsung. Terkadang ia merasa Gyeoul memiliki obsesi terhadap dirinya dengan embel-embel cinta. Contohnya semalam, alpha female itu seolah berusaha menandainya meski sudah ditendang dan dipukul berkali-kali.

Taehoon menciut ketika Gyeoul mulai menekannya. Namun tiba-tiba gadis itu mengumpat, menampar dirinya sendiri lalu memandangnya dengan tatapan aneh. Taehoon tak bisa mendeskripsikannya, tapi yang jelas, ia merasa hatinya seakan teremas.

Mengingatnya membuat Taehoon tak sadar jika ia melangkah ke tepi jalan, menengah secara perlahan. Suara klakson mobil pun dia abaikan. Alam sadarnya seolah terenggut oleh serpihan memori yang melekat di kepalanya.

"Taehoon!"

Ia tersentak ketika lengan kanannya ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang. "Kamu mau mati? Jangan dulu! Kita belum membina rumah tangga yang sempurna!" ucap Gyeoul ngawur setelah mereka menyingkir dari tepi jalan raya.

Taehoon mengedip-ngedipkan matanya, memiringkan kepala ke kanan lantas bertanya, "Memang aku nanti menikah sama siapa?" Sepertinya ia hanya menangkap di bagian membina rumah tangga bukan menyeluruh.

"Menikah sama aku!" sahut Gyeoul sambil cengar-cengir kaya kuda.

"Memang aku mau sama kamu?" tanya Taehoon dengan polosnya.

Jleb.

Pedang menghunus jantung Gyeoul yang berdetak. Membuatnya rasa sakit menjalar ke sekujur tubuhnya. Ia merenggut, tikaman di hatinya serasa menghancurkan semangat paginya.

Dia pun melangkah duluan, meninggalkan Taehoon yang menggaruk tengkuknya. "Aku nggak salah bicara, kan?" Ia bertanya pada diri sendiri seraya menangkap gunjingan yang terlontar ke telinganya.

Taehoon menoleh, menatap segerombolan wanita yang bergunjing sembari mencuri-curi pandang kepadanya. Ia tahu, dirinya sekarang menjadi buah bibir bagi mereka. Namun apa yang salah? Dia memang tak ingin menikah dengan Gyeoul.

Gadis itu gila, pemaksa, mesum, dan licik. Dia tak mungkin jatuh cinta dengan perempuan seperti itu meskipun perbuatannya sering menghanyutkan perasaannya. Apalagi obsesi Gyeoul terhadapnya membuat hatinya gundah gulana. Ia serasa terikat secara magis.

Tak bisa berbuat banyak ketika Gyeoul berada di sebelahnya. Padahal gadis itu hanyalah hama di kehidupannya. Dia ingin gadis tersebut pergi sejauh mungkin, meninggalkan buku kisahnya dengan damai. Meskipun hati kecilnya menjerit.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang