Neuf

1.4K 254 2
                                    

Hayo. Jangan lupa vote dan komen dulu sebelum baca. Kalau nggak vote, Authoon lama update-nya!

Happy Reading..

Mentari telah menampakkan setengah wujudnya di timur, memancarkan kilau emas yang dinanti semua orang. Termasuk Seong Taehoon dan Han Gyeoul yang berada di kelas mereka saat ini.

Keduanya nampak duduk berdampingan. Saling membisu, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Keheningan pun terus menemani mereka hingga pintu kelas terbuka, menampilkan sosok mungil berparas manis yang terkejut setelah melihat Taehoon dan Gyeoul.

Kehadirannya sontak menyentak mereka dari alam pikiran masing-masing. Taehoon menoleh, memandang sosok yang dikenalnya, berdiri di ambang pintu dengan kepala tertunduk. Dia bertanya dalam hati, apa yang dilakukan pemuda itu di kelasnya.

"Kau salah kelas?" terka Taehoon lalu menggelengkan kepala.

"Nggak mungkin salah kelas. Sudah lama sekolah, masa nggak hapal habitat sendiri," monolognya.

Gyeoul menghela napas. Kedua manik merah darahnya terpaku pada kotak bekal yang dipegang oleh pemuda itu. Ia merasa familiar dengan bentuk dan gambar dari benda itu. Dia pun mengingat, dimana dan kapan pernah melihat barang tersebut.

Setelah itu Gyeoul menjentikkan jari. Itu adalah kotak bekal yang selalu ada di meja Taehoon setiap pagi. Ternyata siswa ini yang memberinya, wah.. harus diberi pelajaran. Eh, tapi tunggu...

'Dia omega..' inner Gyeoul sembari mengendus aroma vanila ice cream yang menguar dari tubuh mungil pemuda itu. Ia langsung berasumsi bahwa sosok tersebut adalah pesuruh yang diperintah memberikan kotak bekal di tangannya kepada Taehoon.

"Aku.. cuma.." Hobin gugup. Dia bingung merantai kata yang tepat untuk situasi saat ini.

"Dia yang beri kau bekal setiap hari, Hoon," sela Gyeoul seraya menatap santai Hobin yang membulatkan mata.

"Uhm.. itu.." Wajah Hobin memerah, kepalanya semakin menunduk untuk menyembunyikan rona merah tersebut. Namun dia tak bisa mengelabui mata rubah Gyeoul.

Gadis itu sedari tadi menatap Hobin penuh selidik. Dahinya berkerut saat pemuda di ambang pintu tersipu, menunduk guna menyembunyikan semburat merah di pipinya. Gyeoul pun merasa ada yang janggal.

"Kau menyukai Taehoon?" tanya Gyeoul tiba-tiba.

Reaksi pemuda itu sungguh di luar ekspektasi. Dia kira Hobin akan menggeleng cepat, menyangkal pertanyaan Gyeoul dengan pernyataan. Ia pikir seperti itu.

Namun ternyata pemuda tersebut justru mengadah, memperlihatkan wajahnya yang semerah tomat dengan mata bulat. Itu imut, tapi membuat Gyeoul tak senang. Dia merasa ada saingan yang seharusnya tidak menjadi rival.

"Kalian satu gender, duh.. homo semakin homo!" ujar Gyeoul. Dia tidak mau menambah saingan, cukup para alpha di luar sana yang menaruh hati pada Taehoon.

Jangan sampai ia punya saingan seorang omega. Dia nggak mau melawan orang manis, imut, dan lemah lembut, kecuali modelannya kaya Taehoon. Itu sangat menantang dan membuatnya ingin cepat-cepat meng-klaim-nya sebagai mate.

Taehoon yang mendengar ucapan Gyeoul barusan sontak membulatkan mata. Dia tidak percaya. Namun saat melihat wajah Hobin bak kepiting rebus, mau tak mau ia percaya.

"Hobin itu nggak benar, kan?" Taehoon mencoba memastikan sendiri. Dia tidak mau salah asumsi, bisa gawat kalau berita ini tersebar dari mulut ke mulut.

Hobin mengangguk pelan. Membuat Taehoon refleks menghela napas. "Apa yang kau suka dariku? Kita sesama omega. Kita juga baru sekali bertegur sapa." Ia bertanya dengan lembut, tak ingin menyakiti hati sosok mungil itu.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang