Extra Part - Calon Mertua

1.2K 204 59
                                    

Jangan lupa vote, comment ya
Followers 160, banjir extra part

Jangan lupa mampir ke book ku yang lain

Happy Reading

Andai kata ditanya restu. Mungkin Gyeoul akan membisu selama beberapa saat. Menyelam dalam intuisi yang menuntut tuk maju.

Dia selalu berpikir tentang hari dimana ia datang, memperkenalkan diri di hadapan calon mertua dengan wajah berseri ditelan buncah. Lamun persepsi negatif terus bermunculan di benaknya, mengingat anak yang dikandung mate-nya.

Taehoon hamil. Itu adalah tanggung jawabnya. Lantas apa yang membuatnya risau?

Nafkah? Tidak, dia sudah mampu mencari uang tuk kehidupan mereka kelak. Meski pekerjaannya tak bisa dibilang mudah.

Rumah? Gyeoul punya apartemen dan rumah tingkat dua di sekitar perumahan elite.

Lantas apa?

"Kamu takut sama ayahku?"

Gyeoul membeku. Sepertinya memang ini yang ditakutinya. Lantaran saat ini mereka berada di Busan, tepatnya di depan rumah calon mertuanya.

"Oh, ayolah.. ayahku baik kok." Taehoon mencoba melipur karena sepanjang perjalanan tadi Gyeoul terus bergumam tentang reaksi ayahnya.

"Cuma sering nendang saja," lanjutnya yang membuat jantung Gyeoul nyaris melompat dari tempatnya.

"Ayahku dulu mantan anggota khusus yang pernah mengacaukan pertahanan China, tapi kamu diam-diam saja ya.. jangan diungkit, ayahku mudah kepancing."

'Mati aku..' batin Gyeoul sambil menunduk. Dia terbayang dengan reaksi ayah Taehoon yang murka karena anak semata wayangnya dihamili sebelum waktunya.

"Jangan hari ini, deh. Aku belum siap, sumpah," ujar Gyeoul sambil melangkah mundur.

"Telat—"

Ceklek.

"— Aku sudah memberitahu ayahku kalau kita akan datang." Taehoon menyambung ucapannya yang sempat terpotong. Lantas menilik ayahnya yang membulatkan mata, terkejut dengan kehadirannya di depan rumah.

"Loh Taehoon, kapan sampai?" tanya sang ayah pada putra semata wayangnya yang berdiri di samping gadis.

Taehoon mendekat kemudian menjabat dan mengecup punggung tangan ayahnya. "Baru saja, kok." Ia membalas dengan sopan dan lembut.

Seong Hansoo mengernyit, memandang gerun anaknya yang nampak lain dari biasanya. "Nak, kamu tidak berkunjung ke tempat angker, kan sebelum ke sini?" Dia bertanya pada putranya yang melengos.

"Maksud ayah, aku kesambet gitu?"

Hansoo mengangguk cepat.

"Ck, pak tua sinting!" cibir Taehoon sembari melayangkan tendangan depan yang langsung ditangkis oleh ayahnya.

Seong Hansoo tersenyum. Ini baru putranya, Seong Taehoon. Bukan bocah sopan yang sempat merasuk di diri anak laki-lakinya.

Lantas ia berpaling, memandang figure asing yang mematung di belakang Taehoon. "Siapa gadis yang bersamamu, Nak?" Dia bertanya sembari menatap Gyeoul yang nampak kikuk.

"Oh! Dia.." Taehoon berbalik, menatap tajam Gyeoul seolah memberi kode tuk memperkenalkan diri.

Gadis berambut merah muda itu paham lalu menarik napasnya dalam-dalam sebelum menghembuskannya secara perlahan. Dia mempersiapkan kapasitas mentalnya yang sempat terkikis oleh resah. Kemudian memperkenalkan diri dengan sopan.

"Halo, Paman. Nama saya Han Gyeoul, mate dari anak anda.."

Ia membungkuk, memberi salam hormat pada orang tua di depannya. Lalu tersipu saat calon mertuanya tersenyum manis kepadanya. Dia jadi tahu kenapa Taehoon memiliki senyum yang semanis gula, ternyata turunan bapaknya.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang