Seize

1.4K 259 84
                                    

Terimakasih yang sudah baca sampai sini. Terimakasih juga yang udah bantu promosiin + follow akunku 😭 nggak nyangka kalau ada yang suka ceritaku.

Happy Reading

Coklat keemasan menetes pada putih, melembabkan kapas guna menyentuh luka melintang. Taehoon terduduk di sofa, ditemani Hyungseok yang telaten merawatnya.

"Sssh.. ini perih!" adunya saat pedih menusuk bahu kirinya.

"Wajar perih, di sekolah bukannya langsung diobatin malah ngacir ke sana ke mari, mau sok jadi pahlawan?" ujar Hyungseok jengkel seraya menekan kapas putih ke luka melintang di bahu kiri Taehoon.

"Wadaww.. sakit!" pekik Taehoon.

Hyungseok terkekeh saat melihat sahabat manisnya mengerucutkan bibir. Terlihat imut dan menggemaskan. Namun sayang hatinya bukan miliknya.

"Lagian, kamu kenapa bisa luka begini?!" tanya Hyungseok risau. Dia cemas tatkala melihat bahu kiri Taehoon bersimbah darah.

Ia sempat bertanya. Namun terabaikan lantaran pemuda itu fokus mengobati Gaeul yang terluka di perangan mata dan lengan. Padahal dia tahu kalau gadis itu adalah alpha, tentu terbiasa dengan luka sayat dan lebam.

"Melindungi Gaeul dari serangan Gyeoul tadi." Taehoon menjawab. Kepalanya tertunduk seolah ada batu besar yang menindih kepalanya serta menghantam hatinya. Dia merasa ada yang tak beres, ingatannya melayang pada tatapan alpha gila tadi sore.

Pancaran ketulusan terlihat dari sorot mata sendunya. Lengkungan manis di bibirnya seolah pemanis guna menutupi luka menyayat di hatinya. Taehoon tak mengerti, mengapa gadis itu membuat tatapan seperti itu?

Apakah ia berharap bahwa semua perkataan Taehoon hanyalah delusi semata?

"Kau bicara apa saja ke Gyeoul tadi?" Hyungseok bertanya seraya membalut luka Taehoon dengan perban putih.

Taehoon membisu. Dia menimang-nimang pertanyaan Hyungseok barusan. Apakah harus dijawab atau tidak.

Akhirnya ia menceritakan segala sesuatu yang dilalui tadi tanpa kehadiran sahabatnya. Dia tak menambah-nambahkan kisah peliknya dengan bumbu cabai ataupun merica. Hanya saja ia menguburkan fakta tentang tatapan terluka Gyeoul yang terlempar untuknya.

Hyungseok mencerna setiap unsur dalam cerita sahabatnya. Kemudian merenung, meresapi semua makna tersirat dari alur kisah yang didengarnya. "Gyeoul melakukan itu karena nggak suka kamu dipeluk dan sebagainya?" Dia bertanya, memastikan simpulan yang terbentuk di otaknya.

Taehoon mengangguk cepat, membuat Hyungseok menjentikkan jari di depan wajahnya. "Nah, kamu yakin cuma itu alasan Gyeoul menyerang Gaeul?" Ia bertanya dengan hati-hati, berupaya memancing pemuda itu.

Hyungseok tidak bodoh. Taehoon menyembunyikan sesuatu yang penting dari ceritanya. Maka dari itu, ia berusaha memancing. Berharap umpannya mendapat buruan yang sempurna.

Taehoon mendengus. "Tentu saja. Sejak pertama kali bertemu, dia terus mengatakan aku miliknya. Sampai semua orang takut berurusan denganku karena gadis sinting itu!" Dia menjelaskan dalilnya.

Kausa yang masuk akal. Namun menyimpan sesuatu yang bermakna. "Setiap orang memiliki alasan khusus di setiap alasan umumnya," ujar Hyungseok. Dia menggunakan bahasa yang umum, tetapi makna sulit dicerna.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang