Trente deux

1.3K 210 76
                                    

Aku kemarin nggak up:( nyut-nyutan bener daguku. Susah konsen

Jangan lupa vote

Happy Reading

Mimik datar Hyungseok tunjukkan pada dua sejoli yang berhenti di hadapannya. Ia menghela napas, tak kuasa melihat betapa mesra-nya mereka menjalin asih. Api melahap rasa, membakar kalbu tinggallah abu.

Hyungseok menyerah pada rasa, berdeham keras ketika dua sejoli di depannya saling melumat, menghisap bibir satu sama lain.

"Iri ya?" celetuk Gyeoul setelah melepas ciumannya bersama Taehoon. Lalu membenarkan posisi si manis yang ia gendong di punggungnya.

Hyungseok mendengus lantas menatap datar Taehoon yang mau mempertemukan bibirnya dengan bibir Gyeoul. Dia pun buru-buru menutup mulut sahabatnya dengan tangannya. Ia enggan melihat jalinan asih yang membuat hatinya semakin terbakar.

Dia akan merelakan rasa, menyerah pada putusan sahabatnya yang memilih Gyeoul. Lantaran itu adalah tekadnya tatkala memutuskan untuk membantu Taehoon dekat dengan gadis ini. Namun ia tak tahu jikalau intuisi yang menjerat bisa melukai sanubarinya bak tanaman berduri.

"Please, hargai jomblo. Cari tempat sepi kalau mau ciuman!" petuahnya sembari menyingkirkan tangan kanannya dari mulut Taehoon. Lalu ia memandang datar Gyeoul yang terkikik.

"Ya, sudah. Hoonie, bolos yuk.. kita wleowleowleo.." timpal gadis berambut merah muda itu sembari melirik kekasihnya yang mengecup pipi kirinya.

Hyungseok tersenyum datar lalu menjitak kepala batu Gyeoul. "Anak anjing!" makinya.

"Jangan pukul-pukul alpha-ku!!" peringat Taehoon dengan mata mendelik lucu. Kedua tangannya pun bergerak, memeluk posesif leher Gyeoul untuk menunjukkan aura kepemilikan.

"Nggak dipukul. Aku tendang boleh?"

"Nda!!"

"Cakar deh cakar!"

"Nou!!" 😡

Gadis berambut merah muda itu tertawa geli melihat wajah masa yang Hyungseok tunjukkan. Bungah merekah, memenuhi sanubarinya yang dulu terasa hampa. Lalu sudut matanya menangkap sosok familiar yang mendekatb ke arah mereka.

Ia pun menoleh, menilik Bomi yang melambaikan tangan padanya. Dia tersenyum, akal bulus bersinar dikepalanya. Gyeoul memiliki ide untuk membalas kebaikan Hyungseok selama ini padanya dan juga Taehoon.

"Bom, sini!!"

"BOMI!"

"IYA.. IYA, BO-MI!"

Gadis berambut panjang coklat tua pun mempercepat langkahnya. Ia berdiri di samping kiri Gyeoul sembari mencuri-curi pandang kepada Hyungseok yang sibuk menggerutu. Dia benar-benar tertarik dengan alpha di depannya. Namun tak memiliki keberanian tuk mengungkap.

Gyeoul yang menyadari perangai aneh Bomi pun menyikut lengan kanan gadis itu. "Kau tertarik sama dia, kan? Mau aku comblang ini?" bisiknya sembari memirsa Hyungseok yang bersungut.

Bomi mengangguk cepat. Dia tertarik dengan tawaran temannya yang begitu menggiurkan. Keduanya pun saling berbisik, melupakan Taehoon yang berada di gendongan Gyeoul.

"Ah! Jadi, Bomi suka Hyungseok!" celetuk Taehoon dengan suara keras.

Bomi dan Gyeoul seketika membeku, menoleh patah-patah pada Hyungseok yang mematung. Niat belum terlaksana, si empuh sudah merasa. Keduanya pun menepuk jidat, merutuk kecerobohan mereka yang mencuaikan eksistensi Taehoon.

"Kamu suka sama saya?" Dia bertanya pada gadis asing di samping kiri Gyeoul.

Bomi mengangguk sembari menautkan kedua tangannya di depan dada. Hyungseok menghela napas kemudian  menatap lembut gadis berambut coklat di depannya.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang