Sept

1.5K 249 5
                                    

Taehoon membatu, kedua matanya terpaku pada kotak bekal bergambar Doraemon yang ada di atas mejanya. Dia tak merasa pernah membawa ini ke sekolah. Lagi pula ia tidak masak hari ini. Jadi, benda ini bukan punyanya.

"Pagi, Seong Taehoon!" sapa Hyungseok ramah sembari menatap kotak bekal Doraemon di atas meja sahabatnya.

"Wih.. tumben kau bawa bekal," ujarnya seraya merangkul bahu sahabat cantiknya.

Taehoon menggeleng, menyangkal pernyataan barusan. "Tidak. Ini bukan punyaku," katanya seraya meletakkan tas nya di atas meja kemudian duduk di bangkunya.

Hyungseok mengangguk. "Iya, sih. Mustahil kau punya kotak bekal imut seperti ini. Kaya bocah TK, tapi kau memang anak TK," timpalnya yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari si empuh.

Hyungseok menyengir, mengangkat tangan kanannya dan membentuk peace dengan kedua jarinya. Taehoon pun hanya bisa menghela napas lalu kembali memusatkan atensinya ke kotak bekal di atas mejanya. Dia bertanya-tanya dalam hati, siapa yang memberikan ini kepadanya?

Tidak mungkin Hyungseok karena pemuda itu baru saja datang. Lagi pula sahabatnya bukan tipikal anak rajin yang berangkat sekolah pagi buta. Pasti ini orang lain, tapi siapa?

"TAEHOON!"

Sebuah suara menggelegar dari ambang pintu. Membuat Hyungseok dan Taehoon serentak menoleh, menatap malas seorang gadis berambut merah muda yang melambaikan tangan. Mereka sudah menduga jika Gyeoul akan terus datang, tak peduli jika nanti akan diusir oleh omega cantik incarannya.

Gadis itu seolah tak mengenal kata menyerah di kamusnya. Taehoon hanya bisa menghela napas lelah saat Gyeoul berlari ke arahnya. Sementara Hyungseok memasang badan di dekat sahabatnya. Dia tak mau kejadian empat hari yang lalu kembali terulang.

Gyeoul mendengus, memandang datar Hyungseok yang menghalangi aksesnya. Dia sama sekali tak memiliki niat jahat, tapi pemuda di hadapannya masih saja berprasangka buruk kepadanya. Memang wajahnya tampang-tampang kriminal?

"Kau minggir!"

"Kau yang minggir!"

Gyeoul mengeraskan rahangnya. Ia hampir tersulut emosi jika tak segera mengingat tujuannya kemari. "Oh ayolah! Aku hanya ingin bertemu dengan teman cantikmu itu!" rengeknya sembari menatap melas Hyungseok yang memasang wajah datar.

Harga dirinya serasa tercabik-cabik karena merengek kepada seorang alpha. Namun demi niat baiknya, ia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Hyungseok tersenyum tipis kemudian mempersilahkan gadis itu untuk lebih dekat dengan Seong Taehoon yang terbengong.

Pemuda cantik itu terus menatap kotak bekal yang ada di atas mejanya. Membuat Gyeoul merenggut tak suka seraya menyembunyikan sesuatu yang ada di balik punggungnya. "Itu dari siapa?" tanyanya.

Ia berhasil mencuri atensi. Sekarang pemuda itu tengah menatapnya bingung. "Tidak tahu, memang ini untukku?" balas Taehoon polos.

Hyungseok dan Gyeoul serentak menepuk jidat. Keduanya tak mengira jika Taehoon memiliki sisi polos menjurus bodoh di usianya yang sudah menginjak 17 tahun. Hal yang mustahil, tapi patut dipercaya.

"Iyalah. Ya kali dia ngasih ke meja kau, tapi untuk orang lain. Mikirlah!" sahut Gyeoul jengkel. Dia bukan geram ke Taehoon melainkan ke orang yang telah memberikan bekal kepada calon mate-nya.

Taehoon memiringkan kepala, mengerjapkan kedua matanya imut sembari menunjuk kotak bekal di atas mejanya. "Berarti ini boleh dimakan?" tanyanya.

Hyungseok dan Gyeoul mengangguk. Membuat cengiran polos terbit di wajah pemuda itu. "Hehehe.. dapat makanan gratis," ujarnya.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang