Dix-neuf

1.5K 254 85
                                    

😭mau up sore, tapi aku bablas turu. Maafkeun karena gantungin..

Happy Reading.

Senyap melanda kalbu. Semua insan membisu tatkala menilik figur nang pijak di hadapan mereka. Tubuhnya sebanding dengan alpha yang menyampuk sedari tadi.

Lamun aura nan feromon yang dikeluarkannya lebih absat, mampu membuat para anggota SKID menelan saliva kasar. Tekanan yang diberikan sosok tersebut tak main-main. Mereka seolah berhadapan dengan raja rimba sesungguhnya.

Sementara yang lain gentar. Taehoon justru menuai kenyamanan dari aroma kopi yang menyeruak ke dalam rongga paru-parunya. Ia tak lagi serasa dihantam batu. Tubuhnya menghangat selagi feromon melingkupi benaknya.

"Dowoon.. Lee Dowoon.." Ia memanggil alpha yang berdiri di depannya.

Sang alpha menoleh, tersenyum legi tatkala menangkap air muka rahayu omega tersebut. "Kamu tidak  kenapa-napa?" Ia bertanya halus. Suara lembutnya mampu membuat Taehoon terlena.

Tersenyum manis seraya mengangguk, membangun sebuah chemistry yang menghangatkan jiwa. Keduanya saling pandang, tak menghiraukan para alpha yang memirsa jenuh. Jelak dengan vista yang menggelikan.

Hyungseok mendengus. Ia membanting salah satu anggota SKID yang memegang tangan kanannya. Lantas beralih, mengincar alpha lainnya. Sebelum itu, ia berbicara pada Dowoon, "Udah tatap-tatapannya! Ini musuh banyak, aku hajar sendiri berasa sok pahlawan nanti!"

Dowoon melongos, menatap datar Hyungseok yang mencibir di belakangnya. Dia pun membalas, "Cih, bilang saja kau perlu bantuanku!"

Hyungseok bersungut dalam hati. Enggan menimpali ucapan Dowoon barusan. Lantaran ia tahu, dia akan semakin terjebak dalam lisan pemuda itu hingga menuguh bimbang.

Dia tak mau dipermalukan oleh lisan. Lebih baik ia melawan, menumpas para anggota SKID yang menuai keburukan di jalanan. Mereka tak boleh lengah lantaran lengai sedikit, bahala mampu menjempit.

Dowoon pun bersiap, melayangkan serangkaian tendangan kepada para anggota SKID yang kocar-kacir tatkala melihatnya mendekat. Dia tergelak, alih-alih membalas. Mereka justru bersujud, memohon amnesti darinya.

Lamun Dowoon tak seramah wajahnya. Ia menendang, melancarkan apchagi tuk melumpuhkan lawan. Dia tak perlu bermurah hati. Siapapun yang wira terhadapnya, maka kaki hadiahnya.

Satu per satu anggota SKID tumbang, menyisakan Jungchan yang telah bermandi keringat di atas motornya. Jantungnya berpacu layaknya langkah kuda. Ia karut, menunduk kala kedua pemuda itu mendekat dengan seringai tercetak di wajah.

Hyungseok menggeram, menguarkan feromonnya bersama Dowoon yang berupaya menetralisir sekitar. Sementara dia bertugas menekan Jungchan yang telah ngompol di celana saking karutnya.

Hyungseok menggeleng, menuai gerun yang mencatuk hati. "Kau ngompol lantaran berhadapan dengan kami? Payah!" ejeknya sambil memukul kepala kosong Jungchan.

Setelah itu pandangannya menggembara, menelisik satu per satu manusia yang tumbang di bawah kakinya. Lantas kedua maniknya terpaku, menangkap dua objek yang mampu menuguh rutuk di benaknya. Ia melihat Taehoon yang tengah dipeluk oleh Dowoon.

Sahabatnya memang senang bermanja dengan Dowoon. Dia iri. Namun ia sadar diri bila tak lebih dari sekedar teman. Bentrok dengan benaknya yang menjerit sayang.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang