Irene setiap selesai dari kampusnya dia tidak dulu pulang kerumahnya, justru dia harus bekerja hingga larut malam baru dirinya akan pulang.
Seperti saat ini dirinya tengah disibukkan dengan banyaknya pelanggan yang datang silih berganti, namun dia harus tetap tersenyum didepan pelanggan itu meninggalkan sejenak rasa lelahnya.
Sekitar 2 jam tanpa henti menyajikan makanan dan hal lainnya, Irene akhirnya bisa melepaskan dahaganya dan kebetulan ini adalah jam istirahat, Irene pun mengambil jatah makanannya.
Setelah selesai, seperti biasa Irene melanjutkan pekerjaannya hingga waktu menunjukkan pukul 10 malam artinya sebentar lagi akan tutup.
Irene membereskan beberapa meja dan menyempatkan diri untuk membersihkan lantai, disela kesibukannya mengepel lantai Irene didatangi sang manager restoran tempatnya bekerja.
"Rin,"
"iya tunggu sebentar" ucap Irene.
Irene yang melihat kedatangan manager restoran itu langsung menghentikan kegiatannya dan menyimpan sejenak peralatan pel kepojok ruangan, dan setelahnya menghadap ke managernya.
"gajimu bulan ini, dan mulai sekarang kamu masuk kerja siang sampai malam."
Irene menerima amplop itu dan tersenyum kearah sang manager yang seorang wanita itu.
"terimakasih Bu, baik saya akan berkerja semaksimal mungkin."
"oh iya Rin, saya akan mengurus restoran cabang luar kota, mulai sekarang yang akan mengurus restoran ini langsung adalah pemiliknya"
Irene cukup terkejut mendengarnya namun dia paham karena sang manager hanya menerima perintah dari atasannya.
"semoga ibu selalu diberikan kesehatan"
"amin, terimakasih Rin."
setelah mengucapkan itu sang manager pergi meninggalkan dirinya, Irene pun melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda itu.
Setelah selesai dengan semuanya Irene membersihkan dirinya dan segera untuk pulang dia berjalan menuju halte menunggu bus datang.
Cukup lama dia menunggu hingga akhirnya bus ada yang datang, Irene bergegas menaikinya dan bus itu membawanya hingga ke tujuan.
Irene harus berjalan melewati gang-gang kecil sebelum bertemu dengan apartemennya, sebenarnya jalan itu jalur tercepat untuk menuju apartemennya, dia memasuki lift dan menuju lantai 8 tempatnya tinggal.
Irene melangkahkan kakinya dan semakin mendekati apartemennya dan dirinya berada tepat didepan pintu apartemen dan lekas memencet pin pintu.
Pintu terbuka Irene melepaskan sepatunya dan berhambur menubruk adiknya yang asyik menonton televisi itu dan sang adik tanpa risih membiarkan hal tersebut, karena itu adalah hal biasa yang selalu kakaknya lakukan jika pulang dari berpergian.
"dek kakak seneng banget tau"
"abis gajian?"
Irene menatap terkejut adiknya bagaimana dia bisa tau jangan-jangan adiknya adalah seorang peramal atau dukun?
"gimana kamu bisa tau"
"keliatan aja kakak kan biasanya begini kalo abis gajian, ya hapal aja aku"
Irene memukuli pelan lengan adiknya dan sesekali mencubitnya main-main adiknya ini jika soal uang, jiwa kepekaannya meningkat pesat.
"si paling peka sama bau duit"
"maklum kak bawaan ari-ari"
Irene tertawa mendengar penuturan adiknya itu untuk beberapa menit, sampai rahangnya dibuat kebas dan puas juga memukuli adiknya itu dengan cukup bertenaga tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN KIM [ VRENE ] ✅
FanfictionMenceritakan tentang seorang mahasiswi yang dijodohkan oleh dosennya yang merupakan anak dari sahabat ibunya. Yang satu pandai menggoda dan hobi mencela dan yang satu mudah salting dan cuek-cuek bucin keduanya mempunyai karakter yang bertolak belak...