"Papa, titip Mama! Papa ada urusan bentar. Nanti siang Papa yang jaga Mama di ICU. Tolong pagi ini bantu jaga Mama kamu," seru Dokter Jefri pada kedua anaknya, Aidan dan Azka.
"Terus siapa yang jaga Mama, Pa? Azka harus tanda tangan kontrak pembukaan coffee shop Macarolove perwakilan Mama," sahut anak sulungnya.
Dengan raut wajah yang terlihat lelah, Dokter Jefri menatap anak sulungnya untuk memintanya menggantikan menjaga Bu Ayana. Dan Aidan mengangguk seraya menjawab, "Aidan yang jaga Mama."
Usai mengatakan hal itu, Aidan berjalan ke arah pintu ruang ICU tanpa mengatakan sepatah kata apapun pada Sang Papa dan adiknya. Rasa bersalah bercampur bingung masih mengendap dalam hatinya. Tak mampu kehilangan Mamanya pun juga kehilangan sang Kekasih.
Setelah mengenakan pakaian khusus pengunjung ICU, langkah Aidan berhasil masuk ke dalan ruang ICU. Aidan melangkahkan kakinya menghampiri ranjang Bu Ayana. Tepat satu jengkal ia duduk di samping ranjang itu.
Tangan Aidan menggengam tangan Bu Ayana dengan pelan. Netranya sedari tadi menatap monitor yang menunjukkan perkembangan kesehatan organ tubuh Bu Ayana. Ia takut jika monitor itu menunjukkan garis lurusnya.
"Ma, Aidan minta maaf! Aidan minta maaf. Jujur Aidan kangen sama Mama. Aidan mau Mama sehat lagi. Udah beberapa hari Mama belum respon Aidan," serunya menunduk dengan buliran bening yang hampir jatuh dari kelopak matanya.
"Ma, tolong maafin semua orang yang dulu pernah menyakiti Mama. Termasuk kalau Gladys dan Mamanya pernah nyakitin Mama, tolong maafin! Aidan harus apa biar Mama maafin mereka. Bilang ke Aidan!" serunya lagi pada Sang Mama yang sama sekali belum merespon ucapannya.
Aidan tak kuasa melihat Sang Mama masih terbaring di sampingnya, "Tolong kasih tau Aidan! Apa yang buat Mama masih belum bisa berdamai dengan semuanya? Masalah Azka yang mana? Papa sampai sekarang belum jawab pertanyaan Aidan. Aidan harus apa?" tanyanya lagi pada Sang Mama.
"Aidan nggak tau harus apa, Ma! Aidan bingung harus apa. Kalau boleh, Aidan mau kalau harus bersujud di kaki Mama. Jujur. Aidan nggak bisa jatuh cinta sama perempuan selain Gladys. Aidan susah jatuh cinta, Ma! Aidan sama sekali nggak bisa jatuh cinta ke perempuan lain. Sulit," serunya mengadu pada Sang Mama. Bu Ayana sama sekali masih tak menunjukkan responnya.
"Tapi Aidan nggak bisa nyakitin Mama. Aidan tahu Tante Amira pernah ada di hati Papa. Aidan tau masalah itu. Tapi itu dulu, Ma! Sekarang cuma Mama yang di hati Papa! Nggak ada perempuan lain. Pernikahan Mama sampai kapanpun tetep berjalan," serunya pada Sang Mama lagi.
"Tante Amira udah punya kehidupan sendiri. Ketakutan mana yang bikin Mama sampai drop? Aidan butuh jawaban itu. Masalah Azka yang mana biar Aidan bantu selesaikan. Biar masalah ini cepat selesai. Aidan bersedia bantu Mama berdamai dengan masalah apapun. Aidan mau Ma! Asalkan masalah ini cepat selesai," tambahnya lagi mengatakan kalimat itu dengan hati-hati.
Aidan tak bisa membendung isak tangis yang baru saja ia keluarkan dari kelopak matanya. Ia menginginkan Gladys tapi sepertinya tampak egois pada Mamanya. Tapi jika bukan Gladys, ia sulit untuk jatuh cinta lagi.
"Dengan keluarga pasien Ayana Aurora Pamungkas?" panggil Dokter jaga yang ada di ruang ICU.
"Iya saya anaknya. Ada apa?" tanya Aidan pelan seraya perlahan menghapus sisa-sisa buliran bening yang ada dalam kelopak matanya.
Bibir Dokter jaga itu tersenyum simpul sebelum mengatakan sesuatu, "Dokter Andi mau bicara sama keluarga pasien. Ditunggu di koridor bangsal Anggrek."
"Terus Mama saya gimana?" tanya Aidan pada Dokter itu.
"Serahkan ke tim medis ya, Mas! Di ruang ICU ada dokter jaga sama perawat jaga," balasnya pada Aidan.
Aidan lantas mengangguk ketika mendengar jawaban dari dokter itu, "Terima kasih. Saya titip Mama saya! Tolong langsung hubungi saya kalau ada apa-apa," sahutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Previous Love (END)
RomanceGanti cover ~~ Comeback update [Tiap Hari) Tak mencari pasangan hidup karena masih ingin membahagiakan orang tuanya adalah alibi Aidan Lavindo Alfareza. Sungguh jika disandingkan dengan saudaranya, dia sudah layak menikah karena usianya yang begitu...