Tiga

7.9K 540 11
                                        

Btw guys ini cerita 21+ ya. Jadi akan banyak adegan, kata-kata dan mungkin kekerasan.

Tolong bijak ya kalo kamu belum 21+ boleh langsung tinggalin cerita ini sekarang juga.

Dan seperti yang kalian tahu cerita ini tentang Leon dan Tari yang kalian tahu gimana hubungan keduanya, oke?

Enjoy!

---

"Mari kita rayakan patah hati ini bersama!"

Ara mengangkat gelasnya. Tari tersenyum semakin lebar. Keduanya tertawa bersamaan sebelum akhirnya meneguk habis minuman itu.

"Lo mau turun, gak?"

Ara menggeleng membuat Tari juga akhirnya kembali duduk.

"Sial banget gue cinta sama kakak sahabat gue sendiri. Bikin gak bisa kabur,"

Tari tertawa. "Lebih sial mana sama gue yang jatuh cinta sama sahabat sendiri?"

Keduanya saling tatap sebelum akhirnya kembali tertawa. Meneguk cairan bening itu berkali-kali. Membakar diri mereka sendiri.

"Cukup."

Tari menoleh. Ia melihat seorang laki-laki merangkul lalu membawa Ara dari meja mereka. Ia baru saja akan berteriak jika seseorang tidak membekap mulutnya.

"Yuk balik hotel,"

Ajakan itu membuat Tari membola. Ia menyipit menatap laki-laki yang menggunakan kaos hitam tersebut. Tangannya terangkat untuk menangkup pipi yang diselimuti bulu-bulu halus di rahangnya yang tegas.

"Gue lagi nunggu Leo,"

Leon tertawa. "Ini Leo."

"Bener?"

"Iya."

"Gendong,"

Bukan hanya karena permintaan itu, Tari sudah tidak bisa berdiri dengan benar apalagi berjalan. Leon lalu membawa tubuh itu lebih dekat dan mendekapnya erat.

Beruntung hotel mereka tidak begitu jauh. Dan akses kamar ada di dalam tas tangan gadis itu sehingga Leon tidak susah mencarinya dan memberikan satu pada Lex yang sudah membopong Ara.

Dua kamar yang dipesan cewek itu bersebelahan. Melihat Lex yang tidak perlu basa-basi membawa masuk Ara membuat Leon akhirnya membawa Tari ke dalam kamar yang satunya.

Ketika akan menurunkan gadis itu di atas kasur, Tari membawanya ikut turun hingga kini ia menindih tubuh yang terasa panas tersebut.

"Lo mabok,"

Tari mengangguk.

Seolah sudah sering terjadi pada keduanya, Leon tidak mendorong ketika Tari memagut bibirnya.

Keduanya sering terjebak dalam situasi seperti ini, entah Leon atau Tari yang mabuk dan satu diantara mereka selalu menjadi penjaga satu sama lain.

"Lo kenapa kali ini?"bisiknya di sela ciuman mereka.

"Gue putus."

"Lo udah sering patah hati,"

"Berisik,"

Ciuman itu makin dalam. Tangan Tari sudah menjambak rambut Leon membuatnya semakin kusut.

"Karna gue?"

Tari hanya mengangguk. Ia kembali membawa Leon semakin dekat dan membelai bibir cowok itu dengan lidahnya.

Erangan mulai terdengar dari Tari ketika Leon akhirnya ikut andil dalam pergulatan itu.

Suit & Sneakers [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang