---
Leon baru saja selesai meeting tentang project baru yang ia ambil. Bertahun-tahun menjadi arsitek membuat Leon akhirnya memutuskan untuk membuka usahanya sendiri. Memang tidak sendirian, ada Sofia dan Dika yang menjadi rekannya.
Sofia dan Dika sebenarnya adalah teman dekatnya saat kuliah lalu masuk di perusahaan yang sama. Kejenuhan soal pekerjaan akhirnya membuat tiga orang itu sepakat untuk membuka kantor konsultan dan desain mereka sendiri.
DLS menjadi nama yang mereka pilih. Selain karena itu adalah singkatan nama ketiganya, DLS gampang sekali diingat. Orang tua mereka juga mendukung penuh bahkan ikut berinvestasi di sana.
"Lo dimana?"
"Ini lagi jalan ke parkiran. Mau balik kantor, kenapa?"
"Gue suka sama isi kepala mereka, Sof. Kita ambil aja kali ya? Dika juga pasti setuju."
"Yaudah lo balik kantor dulu aja. Kita omongin sama anak-anak,"
Panggilan langsung terputus. Leon lalu mengantongi ponselnya menuju tempat mobilnya terparkir.
Lalu meluncur dari sana.
Ketika ia datang, Dika dan Sofia sudah duduk bersama anak-anak kantornya yang lain. Yang tampak antusias dengan berita yang ia bawa.
"Macet banget jalanan. Padahal ini masih kamis,"
"Soalnya besok libur, bang. Jadi long weekend."
Leon mengambil kursi yang kosong tepat di seberang Dika.
"Jadi gimana?"
"Dia pengen bikin rumah. Tapi pengen suasana vintage gitu. Gue tadi dilihatin aslinya gimana, terus minta kita renov sesuai keinginan dia."
Dika mengangguk setuju. "Lumayan buat naikin engangement kita juga. Kalo review dia bagus pasti dia cerita ke followersnya nanti."
Tapi Sofia berkata lain. "Tapi ini jadi risiko yang gede. Kalo semisal nanti hasilnya ga sesuai yang dia bayangin, kita juga bakal abis kalo dia cerita ke social media."
"Makanya kita harus serius banget sama project ini. Lo tenang aja nanti gue sama Leon bakal follow up terus,"
Sofia masih ragu. "Lagian kenapa sih tiba-tiba dapet klien kontroversial gini?"
Leon langsung meringis. "Lo tahu Shankara, gak?"
Semua orang langsung mengangguk.
"Nah yang punya Shankara tuh adiknya temen abang gue. Dia punya pacar artis, tahu yang desain kantor Shankara dulu tuh gue. Kayaknya direkomendasiin atau apa gitu,"
Semua orang langsung mengernyit. "Maksud lo Dipta Adhiguna?"
Leon mengangguk. "Tuh lo kenal,"
Sofia melotot. "Siapa yang gak kenal Dipta Adhiguna, Leonard?! Dia tuh yang kesandung kasus narkoba. Lo tuh ya gak pernah update soal berita beginian."
Diomelin seperti itu membuat Leon mengkerut. Ia mengusap rambutnya pelan.
"Ya, mana gue tahu. Tapi kan ini klien gak ada hubungannya juga. Gue jelasin biar kalian tahu aja gue bisa dapet job ini dari mana,"
Dika langsung menengahi. "Lo nih emang calon-calon suami takut istri,"
"Siapa yang gak takut sama cewek bar-bar begini?!"
"Maksud lo apa, hah?!"
"Udah dong. Kita bahas projectnya dulu, gimana? Abis itu kalo lo berdua mau adu jotos gak gue pisahin deh!"
