Lima Belas

5.4K 402 23
                                        

---

Matahari sudah hilang sepenuhnya ketika Leon sampai di rumah orang tuanya.

Setelah mandi dan ganti baju, ia kembali turun untuk bergabung dengan keluarganya. Hari ini bukan hanya dirinya yang akan menginap, ada Lex membawa istri anaknya juga menginap di rumah itu.

"Tumben lo pulang,"

"Paling juga karena Tari gak nginep di apartemennya dia,"

Celutukan Clarissa membalas ucapan Lex membuat Leon langsung manyun. Ia mengambil tempat di samping kiri Ara dan ikut mengambil cemilan dari pangkuan menantu kesayangan mamanya.

"Oh dia tuh tidur di apartemen kalo sama Tari doang? Kalo gak dia bakal pulang ke rumah?"

Leon tidak menjawab. Tapi Clarissa mengangguk semangat.

"Emangnya Tari kemana?"pertanyaan itu kini berasal dari Sigit.

Leon hanya menggeleng pertanda ia juga tidak tahu keberadaan gadis itu.

"Katanya mau ke bandung buat nyusulin pacarnya, Pa. Ada acara keluarga gitu,"

Jawaban Ara ditujukan untuk Sigit tapi Leon langsung menoleh padanya.

"Bukannya pacarnya ke Bandung itu kemarin? Besok kan senin, Tari kerja,"

Ara mengangkat bahu. "Katanya sih ambil cuti. Jadi sekalian liburan sama keluarga Sandi,"

Leon langsung mencoba menghubungi Tari namun ponsel gadis itu dalam keadaan mati.

"Kenapa hpnya mati?!"

Kekesalan semakin menguasai Leon. Pria itu jadi uring-uringan.

"Dia sama pacarnya, Leonard. Lo gak perlu uring-uringan gitu. Tari pasti aman kok,"

Ucapan Lex tidak membuat Leon tenang. Ia masih berusaha menghubungi Tari.

"Makanya kalo kamu cinta dia jangan biarin dia sama laki-laki lain,"sindiran Clarissa membuat Leon akhirnya terdiam. Matanya menatap mamanya heran.

"Aku cuman khawatir sama Tari, ma. Dia kan gak tahan dingin, kalo di bandung lagi hujan gimana?"

Pembelaan itu membuat Clarissa berdecak. "Ya minta peluk pacarnya lah. Kamu itu kenapa sih? Ditanya hubungan sama Tari jawabnya selalu gak jelas, ngakunya sahabat terus-terusan tapi nginep berdua terus. Leonard, Tari itu perempuan. Yang punya harga diri,"

Leon membelalak. "Aku gak apa-apain Tari, Ma. Kita di apartemen gak lakuin hal-hal aneh."

"Laki-laki kayak kamu? Di rumah ini aja kamu berani cium Tari, gimana kalo cuman berdua?"

"Maksud mama apa? Mama nilai Tari serendah itu?"

Clarissa berdiri dari duduknya. "Bukan Tari. Mama anggap dia sebagai anak perempuan mama sendiri. Bukan Tari yang rendahan seperti kamu bilang, tapi kamu Leonard. Kamu yang rendah!"

Ucapan mamanya terdengar kasar membuat Leon ikut bangkit. Menatap mamanya tidak percaya.

"Laki-laki mana yang membawa perempuan menginap terus-terusan tanpa hubungan yang jelas?!"

"Lex juga!"

Leon membela diri terlalu keras hingga membawa Lex dan Ara dalam pembicaraan.

"Abang kamu bawa Ara tinggal bersama karena mereka mau menikah, Leonard. Sedangkan kamu apa? Membawa Tari menginap padahal dia punya pacar? Kamu yang membuat Tari terlihat rendah karena perbuatan kamu yang murahan itu!"

Sigit bangkit berdiri. Ia membawa mundur istrinya.

"Aku tahu perbuatanku,"

Clarissa akan menjawab. Namun ditahan oleh Lex dan Ara yang kini merangkul wanita paruh baya tersebut.

Suit & Sneakers [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang