Nayla berjalan pelan menyusuri koridor sekolah, tak ada senyum lagi yang ia tampakkan, raut wajah yang lesu seperti tidak ada semangat hidup sangat terlihat jelas di wajahnya. Membuat beberapa siswa heran, mengapa Nayla yang selalu ceria kini terlihat lesu dan murung?
"Pagi Nayla" Sapa Kalissa yang merupakan sahabat dekat Nayla.
"Pagi Kal" Sapa Nayla tanpa ekspresi.
"Nay, are you okay?" Tanya Kalissa memastikan.
Nayla hanya bisa menggeleng pelan, untuk saat ini dirinya sangat butuh bahu untuk bersandar, Nayla butuh teman curhat untuk mencurahkan segala isi hatinya.
"Nay, ada apa? Cerita sama gue" Ucap Kalissa setelah sampai dikelas.
"Kita ke taman belakang aja Kal" Ajak Nayla yang diangguki Kalissa.
Setelah sampai ditaman belakang, Nayla langsung menumpahkan semua air matanya, tak dapat lagi ia bendung, dadanya sangat sesak, hatinya kecewa menerima kenyataan yang sama sekali tak pernah ia harapkan.
"Hiks... Hiks... Hiks... Kal, Gue... " Nayla tak mampu lagi meneruskan kata katanya lantaran teringat bayang bayang wajah wanita yang mengaku ingin menjadi calon ibunya semalam. Membuat hatinya merasakan sakit yang luar biasa.
"Nay, gue gak akan bisa bantu kalau kamu nangis kaya gini terus" Ucap Kalissa sembari mengelus punggung Nayla.
"Hiks... Hiks... Hiks... Kal, gue gak mau, Gue gak mau" Racaunya dengan suara serak.
"Lo nangis dulu sampe lo lega. Habis itu baru cerita ke gue" Ucap Kalissa membiarkan sahabatnya itu menangis sesegukan sehingga membasahi seragamnya.
Setelah beberapa menit, Nayla sudah menghentikan tangisnya, ia menatap lurus kedepan, dan sedetik kemudian ia menatap Kalissa.
"Ada apa sebenarnya? Cerita sama gue" Ucap Kalissa lembut.
"Kal, gue gak mau punya ibu tiri" Lirih Nayla sambil pandangan lurus kedepan.
"What?? jadi, Om Darsa—"
"Iya, Ayah akan menikah lagi" Sambung Nayla saat sahabatnya itu menjeda ucapannya.
"Lo serius Nay?"
"Gue gak pernah bercanda untuk hal ini Kal" Ucap Nayla datar.
"Iya sih gue tau. Cuma gue kurang percaya aja. Lo gak salah menduga? Kali aja lo salah paham" Ucap Kalissa.
"Salah paham apa Kal? Jelas jelas semalam ayah gue bawa perempuan lain kerumah, dan mengatakan dia calon bunda gue" Ucap Nayla kembali meneteskan air mata.
"Dan ayah juga bilang ayah akan nikah dengan perempuan itu, dan ayah tidak perlu restu dari gue" Lanjut Nayla tertawa getir saat mengingat kata kata ayahnya semalam.
"Jadi, bokap lo bener bener akan nikah dengan perempuan itu?" Tanya Kalissa, membuat Nayla hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Terus, lo mau nerima ibu tiri lo? Lo mau satu atap sama dia?" Tanya Kalissa.
"Sampai kapanpun gue gak akan pernah sudi nerima dia. Dan gue gak tau gue bakalan tetap dirumah atau enggak setelah ayah nikah sama dia" Jawab Nayla.
"Kapan acaranya?"
"Gue gak tau, dan gak mau tau!" Jawab Nayla.
"Lo mau dateng?" Tanya Kalissa dengan ragu ragu.
"Untuk apa gue dateng? Gak ada yang perlu gue liat dari pernikahan mereka. Yang ada nanti gue khilaf kalau hadir disana" Ucap Nayla.
"Nay, gue ngerti keadaan lo. Gue tau ini gak mudah, gue tau lo gak bisa nerima semua ini. Tapi lo harus tau, Tuhan selalu memberikan kebahagiaan setelah kesulitan. Gak ada orang yang mau hidup menderita Nay, tapi kita gak bisa berbuat apa apa karena takdir ada pada Allah" Nasehat Kalissa pada Nayla.
"Kalau lo gak mau serumah sama ibu tiri lo nanti, Gue siap kok nampung lo. Tenang aja pintu rumah gue terbuka lebar untuk lo" Ucap Kalissa.
"Thanks Kal. Lo emang sahabat terbaik gue" Ucap Nayla tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ingin Melihatmu
Teen FictionIni adalah tentang perjalanan hidup gadis cantik nan manis bernama Nayla Aqeela yang selalu tersenyum begitu hebatnya pada dunia, tanpa seorang pun sadari bahwa dibalik senyuman itu Nayla menyimpan segudang kepahitan hidup yang ia alami. Berjuang ma...