Hari hampir menunjukkan jam sembilan malam, Nayla barulah pulang kerumah setelah menghabiskan waktu dirumah Kalissa. Jangan heran kenapa Nayla bisa berlama lama dirumah Kalissa, karena memang mereka berdua nyaris seperti saudara.
"Nay, lo beneran gak mau dianter?" Tanya Kalissa khawatir.
"Enggak perlu Kal, tenang aja" Jawab Nayla seraya tersenyum.
"Yaudah deh, hati hati ya. Jangan ngebut" Ucap Kalissa yang diacungi jempol oleh Nayla. Sebelum akhirnya motor Nayla pergi meninggalkan halaman rumah Kalissa.
"Gue harap malam ini gak ada kejutan yang lebih besar dari semalam" Gumam Nayla sambil menikmati perjalanan malam.
Sekitar 20 menit kemudian, Nayla tiba dihalaman rumahnya, seperti biasa ia memasukkan motornya di garasi. Sudah ada mobil ayahnya, itu artinya ayahnya sudah pulang.
Ceklek.
Begitu Nayla membuka pintu, pemandangan pertama yang ia lihat adalah, ayahnya dengan wanita semalam, serta seorang remaja yang Nayla rasa seumuran dengannya, atau lebih diatasnya.
"Baru pulang kamu?" Ucap Darsa datar.
"Kemana aja? Gak tau apa hari sudah malam gini. Ayah dari tadi nungguin kamu disini gak pulang pulang" Lanjutnya mulai kesal.
Nayla menghela nafas pelan, "ada apa ayah menunggu Nayla?".
"Begini sayang, kita hanya ingin memberitahu bahwa acara pernikahan kami akan diadakan dua hari lagi" Ujar Camelia.
"Whatt?? Dua hari? Gak sekalian besok aja kenapa?" Tanya Nayla sinis.
"Nayla, jaga bicara kamu!" Ucap Darsa.
"Siapa dia?" Tanya Nayla pada remaja disamping Camelia.
"Dia Alora, calon kakakmu" Jawab Darsa tersenyum menatap Alora.
"Kakak tiri?" Gumam Nayla tersenyum getir.
"Apakah nasibku akan benar benar berubah seperti Cinderella?" Batin Nayla menertawakan nasibnya.
Alora mendekat dan berusaha meraih tangan Nayla.
"Gak usah pegang pegang!" Ketus Nayla menghempaskan tangan Alora.
"Nayla! Jaga sopan santunmu. Dia akan menjadi kakakmu" Ucap Darsa meninggikan suaranya.
"Kakak yang tak diharapkan!" Cetus Nayla dan berlalu pergi ke kamar, ia tak ingin berdebat dengan tiga manusia itu.
"Alora, maafkan sikap Nayla tadi" Ujar Darsa tak enak hati.
"Gak papa om. Alora ngerti" Ucap Alora tersenyum.
"Ya sudah, berhubung ini sudah malam, kalian juga sudah lelah, gimana kalau saya antar pulang?" Tawar Darsa yang diangguki mereka.
Sedangkan didalam kamar, Nayla sedang melihat kepergian ayahnya dengan dua perempuan yang Nayla sendiri tidak ingin menyebut namanya itu dari balik jendela kamarnya.
"Kalian sama sama orang yang tidak pernah aku harapkan ada didalam kehidupan ku" Gumam Nayla tertawa getir melihat bagaimana perlakuan lembut ayahnya pada dua perempuan itu.
"Tuhan, apakah tidak ada kebahagiaan untukku? Apakah tidak ada bahagia sedikit saja yang kau sisakan untukku? Mengapa rasanya sesakit ini" Batin Nayla yang sudah meneteskan air matanya. Biarlah orang mengatakan ia cengeng dan terlalu mudah menangis, faktanya Nayla memang tidak bisa menerima kenyataan hidupnya.
....🍁🍁🍁....
Siang harinya di sekolah, tepatnya di kantin. Nayla dan Kalissa sedang menikmati makan siangnya. Sambil sedikit berbicara.
"Nay, gimana semalam?" Tanya Kalissa.
Nayla mengehela nafas panjang, saat kembali mengingat kehadiran kakak tirinya "Diluar ekspektasi" Jawab Nayla singkat.
"Maksudnya?" Tanya Kalissa yang kurang paham.
"Wanita itu bawa anaknya kerumah, dan mengatakan itu calon kakak gue" Jelas Nayla, yang sukses membuat Kalissa melebarkan matanya.
"Berarti lo punya kakak tiri nanti" Ucap Kalissa tanpa sadar.
"Enak aja, Gue gak akan pernah nganggap dia kakak gue. Gue gak punya kakak!" Jawab Nayla.
"Eh maksud gue bukan gitu Nay, tadi reflek aja" Ucap Kalissa setelah sadar akan kata katanya.
"Cewek cowok?" Lanjut Kalissa bertanya.
"Cewek" Jawab Nayla tanpa ekpresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ingin Melihatmu
Novela JuvenilIni adalah tentang perjalanan hidup gadis cantik nan manis bernama Nayla Aqeela yang selalu tersenyum begitu hebatnya pada dunia, tanpa seorang pun sadari bahwa dibalik senyuman itu Nayla menyimpan segudang kepahitan hidup yang ia alami. Berjuang ma...