The Wedding

56 0 0
                                    

Hari yang ditunggu tunggu pun tiba, hari dimana Nathan dan Nayla akan melangsungkan pernikahannya. Sedari tadi Nayla sudah deg degan ia tak henti hentinya memanjatkan doa agar semuanya berjalan dengan lancar. Nathan pun merasakan hal yang sama, ia terus menghafal ijab qabul agar tak lupa dan berusaha untuk tidak grogi nanti. Karena ini adalah acara sakral, tidak lucu kalau dirinya lupa dengan kalimat ijab qabul nya.

"Nay, gimana perasaan lo?" Tanya Kalisaa yang saat ini menemani Nayla di kamarnya sehabis make up.

"Jujur gue deg degan banget Kal, gue takut kalau semua gak sesuai dengan ekspektasi gue."

"Lo pecaya aja semuanya bakal baik baik aja. Gue yakin kok. Lo kurangin dikit groginya, biar lebih rileks."

"Haiss, lo mah emang gak ngerasain" Decak Nayla membuat Kalisaa hanya bisa menyegir.

Sementara diruang tamu, kini sudah banyak saudara dan keluarga yang berdatangan. Nathan menyambutnya dengan senyuman hangat. Setelah dirasa sudah saatnya, Nathan diminta untuk duduk didepan Darsa dan berjabat tangan dengan calon mertuanya.

"Nathan, apakah kamu sudah siap?" Tanya Darsa.

Dengan menarik nafas "Saya siap" Ucap Nathan yakin.

"Baiklah."

"Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikahkan dan kawinkan engkau saudara Nathaniel Christover dengan putri saya Nayla Aqeela dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Saya Terima nikah dan kawinnya Nayla Aqeela dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Nathan dengan lantang dan tegas.

"Bagaimana para saksi?"

"SAH!!"

"Allhamdulilah" Semua menghela nafas lega dan setelah itu memanjatkan doa.

Tak berapa lama, Nayla keluar dengan digandeng Prisca dan dibelakangnya ada Kalissa yang setia menemani. Nayla duduk di samping Nathan tersenyum hangat pada pria yang sudah sah menjadi suaminya.

"Ayo, pasangkan cincinnya"

Nathan mengambil kotak kecil yang berada di atas meja, dan membukanya. Ia mengambil satu cincin dari sana dan memasangkannya pada jari manis Nayla. Setelah itu giliran Nayla yang memasangkan cincin pada jari manis Nathan. Setelahnya Nayla mencium tangan Nathan, dan dibalas Nathan dengan mencium kening Nayla.

"Selamat sayang, akhirnya kalian sah jadi suami istri. Mama doakan semoga pernikahan kalian sakinah mawadah warohmah, rukun selalu, harmonis selalu, dan tetap saling menjaga dan melengkapi satu sama lain" Ucap Prisca memeluk Nayla dan Nathan bergantian sambil meneteskan air mata haru.

"Selamat sayang, anak papa sekarang sudah menjadi istri. Harus nurut sama suami, dan jangan durhaka kepadanya" Ucap Darsa yang diangguki Nayla.

"Nathan, sekarang semua tanggung jawab ayah kepada Nayla sudah beralih kepadamu. Ayah mohon jaga Nayla, lindungi dia, bahagiakan dia seperti bagaimana saya membahagiakannya. Dan kalau kamu tidak bisa membahagiakannya setidaknya jangan menyakitinya" Pesan Darsa pada Nathan.

"Baik ayah, Nathan akan menjaga Nayla dengan sepenuh hati seperti bagaimana ayah menjaganya."

"Selamat Nay, akhirnya gue bisa liat lo nikah juga. Selamat karena lo akhirnya bisa merasakan bahagia."

"Makasih Kal" Nayla memeluk sahabatnya itu sambil menangis haru, tak menyangka ia akan menikah secepat ini.

Setelah melakukan ijab qabul, kedua pengantin dibawa ke tempat dimana resepsi pernikahan berlangsung. Nayla tersenyum bahagia saat melihat suasana pernikahannya sangat mewah dan ramai dengan tamu undangan. Ya, satu hal yang wajar, karena Nayla sudah dikenal luas oleh publik dengan gelar dokternya. Para rekan kerjanya pun banyak yang datang ke pesta pernikahannya, para sahabatnya, termasuk guru SMA dan Dosennya dulu juga datang.

"Sayang, terimakasih telah hadir dalam hidupku, dan telah menyempurnakan hidupku. Terimakasih karena sudah mau menerima aku apa adanya, dan terimakasih untuk semuanya" Ucap Nathan, membuat Nayla tersenyum.

"Terimakasih juga karena kamu sudah hadir dalam hidupku. Terimakasih sudah mau menerima ku. Aku memang tidak secantik Aisyah, tidak juga selembut Siti Khadijah, aku hanya wanita ingin dijaga. Dan bimbinglah aku dengan jalan Allah menuju Syurga-Nya."

Dunia Ingin MelihatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang