Malam harinya Nayla sedang menggoreng martabak telor untuk Ama Prisca, karena malam ini dia tidak punya pekerjaan, jadilah ia berinisiatif membuat makanan untuk Ama nya.
"Dikit lagi selesai nih" Gumam Nayla sambil memotong beberapa sayuran.
"Lagi ngapain lo?"
Srett...
"Awww... " Ringis Nayla saat merasakan pisau menyayat tangannya.
"Ya ampun elo, ngapain dateng dateng ngagetin orang! Jadi luka kan tangan gue. Sssttt... Mana perih banget lagi"
"Ya itu kan salah elo sendiri, ngapain juga gak hati hati. Orang cuma nyamperin aja" Elak Nathan.
"Hiks... Hiks... Hiks... Perih banget" Nayla menangis dengan jari yang bercucuran darah.
"Dasar lebay!" Ucap Nathan dan segera menyuruh Nayla untuk duduk di kursi, sedangkan dirinya mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Nayla.
"Aduh... Pelan pelan bisa gak sih"
"Ini udah pelan, lo aja yang lebay!"
"Gue gak lebay ya, lo aja yang gak ngerasain nya"
"Aww... Sakit. Cepetan dikit napa"
"Gak usah banyak protes, masih untung gue mau nolongin ngobatin nya"
"Ya harus lah, kan jari gue luka itu karena lo"
"Sembarangan! Lo aja yang terlalu ceroboh!"
"Kalian ngapain disini?" Tanya Prisca datang menghampiri mereka.
"Ya ampun Nayla kenapa?"
"Cuma luka kecil mah" Jawab Nathan enteng, membuat Nayla memberikan tatapan tajam padanya.
"Astaga Nay, lain kali hati hati ya"
"Iya Ama. Oh ya, Nayla masakin ini buat Ama" Ucap Nayla mengambil sepiring martabak telor yang sudah masak.
"Heemmm, baunya enak banget. Makasih Nay, harusnya kamu gak usah repot repot masak" Ucap Prisca dan mencicipi martabak buatan Nayla.
"Ya ampun enak banget Nay"
"Seenak itu ya mah?" Tanya Nathan menelan salivanya melihat mamanya makan seperti orang kelaparan.Karena merasa ingin, Nathan juga mencicipi martabak telor buatan Nayla. Matanya melebar kala merasakan masakan yang begitu enak dari Nayla.
"Doyan juga kan lo" Cibir Nayla saat melihat Nathan mengambil lagi martabak buatannya.
"Ternyata lo ada gunanya juga disini"
"Heh, gak boleh ngomong gitu Nathan."
.... 🍁🍁🍁 .....
Seusai menikmati martabak, kini Nayla sudah dikamarnya, menyiapkan peralatan yang akan ia bawa besok. Aktivitasnya terhenti kala mendengar bunyi HP nya. Tertera nama Kalissa disana mengajaknya melakukan panggilan video.
"Hayy bestiee, gimana kuliah lo?" Tanya Kalissa.
"Lancar. Gue juga udah dapet teman disana"
"Eitsss, jangan sampai lo ngelupain gue ya, hanya karena teman lo disana"
"Hehe, tenang aja Kal, sebanyak apapun temen gue. Lo tetap jadi sahabat sejati gue"
"Ya ya ya, terserah deh"
"Btw gimana tinggal sama Bu Prisca?" Tanya Kalissa.
"Seru sih, gue jadi gak kesepian lagi. Karena disini ada anak Ama yang jadi hiburan buat gue"
"Cewek atau cowok?"
"Cowok"
"Wihh, cogan euy"
"Hati hati lo Nay, entar jatuh cinta"
"Enak aja! Ya kali gue jatuh cinta sama titisan jin kaya dia"
"Halah lo jual mahal sih. Gue yakin dia ganteng Nay, so... tunggu apa lagi?"
"Bisa aja lo nyuruh gue. Lo tuh kapan punya pacar? Gue udah gak sabar buat liat lo punya gandengan"
"Astaga, boro boro punya pacar. Gebetan aja gak punya. Emang dasar takdir gue jomblo"
"Gak papa jomblo, asalkan jangan jomblo abadi."
"Naylaaaa" Teriak Nathan menggema.
"Astaga, bentar ya Kal" Ucap Nayla dan mematikan Video call nya bersama Kalissa.
"Ada apa sih teriak teriak, ini bukan hutan!"
"Buatin gue kopi"
"Lo kira gue babu lo apa. Buat sendiri lah, jadi orang tuh harus MANDIRI!"
"Gue udah mandi sendiri, gak usah lo suruh gue jadi Mandiri"
"Hadeuh dasar ya, ngomong sama lo emang gak ada benernya" Decak Nayla dan segera pergi ke dapur untuk membuat kopi.
"Jangan lupa masakin gue mie instan sekalian"
"Astaga lo banyak banget maunya sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ingin Melihatmu
JugendliteraturIni adalah tentang perjalanan hidup gadis cantik nan manis bernama Nayla Aqeela yang selalu tersenyum begitu hebatnya pada dunia, tanpa seorang pun sadari bahwa dibalik senyuman itu Nayla menyimpan segudang kepahitan hidup yang ia alami. Berjuang ma...