Sebuah tragedi

48 0 0
                                    

Malam ini Nayla tak bisa memejamkan matanya, sadari tadi ia hanya berbaring dan menatap langit langit kamar, gelisah tentu saja, namun Nayla tak tahu kenapa. Padahal hari sudah menunjukkan jam 11 malam.

Karena merasa belum bisa memejamkan matanya, Nayla beranjak menuju dapur untuk membuat minuman hangat atau apapun yang bisa membuat matanya terpejam malam ini.

Terlihat dapur sangat sepi, bahkan asisten pun sepertinya sudah tidur. Nayla berjalan pelan mengambil coklat sachet dan menyeduhkan nya dengan air hangat, tak lupa ia membuka kulkas untuk mengambil buah apel.

Nayla mengambil sebuah pisau untuk membuka kulit apelnya.

Krenggg...

"Astaga! Suara apa itu!" Tiba-tiba saja, Nayla merasa merinding saat mendengarkan suara benda jatuh dari belakang rumahnya.

"Nayla... " Bisik seseorang dengan suara yang membuat bulu kuduk Nayla merinding.

"Sedang apa kamu?"

"Jangan mendekat!!!"

Srett....

"Auhhh... " Ringis Camelia saat pisau yang dipegang Nayla menyayat tangannya.

Deg.

"T-tante... Ma-maafin Nayla. B-beneran Na-nayla gak sengaja" Ucap Nayla dengan suara bergetar, bahkan pisau yang dipegangnya pun sudah terjatuh.

"Kamu bener bener ya, kamu sengaja mau melukai saya!" Sentak Camelia marah sembari menahan rasa sakit ditangannya.

"Ma-maafin Nayla Tante, Sumpah Nayla bener bener gak sengaja" Kini tubuh Nayla sudah bergetar hebat, dan keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya.

"Apa yang terjadi!" Darsa tiba tiba datang dan menghampiri Camelia yang sudah terduduk di lantai dengan tangan yang berdarah.

"A-ayah... " Lirih Nayla gemetar.

"Kenapa mama kamu bisa begini? Jelaskan Nayla!" Sentak Darsa marah.

"Mas, tadi aku manggil Nayla, terus tiba tiba saja dia berbalik dan melukaiku dengan pisau yang ada ditangannya, ssttt, sakit banget mas" Adu Camelia sambil berdrama.

"Kurang ajar sekali kamu! Apa kamu tidak melihat bahwa ini mama mu! Dimana mata kamu Nayla!!" Bentak Darsa pada Nayla yang sedang tertunduk.

"Ta-tapi yah, Nayla gak sengaja b-beneran"

"Gak sengaja bagaimana! Jelas jelas pisau itu ada ditangan kamu, dan kamu yang melukai mama kamu. Sekarang dengan mudahnya kamu mengatakan tidak sengaja! Dimana hati kamu Nayla!!" Gertak Darsa.

"Kalau kamu tidak menyukai mama mu ada disini. Baiklah, sekarang kamu bereskan semua barang barang kamu, dan pergi dari rumah ini!" Ucap Darsa yang sukses membuat air mata Nayla mengalir deras.

"Yah, Nayla mohon jangan Yah. Nayla gak punya siapa siapa lagi disini. Hukum Nayla yah, marah Nayla, cuma Nayla mohon jangan usir Nayla dari rumah ini" Mohon Nayla sambil memeluk kaki Darsa.

"Kamu tidak menyukai mama mu, daripada kamu disini cuma melukainya, lebih baik kamu pergi, bila perlu tidak usah kembali!" Darsa melepaskan dengan kasar genggaman Nayla di kakinya.

"Hiks.. hiks..Jangan yah, pliss Nayla mohon jangan usir Nayla. Nayla akan melakukan apapun sebagai hukumannya, tapi Nayla mohon, biarkan Nayla tetap disini yah"

"Kamu kira saya akan berubah pikiran secepat itu? Hah! Jangan mimpi kamu. Sekarang juga kamu kemasi barang barang kamu. Dan pergi dari rumah ini!! Atau mau saya seret sekarang!!" Ancam Darsa.

Sementara dibalik dinding kamar, Alora yang mendengar semua itupun tersenyum penuh kemenangan, sekarang tak ada lagi yang menghalaginya untuk menguasai seluruh harta kekayaan ayah sambungnya. Nayla sudah pergi, dan otomatis semua fasilitas yang Darsa berikan kepada Nayla juga akan dicabut, membuat Alora seakan akan menjadi anak raja dirumah ini.

Dunia Ingin MelihatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang