Hari ini Nayla dan Nathan melakukan fitting baju disalah satu butik yang lumayan populer di kota jakarta. Mereka sedari tadi memilih milih gaun yang cocok untuk Nayla pakai di hari pernikahannya. Namun sudah berapa gaun yang Nayla coba tetap tidak cocok, Ya.. Lebih tepatnya tidak cocok di mata Nathan, karena pria itu selalu memberikan komentar pada setiap gaun yang Nayla coba hingga berakhir gagal.
"Oke, kali ini kalau gak cocok, Fiks gue pakai gamis deh nanti" Kesal Nayla dan segera keluar memperlihatkan gaunnya pada Nathan.
Gaun dengan warna soft pink yang tidak terlalu mencolok, dengan lengan pendek dan hiasan bunga pada bagian dadanya.
"Nah, baru cocok" Ucap Nathan tersenyum.
"Senyum dulu dong, nanti keliatan jelek gaunnya." Goda Nathan membuat Nayla tersenyum paksa.
"Yaudah, kita ambil yang ini ya Mbak. Nanti di anter ke rumah" Ucap Nathan, setelah itu melangkahkan kaki pergi dari butik.
"Kita ke percetakan undangan dulu kali ya?" Ucap Nathan setelah duduk di kursi kemudi.
"Mending kita ke resto dulu deh, aku ragu kalau bisa bertahan sejam kedepan." Sahut Nayla membuat Nathan menepuk jidat.
"Astaga maaf, keasyikan cari barang barang, jadi lupa kalau ada calon istri yang kelaperan."
Nathan mengemudikan mobilnya menuju salah satu restoran yang jadi favoritnya. Dan mengajak Nayla masuk untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi berbunyi.
"Aaaa... Buka mulutnya" Ucap Nathan menyodorkan makanan pada Nayla.
"Ishh, apaan sih. Malu Nat" Ucap Nayla dengan pipi yang merona.
"Ngapain malu, toh kita makan disini bayar kok."
Karena sudah telanjur dilihat beberapa orang, Nayla terpaksa menerima suapan Nathan.
"Nah gitu dong, susah banget diajak romantis."
.... 🍁🍁🍁 ....
Mereka sudah sampai disalahin satu percetakan undangan. Dengan melangkahkan kaki mereka masuk dan mulai memilih milih motif undangan yang bagus.
"Ini aja deh, aku suka warna pink." Tawar Nayla memberikan undangan yang berwarna pink muda dengan bergambar pita di depannya.
"Cewek banget" Komentar Nathan kurang suka.
"Yang ini aja gimana?" Tawar Nathan memberikan undangan berwarna hijau tosca.
"Bagus sih, tapi gak suka sama warnanya. Yang lain aja deh."
Akhirnya setelah sekitar sejam mereka memilih, pilihannya jatuh pada undangan berwarna gold dengan sedikit sentuhan silver yang menambah kesan mewahnya.
"Kemana lagi nih kita?" Tanya Nayla saat sudah keluar dari percetakan undangan.
"Catring aja gimana?" Tawar Nathan.
"Oke deh."
"Mbak... Mohon sedekahnya, kami belum makan satu minggu" Ucap seorang wanita yang penampilannya sangat memprihatinkan bersama seorang remaja yang mengikutinya.
"Ini buk" Nayla mengeluarkan uang serastus ribu dan memberikannya pada wanita itu.
"Terimakasih mbak" Ucapnya mendongakkan kepala.
"Loh tante?" Nayla terkejut saat melihat siapa wanita itu.
"Alora?"
"Nayla?!" Camelia tak kalah terkejut dengan sosok yang dilihatnya. Membuat rasa malu menyelimuti hatinya saat ini.
Camelia dan Alora hendak melangkahkan kaki pergi, namun...
"Tunggu tante!" Cegah Nayla dan membuka dompetnya.
"Ini, Terima ya tante. Semoga bermanfaat." Ucap Nayla memberikan uang lembaran berwarna merah sebanyak 5 lembar.
"Ini kebanyakan Nayla." Ucap Camelia tak enak menerimanya.
"Gak papa, itu buat tante sama Alora" Balas Nayla tersenyum.
"Terimakasih Nayla" Camelia lantas bersujud di kaki Nayla.
"Eh tante jangan gini, bangun tante." Nayla segera meraih tangan Camelia menyruhnya bangun.
"Terimakasih banyak Nayla, dan maafkan kami yang dulu pernah jahat sama kamu. Maafkan semua kejahatan kami yang pernah melukaimu" Ucap Camelia memohon.
"Maafin gue juga ya Nay, maaf karena terlalu banyak sombong sama lo dulu" Lanjut Alora.
"Aku udah maafin kesalahan kalian kok, aku juga minta maaf kalau pernah berbuat salah sama kalian dulu."
Sementara Nathan sedari tadi hanya memperhatikan interaksi tiga manusia didepannya ini. Tanpa tahu ada apa dan apa yang mereka bicarakan. Nathan juga tidak mengetahui dua wanita di depannya ini. Yang Nathan tau mereka adalah pengemis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Ingin Melihatmu
Teen FictionIni adalah tentang perjalanan hidup gadis cantik nan manis bernama Nayla Aqeela yang selalu tersenyum begitu hebatnya pada dunia, tanpa seorang pun sadari bahwa dibalik senyuman itu Nayla menyimpan segudang kepahitan hidup yang ia alami. Berjuang ma...