Cibiran pedas para siswi

47 0 0
                                    

Saat pulang sekolah, Nayla dan Kalissa berjalan melewati koridor sekolah, sayup sayup Nayla mendengar beberapa siswa yang membicarakannya.

"Liat deh masih ada aja yang mau temenan sama dia"

"Hedeuhh, gue heran, padahal tuh anak udah bangkrut, dan gue denger udah diusir sama bokapnya, masih aja mau temenan sama Kalissa"

"Kayanya sih dia mau morot hartanya Kalissa, ya gak?"

"Bener banget, gue setuju sama lo"

Mendengar itu, Nayla mengepalkan tangannya kuat, sementara Kalissa yang notabene nya memiliki jiwa bar bar langsung meyemprotkan ucapan pedas pada mereka.

"Heh! Kalian jangan sembarangan ngomong ya! Gak ada yang bilang kalau Nayla mau morot harta gue! Mulut kalian tuh bisa gak dikondisikan dikit, atau mau gue selotip biar gak bisa bersuara sekalian!" Ucap Kalissa sambil memberikan tatapan maut pada beberapa siswa.

"Gak usah terlalu menghina manusia, ingat azab Allah gak nunggu mati!" Lanjut Nayla dan segera pergi menggandeng tangan Kalissa.

"Sok alim lo!" Sahut satu siswa saat Nayla sudah berlalu.

"Sumpah gue panas banget dengernya Nay, masa lo enggak sih?" Tanya Kalissa saat sudah diparkiran.

"Panas sih, cuma mau gimana lagi. Toh biarin aja, mereka tuh udah terkenal selalu gibahin orang" Jawab Nayla.

"Eh btw mereka tau darimana ya? Tentang tadi" Tanya Kalissa heran.

"Siapa lagi kalau bukan Alora. Ya kali gue mau bocorin masalah gue" Jawab Nayla memutar bola matanya malas saat mengingat Alora.

"Lo punya kakak modelan gitu, nguras emosi banget dah!"

"Gue gak pernah bilang dia kakak gue Kal" Peringat Nayla.

"Eh sorry, maksud gue Alora" Ralat Kalissa menyengir.

.... 🍁🍁🍁 ....

"Mamaaa Alora pulang" Teriak Alora ketika sampai dirumah.

"Sayang, udah pulang ya? Yuk makan dulu, tadi bibi udah masakin makanan kesukaan kamu" Ujar Camelia lembut.

"Mah, tadi Nayla di bully sama siswa-siswi sekolah" Adu Alora.

"Ya pantes lah, kalau mama jadi siswa mama pasti ngelakuin juga" Ucap Camelia tersenyum miring.

"Tapi Alora heran deh mah, tuh anak kan udah jadi gembel, tapi masi aja ada orang yang mau temenan sama dia. Dan temen dia adalah anak orang kaya mah"

"Mungkin dia mau morot harta temennya, secara kan dia sekarang udah gak ada apa apa lagi. Rumah aja gak punya dia"

"Mama keren sih bisa usir dia dari rumah ini. Alora tuh gak betah banget kalau ketemu dia tiap hari, bawaannya bad mood terus" Ucap Alora.

"Kamu kira mama enggak? Mama lebih bad mood kalau ketemu dia. Ditambah dia selalu sinis terus sama mama"

"Tapi syukur deh dia udah pergi, gak ada lagi penggganggu disini" Ucap Alora senang.

Sementara ditempat lain, Kini Nayla sedang bekerja seperti biasa, saat ini ia sedang melayani pelanggan yang memesan. Tampak Nayla bolak balik kedepan dan kedapur, seakan akan tak lelah dengan semua itu. Dan hari ini beberapa karyawan banyak tidak masuk, jadilah Nayla sedikit kerepotan karena mengambil alih beberapa pekerjaan karyawan tersebut.

"Huhh, capek banget" Nayla mengibas ngibaskan tangannya dan meminum air saat sudah berada di dapur.

"Baru segitu aja capek, lebay lo!" Cibir Lalitha.

"Mbak bisa ngomong gitu karena mbak gak ngerasain nya" Sahut Jihan.

"Saya juga kerja ya disini, dan saya juga capek" Ujar Lalitha membela diri.

"Tapi kan mbak cuma kerja nyuci sayuran aja dari tadi. Itu juga gak banyak. Masa capek?" Ucap Jihan.

"Jihan, udah ah gak usah diladenin" Ucap Nayla.

"Udah berani ya kamu ngelawan" Kata Lalitha meninggikan suaranya, hari ini memang Cherika tidak masuk kerja, jadilah Lalitha berani menindas Nayla karena pembela Nayla tidak masuk bekerja.

Dunia Ingin MelihatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang