Alora vs Krisna

40 1 0
                                    

Hari demi hari begitu cepat berlalu, tak terasa ini adalah hari terakhir Nayla menempuh ujian semester genap. Nayla sedikit terlambat datang ke sekolah karena tadi jalanan sangat macet karena ada kecelakaan, jadilah kini ia sampai disekolah gerbang sudah hendak ditutup. Untunglah pak satpam sedang berbaik hati membiarkan Nayla masuk.

Nayla menyusuri koridor yang sudah sangat sepi karena para murid sudah masuk kedalam kelas masing-masing. Dan ketika ia sampai dikelasnya dia mendapati Pak Rudi yang sudah siap mengajar. Nayla menelan saliva nya karena Pak Rudi adalah guru yang sedikit galak disekolahnya.

Nayla meraih tangan pak Rudi dan menyalaminya.

"Kenapa telat?" Tanya pak Rudi datar.

"Anu pak, tadi ada kecelakaan dijalan. Makanya macet"

"Kamu gak bohong kan?"

"Ya enggak lah pak, apa untungnya saya bohong"

"Yasudah silahkan duduk"

Nayla segera duduk di kursinya dan menyiapkan alat alat yang akan diperlukan.

"Gue kira lo gak masuk Nay" Sahut Rama.

"Kalau sampai gue gak masuk, terus gimana nasib nilai gue? Yakali gue dapet dibawah KKM, malu maluin tau gak" Cerocos Nayla.

"Boro boro mikirin nilai, lulus aja gue udah bangga banget"

"Ya itu kan elo, bukan gue" Ketus Nayla.

Ada rasa kagum dihati Rama saat mengetahui bahwa Nayla sangat peduli dengan nilai rapot nya, ya secara kan Nayla adalah siswi pintar binti cerdas disekolah, jadi wajar kalau nilai menjadi prioritasnya.

"Ngapain lo liat gue kaya gitu?" Tanya Nayla.

"Gapapa, lo cantik" Puji Rama.

"Lah baru tau lo kalau gue cantik, kemaren kemaren kemana aja?"

"Gak jadi muji deh"

.... 🍁🍁🍁 ....

Jam istirahat.

"Naylaaaa" Teriak Kalissa berlari menghampiri Nayla.

"Kenapa lo? Dikejar setan?"

"Huhh... Huhhh... Huhhh, bentar bentar gue ngumpulin nafas dulu"

"Alora kesurupan!" Ucap Kalissa membuat Nayla terkejut.

"Kesurupan? Serius lo?Terus dia dimana sekarang? Udah dibawa ke mbak dukun belum?"

"Astaga Nayla, maksud gue dia berantem"

"Yeee kirain kesurupan beneran. Lo ah kalau ngomong yang beneran dikit napa!" Sewot Nayla.

"Yuk nonton!" Ajak Kalissa menarik tangan Nayla dengan antusias.

"Astaga lo nonton orang gelud aja udah kaya mau ngajak nonton konser!"

Mereka sudah tiba di depan kelas XII IPS 4 dimana kelas Alora berada, banyak sekali segerombolan siswa siswi yang menjadi penonton aksi gelut dua cewek tersebut. Ada juga yang sengaja mengompori mereka berdua.

"Heh bubar wey bubar!" Ucap salah satu siswa saat melihat pak Bandi datang dengan membawa penyebat bambu.

"Alora, Krisna! Keruang BK sekarang!" Ucap pak Bandi dengan tatapan menusuk.

Alora dan Krisna saling tatap sekarang berperang lewat sorot mata. Keduanya sama sama menatap tajam bin sinis. Seakan babak kedua akan dimulai.

"Apa kalian gak denger!!!" Teriak pak Bandi menarik kedua telinga gadis tersebut dan menyeretnya ke ruang BK.

"Ampun pak" Teriak keduanya mengaduh.

"Akhirnya mak Lampir kena karma juga" Ucap Kalissa.

"Kenapa kalian masih disini? Bubar bubar!" Gesa Nayla saat beberapa siswa masih berkumpul disini.

"Beb Nayla jangan kebayakan marah, nanti cepet tua" Ucap Samuel, yang merupakan anak kelas XII IPS 4.

"Bodoamat"

"Nanti gak dapet jodoh loh"

"Gue gak peduli, emang lo yang nentuin jodoh gue?"

"Enggak sih, emang Tuhan yang ngatur jodoh. Tapi gue sebagai hamba yang baik harus ngingetin lo"

"Heleh sotoy lo!"

"Gak papa kalau lo gak dapet jodoh, gue siap kok jadi jodoh lo" Goda nya sambil mengedipkan sebelah mata.

"Dihh ngarep! Mending lo tidur dulu deh. Soalnya mimpi lo ketinggian, kalau jatuh kan sakit" Ucap Nayla yang dapat gelak tawa dari beberapa siswa siswi disana.

Nayla memang terkenal ramah dan sopan kalau sesama cewek, namun kalau sudah berhadapan dengan cowok, Nayla akan menunjukkan sikap ketus dan judes nya. Itulah mengapa sampai saat ini belum ada yang dekat atau pacaran dengan Nayla.

Sementara di ruang BK, kini Alora dan Krisna sudah berhadapan dengan Pak Bandi selaku guru BK.

"Jadi siapa dari kalian yang akan menjelaskan?!"

Tidak ada jawaban dari keduanya, hanya tatapan mata tajam yang dilemparkan.

"Jelaskan atau keliling lapangan 30 kali!" Ancam Pak Bandi.

"Pak, Krisna menuduh saya mengambil pacarnya, padahal Rafly udah jadi mantanya" Adu Alora.

"Enggak pak, emang kenyataan Alora merebut pacar orang!"

"Gue gak ngerebut pacar lo ya, emang lo aja terlalu ngarep, kalau udah jadi mantan yah mantan!"

Pak Bandi memijit pelipisnya yang mendadak pusing, mengapa permasalahan anak jaman sekarang tidak jauh dari yang namanya Cinta? Hal seperti itu saja sudah membuat mereka berhasil masuk ruang BK.

"Tujuan kalian sekolah mau cari ilmu atau mau cari pacar?!"

"Kalau bisa cari suami pak" Ucap Krisna yang tidak ada takut takutnya sama sekali.

"Oh baiklah, kalau gitu besok saya akan segera keluarkan kamu, biar kamu bisa bebas cari suami diluar!" Ancam pak Bandi memberikan tatapan mautnya.

"Jangan pak, nanti beban pikiran emak saya nambah"

"Krisna, ini bukan ajang komedi ya. Gak ada yang suruh kamu lawak!"

"Ya emang gak ada pak, saya juga gak tau kenapa mulut saya gak bisa berhenti ngomong"

"KRISNA!!" Geram pak Bandi dengan murid didepannya ini.

"Iya pak maaf" Ucap Krisna menunduk.

"Baiklah sebagai hukuman kalian sapu lapangan sampai bersih terus bersihin toilet sampai kinclong!" Ucap pak Bandi membuat kedua siswa itu membulatkan matanya tak percaya.

"Gak ada yang lebih ngenes lagi pak?" Tanya Alora.

"Baiklah sebagai tambahan, kalian besok patroli keliling sekolah" Ucap pak Bandi membuat kedua siswa itu berteriak tak Terima.

"Gak usah banyak protes, berani berbuat, berani bertanggung jawab!"

Keduanya keluar dari ruang BK dengan muka yang ditekuk masam.

"Gara gara elo, gue dapet hukuman!" Tuduh Alora.

"Lo kira gue dapet hadiah apa?".
.
.
.
.
.
.
"Jangan terlalu berkuasa hingga lupa bahwa kita hanyalah tanah yang diberi nyawa dan hanya tamu di dalam dunia"

Dunia Ingin MelihatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang