15

1.4K 172 33
                                    

     "Tante Shani, buka pintu nya tante!" Ucap Marsha yang terus mengetuk pintu kamar Shani dari arah luar

Tak lama pintu pun terbuka

    "Kenapa sayang?"

    "Tante badan kak Reza panas"

    "Loh di mana sekarang?" Ucap Shani yang sekarang terlihat panik

    "Di ruang tamu tante"

Mereka berduapun berjalan ke ruang tamu, dan melihat Reza yang terbaring di sofa panjang yang tubuhnya terlihat menggigil

Suhu badan Reza terasa panas ketika Shani meletakan punggung tangan di keningnya yang sudah di basahi dengan keringat

     "Marsha tolong ambilkan selimut nya yang sayang, tante mau ambil dulu air dingin buat kompres nya"

    "Iya tante"

Tak lama Marsha pun kembali dengan selimut di tangannya dan di susul shani yang membawa wadah berisi air dan handuk kecil

    "Bukannya malem bilangnya dia mau ke rumah Zee?" Ucap Shani yang menaruh handuk kecil basah yang sudah di lipatnya dan di letakan di kening Reza,. Sementara Marsha menyelimuti tubuh Reza yang sedang menggigil

    "Kayanya sakitnya udah terasa dari malam deh tante, terus dia ketiduran di sini, malam juga makan nya sedikit kan?"

    "Biasanya juga kalo dia ngerasa gak enak badan pasti langsung bilang sama tante, tapi kok ini enggak" Ucapnya sambil memandang wajah putranya yang tertidur dengan wajah yang terlihat pucat

    "Ashel.." Ucap Reza lirih tiba-tiba namun matanya masih terpejam

   "Dia ngigo tan, apa gak hubungi Ashel aja"

    "Ini baru jam 3 pagi sayang, tante takut ganggu tidurnya Ashel"

    "Shel, aku kangen"

    "Iya nak, nanti pagi bunda kasih tau Ashel ya"

Sebenarnya ada rasa sakit yang kini Marsha rasakan, namun bagaimanapun juga Ashel masih berstatus sebagai pacar Reza, mereka hanya break bukan putus,. Dan obat dari Reza hanya Ashel

    "Marsha lebih baik kamu tidur lagi, besok kan kamu harus kerja,. Biar tante yang temenin Reza"

    "Marsha udah gak ngantuk tante, lebih baik tante aja yang tidur biar Marsha yang jagain kak Reza"

    "Tanggung sayang, jam 4 juga tante harus masak buat catering pesanan orang, dan gak mungkin juga di batalin"

    "Marsha boleh bantu gak tante?"

    "Gak usah sayang, kamu kan harus kerja, kalo bantuin tante dulu nanti kamu kesiangan"

    "Gak akan tante, boleh ya?"

    "Yaudah, tapi sekali ini aja ya"

    "Iya"

                            ***

    "Eza kenapa? Kok bengong nak?"

    "Eza nyesel bunda"

    "Nyesel kenapa sayang?"

    "Ya karena break sama Ashel,. Eza kangen dia bun"

    "Kalo kangen, sekarang Eza datang kerumahnya terus Eza minta"

    "Tapi Eza takut Ashel gak maafin Eza bunda"

    "Sayang di maafin atau engganya,. Yang penting kamu udah minta maaf,.meminta maaf gak akan meruntuhkan harga diri nak"

    "Yaudah deh, habis ini Eza kerumahnya Ashel"

    "Sebentar ya, bunda ambil dulu sesuatu"

    "Yaudah makan nya habisin dulu"

Jam sudah menunjukan pkl 19:30 Reza sudah siap untuk pergi kerumah Ashel tak lupa dia memakai gelang pemberian Ashel yang kemarin sempat di lepasnya

    "Eza, sekalian kasih puding ini buat Ashel ya"

    "Iya bunda, kalo gitu Eza pamit,. Doain semoga Eza sama Ashel baikan"

    "Iya sayang pasti,. Hati-hati ya jangan ngebut"

    "Iya bunda"

Di perjalanan Reza sangat gelisah, takut jika Ashel nanti tidak memaafkannya,. Tapi Reza lebih takut lagi jika Ashel menemukan penggantinya karena sikapnya yang terlalu mementingkan ego, bahkan Reza sudah berjanji setelah Ashel memaafkannya nanti dan hubungannya kembali membaik, dia ingin merubah sikapnya yang di nilai terlalu kekanak kanakan

Setelah memasuki gerbang rumah Ashel, Reza mengerutkan keningnya ketika melihat mobil yang terparkir di sana, setelah melihat warna dan plat nya, Reza tau itu mobil siapa

Dengan terburu-buru Reza pun masuk kedalam rumah yang pintunya tidak tertutup dan di ruang tamu sudah ada bi wati yang sedang membereskan meja

    "Eh mas Reza"

    "Ashel ada bi?"

    "Non Ashel lagi di balkon atas sama den Chiko"

Tanpa basi basi Reza pun berlari menaiki anak tangga, tak lupa dia juga membawa kotak plastik yang berisi puding buatan bundanya yang akan di berikan kepada Ashel

     "Aku udah suka sama kamu pas pertama kali kita ketemu, aku tau ini salah, aku udah lancang suka sama pacar orang, tapi aku gak bisa lupain kamu Shel, aku udah berusaha lupain kamu tapi aku tetep gak bisa, jadi di malam ini aku memberanikan diri untuk nyatain perasaan aku ke kamu,. Kamu mau kan jadi pacar aku"

Reza tiba-tiba menghentikan langkahnya di balik pintu menuju balkon ketika mendengar ucapan Chiko yang ternyata dia menyatakan perasaan kepada Ashel yang masih menjadi pacarnya

     "Aku mohon jangan terima Shel, aku mohon"

    "Chiko aku sangat mehargai keberanian kamu, dan harus kamu tau, aku juga suka sama kamu"

    "Kamu serius?"

    "Iya"

    "Jadi?"

    "Aku mau jadi pacar kamu"

Reza terpaku, badannya mendadak lemas, rasa sesak dan sakit mengantamnya secara bersamaan bahkan puding yang di pegangnya terlihat bergetar,. Reza berusaha mencerna semuanya, Reza masih tidak percaya, Ashel wanita yang sangat di cintainya, kini telah membagi hatinya untuk orang lain

Reza membalikan badannya, dia berjalan perlahan menuruni tangga, Reza lebih memilih untuk pergi dari pada harus membuang tenaga untuk menghajar Chiko, karena dia yakin Ashel akan lebih membela Chiko di banding dirinya

    "Loh mas Eza kok balik lagi?"

    "Ashel nya lagi ngobrol sama Chiko, aku takut ganggu bi"

    "Loh ya gak apa-apa dong, mas Reza kan pacarnya"

    "Kayanya lagi ngobrolin hal yang penting,. Bi jangan kasih tau Ashel ya kalo aku kesini"

    "Emangnya kenapa mas?"

    "Jangan aja, kalo sampe bibi bilang, aku marah"

    "Mas Reza aneh deh"

    "Yaudah aku pulang ya bi"

    "Iya mas, hati-hati ya"

Setelah tiba di luar, tangis Reza akhirnya pecah dia tidak bisa menahannya lagi,  namun dengan cepat dia menghapusnya dengan kasar, seperti enggan berhenti, kini tetesan air matanya jatuh tepat di atas kotak plsatik yang di pegangnya

    "Maaf bunda, pudingnya gak bisa Eza kasih ke Ashel"

Mirror ShardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang