24

1.2K 133 24
                                    

2 hari setelah kejadian, Shani jatuh sakit mengakibatkan 2 hari itu juga dia harus di rawat di rumah sakit dan hari ini dia sudah di perbolehkan pulang dan baru saja sampai di rumah nya

    "Bunda mau makan apa?, biar Eza beliin"

    "Gak usah sayang, bunda belum laper"

    "Inget kan kata dokter, bunda gak boleh telat makan"

    "Iya sayang, sebentar lagi ya nak"

    "Yaudah sekarang bunda istirahat dulu ya"

    "Eza mau kemana?"

    "Eza di depan bun"

    "Yaudah"

Reza berjalan keluar, perlahan dia menutup pintu kamar Shani membiarkan sang bunda untuk istirahat

Dia terus mengedarkan pandangannya di dalam rumah yang kini terasa seperti rumah kosong karena hampir semua barangnya rusak, tapi untungnya orang-orang itu tidak merusak barang-barang yang ada di kamar Reza dan Shani karena pintu kamar yang terkunci

Kini Reza duduk di kursi teras depan, menikmati sore hari yang awannya kini berwarna jingga, serta angin yang sesekali berhembus perlahan namun suasana dan pikirannya tak seindah sore ini, dia terus memikirkan siapa yang sudah mengancamnya untuk menjauhi Ashel, tapi tuduhan terbesarnya kini tertuju pada dua orang, Chiko dan ayah Ashel

Reza sekarang sudah siap dengan yang akan terjadi kedepannya, Dia akan terus mempertahankan hubungannya dengan Ashel, walaupun dia tau masalah yang lebih besar sudah menunggunya, selama dia masih terus mempertahankan hubungannya

Sementara di rumah Zee, Arman tengah menemani Zee yang sedari tadi terus melamun memikirkan Marsha, setelah ayahnya meninggal Marsha memutuskan untuk berhenti bekerja di cafe Zee dan akan kembali bekerja di kebun meneruskan usaha ayah nya sebagai petani,karena dia tidak tega meninggalkan ibu nya di rumah sendiri jika Marsha terus berada di jakarta

    "Lu nyuruh gue dateng kesini cuma buat nemenin lu bengong doang?"

    "Gue harus gimana ya Man?"

    "Gimana apa nya?"

    "Gue suka sama Marsha"

    "Udah ketebak, pasti begini"

    "Lu gak marah kan?"

    "Ngapain marah Zee, selama ini gue cuma bercanda, lu tau sendiri kan gue suka godain cewek, kecuali sama Flora"

    "Gue gak bisa jauh dari Marsha, pas dia bilang dia gak bakalan kerja lagi di cafe, hati gue sakit, gue bener-bener gak terima"

    "Gila sih, Selama 5 tahun hati lu tertutup, ternyata yang bisa buka cuma Marsha"

    "Iya ya, anak petani lagi"

    "Gue punya ide"

    "Apaan?"

    "Lu mau Marsha tetep ada di jakarta kan?"

    "Iya"

    "Nikahin dia"

    "Ngaco lu, apa hubungannya sama nikahin dia, lagian gue masih 18 tahun, Marsha masih 17 tahun, ya kali kita nikah muda"

    "Ya itu cara satu-satunya buat lu bisa dapetin Marsha seutuhnya dan lu juga bisa bawa nyokapnya buat tinggal bareng lu, lu tau sendiri kan Marsha milih buat gak kerja lagi karena gak tega ninggalin ibunya di rumah sendiri, daripada Marsha keburu di nikahin orang lain, nih ya kebanyakan cewek yang tinggal di kampung itu bakal nikah muda, apalagi si Marsha cantik banget bening lagi, di tambah sekarang dia tulang punggung keluarga, gue yakin kalo ada yang datang kerumahnya buat ngelamar dia apalagi kaya walaupun itu aki-aki sekalipun, Marsha gak akan nolak"

Mirror ShardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang