33

1.2K 178 22
                                    

Malam ini adalah malam dimana Ashel merayakan pesta ulang tahunnya yang ke 17, di depan cermin Reza berusaha berpenampilan serapih mungkin dengan memakai kemeja putih di balut dengan setelan jas berwarna hitam menambah kesan maskuli manusi satu ini

Di rasa sudah cukup, Reza segera keluar kamar dan ternyata Shani sudah berada di ruang tamu menunggunya

"Mau berangkat sekarang sayang?"

"Iya bun"

"Eza, sini duduk dulu nak"

Reza pun berjalan dan duduk di samping Shani

"Tolong kasih ini ke Ashel" Ucap Shani yang memberikan kotak kecil berwarna merah

"Ini apa bun?"

"Itu cincin pemberian ayah kamu dulu ketika menyatakan cinta ke bunda"

Reza pun membuka kotak tersebut, dan benar saja ada sebuah cincin emas putih dengan bermata kan berlian

"Bunda yakin mau ngasih ini ke Ashel?"

"Iya sayang, karena bunda merasa Ashel akan sangat cocok memakai cincin ini"

"Tapi ini kan pemberian ayah bun, apa bunda gak sayang, ini kenang kenangan loh bun"

"Iya bunda tau tapi kan ayah gak ngasih satu itu doang, anggap aja itu kado dari bunda, Ashel pasti akan cantik pakai cincin itu"

"Yaudah, kalo gitu Eza berangkat ya bun"

"Iya sayang, hati-hati ya"

"Iya bunda"

Di perjalanan, Reza begitu menikmati malam ini, bahkan dia tidak sabar memberikan kado untuk Ashel yang sudah di belinya 2 hari yang lalu, dan dia juga tidak sabar untuk memberikan cincin pemberian dari Shani,, dia memarkirkan motornya setelah sampai, Reza segera bergegas masuk ke dalam setelah menunjukan bukti surat undangan kepada petugas yang berjaga

Semua tamu sudah berkumpul termasuk teman-teamannya yang juga hadir, Zee, Marsha, Arman, Flora dan Kathrin

"Kirain gue lu gak bakalan datang"

"Enak aja, masa ulang tahun pacar sendiri gak dateng Man"

"Terus kenapa lu telat, untung cewek lu belum tiup lilin"

"Biasa motor gue mogok"

Reza kini menatap Ashel yang tengah berdiri di depan kue ulang tahun bersama Andi dan juga Frieska, malam ini wanitanya benar-benar terlihat cantik dengan balutan gaun berwarna hitam pavoritnya,. Dan dari jauh juga terlihat Aldo berdiri bersama Freya dari sorot mata mereka masih terlihat kesedihan menyelimuti keduanya

Semua bertepuk tangan setelah Ashel meniup lilin angka 17, dia tersenyum namun beberapa detik kemudian dia menangis, karena mungkin terharu

"Terima kasih untuk kalian semua teman-teman Ashel dan juga kolega saya yang sudah hadir,. Saya sebagai ayah dari Ashel sangat berterima kasih kalian bisa menyempatkan waktunya untuk datang ke acara ulang tahun anak saya,. Dan bicara nya saya di sini hanya ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting bahwa Ashel akan segera bertunangan dengan Aldo anak dari mendiang Suryo sekaligus rekan kerja saya yang sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri, Aldo sini nak mendekat"

Perlahan Aldo mendekat dan Andi merubah posisinya agar Aldo berdiri di samping Ashel

"Dan inilah calon suami anak saya"

Semua tamu yang hadir bertepuk tangan namun ada juga yang merasa terkejut dengan pengumuman yang di lakukan Andi,. Zee, Arman, Marsha, dan Kathrin kini menatap Reza, yang kini masih terdiam,. Ternyata itu alasan kenapa Ashel saat kedatangan Reza di sana tidak berani menatapnya, begitu juga dengan Aldo dia hanya bisa menunduk sesekali menatap ke arah sisi ataupun mengedarkan pandangannya ke atas

"Za"

Ucap Zee, dia tau jika saat ini sahabatnya benar-benar hancur terlihat dari sorot matanya yang begitu merasakan sakit dan sesak di dadanya

"Gue balik duluan ya"

Reza berjalan menjauh meninggalkan ruangan pesta tersebut, Ashel yang melihatnya hanya bisa terdiam, namun hatinya benar-benar perih melihat laki-laki yang di cintainya pergi dengan membawa rasa sakit dan kekecewaan

"Udah biarin Man, dia pasti lagi pengen sendiri"

Ucap Zee yang menahan Arman untuk tidak mengikuti Reza

Motor itu di kendarainya dengan kecepatan penuh, dia tidak peduli dengan beberapa klakson yang berbunyi karena dia beberapa kali menyalip kendaraan yang bahkan bisa mencelakai dirinya sendiri

Reza berhenti di sebuah gedung diskotik, lalu memasukinya dengan membawa jas yang sudah ada di tangannya

****

"Bu.. Ibu buka pintunya bu!"

Saat pintu terbuka, Shani begitu terkejut dengan keadaan Reza yang sudah terkulai lemas yang di bantu bang Ucok untuk memapahnya

"Eza kenapa bang?"

"Tadi saya liat mas Eza jatuh di motor bu, sepertinya mas Eza mabuk"

"Bunda, Ashel jahat bunda" Ucap Reza dalam keadaan mabuk

"Yasudah bawa kesini bang"

Bang Ucok pun membaringkan tubuh Reza di kursi panjang ruang tamu

"Bu saya ambil dulu motor mas Eza yang saya titipin ke temen saya"

"Iya bang"

Shani segera melepas sepatu yang di kenakan Reza dan mengusap lembut kepala nya

"Eza kenapa bisa kaya gini nak"

Reza kini menatap Shani matanya begitu sayu dan juga merah, dan tercium aroma minuman alkohol dari mulutnya

"Maafin Eza bunda, cincin dari bunda gak sempet Eza kasih ke Ashel,. Ashel bakalan nikah sama Aldo bunda,. Bukan sama Eza"

Shani pun segera memeluk tubuh Reza,  orang tua mana yang tidak sakit hati ketika melihat keadaan anaknya seperti ini,. Bahkan seumur hidup Shani tidak pernah melihat putranya pulang dalam keadaan mabuk, tangisnya kini pecah, Shani seakan bisa merasakan isi hati putranya yang saat ini benar-benar hancur

"Jangan tinggain Eza bunda"

"Enggak sayang, bunda gak akan ninggalin Eza"

Dan tak lama Reza pun tertidur di pelukan Shani, tempat paling nyaman di hidupnya

Mirror ShardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang