37

1.3K 161 15
                                    

"Serahkan bayi itu" Perintah Andi

"Baik tuan"

Wanit itu pun menyerahkan bayi
tersebut ke arah Reza

"Om Ini.. ?" Ucap Reza

"Iya, itu anak kamu,. Seminggu yang lalu bayi prematur itu lahir

"Cantik sekali"

Ucap Shani yang kini berdiri di samping Reza

Begitu ter kagum nya Reza dengan buah hati yang kini tengah di gendongnya, wajah mungilnya benar-benar cantik, persis seperti ibunya

Lalu Andi menaruh tas yang dari tadi di pegangnya ke hadapan Reza

"Itu baju-baju dia, dan di dalamnya juga ada surat dari Ashel

"Terus bagaimana dengan keadaan Ashel om?"

"Itu bukan urusan kamu"

Reza hanya bisa bersabar, karena bagaimana pun juga orang yang ada di hadapnnya adalah salah satu manusia paling kejam menurutnya

"Makasih om, sudah mau mengantarkan anak saya kesini"

Namun Andi pergi begitu saja tanpa membalas uluran tangan Reza

"Udah sayang, sekarang kita masuk yuk"

"Iya bunda"

Sesampainya mereka di dalam, Reza pun kini duduk di kursi, lalu mengadzani putri kecilnya,. Melihat itu Shani tidak bisa menahan air matanya, bahagia sekaligus sedih melihat pemandangan yang ada di hadapannya

Setelah selesai Reza pun mencium kening putrinya dengan lembut

"Ini Ayah sayang"

"Boleh bunda gendong?"

"Boleh"

Setelah bayi itu kini di gendong Shani, Reza segera mencari surat yang ada di dalam tas bayi tersebut, Reza pun segera membaca isi surat yang kini sudah ada di tangannya

Hai sayang, apa kabar?
Semoga kamu dan bunda baik-baik aja.
Aku kangen kamu, selama 8 bulan aku tinggal di sini, aku gak pernah lupain sedikit tentang kamu sampai detik ini, aku pernah ingin putus asa ketika baru satu minggu di sini, aku pernah ingin bunuh diri, tapi tiba-tiba aku inget janji aku sama kamu, kalo aku akan menjaga darah daging kita
Hingga akhirnya aku mengurungkan
niatku yang konyol, padahal aku sendiri ingin melihat bayi ini tumbuh menjadi gadi yang cantik, entahlah
Pikiranku sedang kacau waktu itu
 
Dan akhirnya aku bisa menjaga bayi kita sampai lahir walaupun  terlahir di usia kehamilanku yang baru menginjak 8 bulan,. Mungkin dia ingin cepat-cepat melihat bunda dan ayahnya :)

Callie Adzana Fahreza nama yang aku berikan kepadanya, setelah memikirkan seharian dan ternyata nama itu yang cocok untuk bayi kita, semoga dengan adanya nama aku dan kamu di sana dia bisa sekuat ayahnya tapi mungkin akan se cengeng bunda nya :)

3 bulan lagi aku akan menikah dengan Aldo, manusia paling sibuk saat ini, malahan selama 8 bulan baru 3 kali dia ngehubungin aku,. Za, aku harap kamu juga menemukan cinta kamu ya

Untuk Callie, maafin bunda ya nak,. Karena di hari ke 7 kamu sudah harus lepas ASI, karena ke egoisan kakek kamu,. Gara-gara dia, kamu harus menerima imbasnya, semoga kamu tumbuh menjadi anak yang sholehah, pintar, penurut, menjadi anak yang tegar dan kuat seperti ayah, dan menjadi kebanggaan ayah juga bunda

Jaga Callie ya sayang, aku titip dia.
Aku sayang kalian berdua

Shani mengusap punggung Reza yang saat ini tengah menangis, dia pun mencium beberapa kali kertas surat yang ada di tangannya, begitu memilukan yang kini di rasakannya, namun sesaat kemudian dia menghapus air matanya dan tersenyum ke arah putri kecilnya

"Hai Callie sayang"

"Callie?"

"Nama yang di berikan Ashel bunda"

"Callie nama yang cantik"

"Secantik bunda nya"

****

Suara tangisan Callie membuat Reza terbangun dari tidurnya, dan di pun segera herdiri berjalan keluar kamar dimana suara Callie berada, dan benar saja Shani sudah berada di ruang tengah sedang menimang nimang cucu nya

"Kenapa bun?"

"Kayanya Callie mau mimi, bunda udah bikin susu nya tapi dia gak mau, mungkin belum terbiasa ya"

"Callie haus ya nak, sini ayah gendong"

Reza pun mencoba menimang nimang buah hatinya, serta menyanyikan sebuah lagu untuk putrinya yang kini masih menangis

Ku timang-timang dirimu
Ku sentuh lembut halus kulitmu
Begitu indah dirimu
Kamu buah hatiku

Tangis dari bibir kecilmu
Membuat bahagia diriku
Hadirmu, warnai hidupku
Menceriakan setiap hariku
Senyum kecil bibirmu
Kamu buah hatiku..

Dan Akhirnya tangis Callie pun berhenti dan kembali tidur dengan nyenyaknya

"Bun Eza kan udah bilang, biar Callie tidur sama Eza, jadi bunda gak keganggu kaya gini"

"Gak apa-apa sayang, lagian ini udah jam setengah empat pagi"

"Tapi kan bunda harus bikin catering"

"Mau libur dulu, bunda mau fokus seharian ini jagain Callie, sekarang Eza tidur lagi ya sayang, besok kan kuliah pagi"

"Eza udah gak ngantuk bunda, apa lagi kalo udah liat Callie menggemaskan kaya gini"

Kini Reza pun tersenyum, di sentuhnya lembut pipi putrinya dengan jari telunjuknya, dia benar-benar bahagia dengan kehadiran Callie di hidupnya

****

"Pagi Man"

"Pagi,kenapa lu senyum-senyum?"

"Gak apa-apa, lagi seneng aja"

"Seneng kenapa lu?, dapet lotre"

"Dapat doorprize"

"Apaan tuh, bagi dong"

"Ini bukan suatu hal yang harus di bagi"

"Pelit lu"

"Zee mana?"

"Belum dateng"

"Lu pesen makan gih, biar gue traktir"

"Lu kenapa dah Za, lu gak biasanya kaya gini, gue jadi takut"

"Gue diem salah, gue aktif lagi juga salah, mau lu apa sih?"

"Bukan gitu, cuma lu mendadak kaya gini, apa jangan-jangan lu udah punya pacar ya"

Belum Reza menjawab tiba-tiba suara telepon kini berbunyi dari handphone miliknya

"Hallo Zee?"

"Za Marsha udah lahiran Za"

"Hahh, lu serius?"

"Iya makannya lu sama Arman ke rumah sakit ya"

"Ok..ok, tapi nanti ya pulang kuliah"

"Ok, gue tunggu ya"

"Iya Zee"

"Kenapa Za?"

"Marsha udah lahiran" Jawab Reza berbisik

"Serius lu"

"Ya ngapain gue boong sih"

"Akhirnya gue jadi Om juga, cewek apa cowok Za?"

"Itu dia, gue belum sempet nanya"

"Gue udah gak sabar pengen lihat muka tuh orok, pasti mirip gue"


Mirror ShardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang