Part 39

2K 249 13
                                    

Chika memeriksa sebuah kotak berwarna cokelat di dalam lemari, usai menutup panggilan telepon dari Ariel. Kotak itu ia dapat dari Ariel satu hari yang lalu setelah Chika menceritakan sebuah kejutan yang ingin ia berikan untuk Ara di hari ulang tahunnya.

Matanya membulat sempurna saat penutup kotak itu dibuka. Chika rasa, Ariel sudah benar-benar gila. Sepupunya itu tidak main-main ketika mengatakan bahwa dirinya harus cepat bertindak. Akhirnya ia memberanikan diri untuk mengganti piyama tidurnya dengan lingerie hitam pemberian Ariel.

Setelah mengenakan pakaian peruntuh iman itu, mendadak kepala Chika terasa pusing melihat penampilannya di depan cermin. Ia merasa malu.

Sependek-pendeknya pakaian rumah yang pernah Chika kenakan, tak pernah ia menggunakan pakaian sexy seperti saat ini, apalagi nantinya akan ia tunjukkan di depan seorang lelaki.

"Astaga. Tenang, Chika, tenang. Semua akan baik-baik aja. Ara suami kamu. Nggak apa-apa dia liat kamu kaya gini."

Chika berbicara di depan cermin guna memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk menyikat gigi dan berkumur hingga nafasnya terasa lebih segar.

Setelah memastikan area mulutnya bersih, Chika menyisir rambutnya yang sedikit berantakan. Ia bahkan berulang kali menjatuhkan sisir dalam genggaman tangan karena terlalu merasa gugup. Kepala Chika rasanya ingin meledak membayangkan betapa bodohnya ia saat ini.

Chika berada diambang kebingungan. Di satu sisi dirinya masih merasa marah karena Ara telah berbohong, namun di sisi lain ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk memberikan kado ulang tahun terbaik untuk suaminya itu.

Ketika mematutkan diri di depan cermin, Chika mengamati beberapa botol parfum yang tertata rapi di atas meja rias. Di hari-hari biasa, ia menggunakan parfum dengan aroma vanila. Maka malam itu ia memutuskan untuk menggunakan parfum lain. Matanya tertarik pada sebuah parfum Demeter Pumpkin Pie.

Chika membeli parfum itu juga atas rekomendasi Ariel. Katanya, aroma parfum tersebut dikenal mampu memikat lawan jenis. Bahkan menurut beberapa penelitian, perpaduan antara aroma lavender dan pie labu mampu menghasilkan aroma yang begitu menggoda dan seksi untuk menarik perhatian orang lain tanpa perlu melakukan over acting.

"Oke, Chika. Untuk malam ini aja, lupain kalo kalian lagi berantem. Kesempatan baik nggak akan datang dua kali." Chika masih bergumam pada dirinya sendiri sambil memikirkan cara yang tepat untuk mengobrol dengan Ara.

Semakin dirinya berpikir, semakin ia merasa ragu dan memutuskan untuk merangkap lingerie hitamnya dengan piyama tidur yang ia gunakan sebelumnya. Chika merasa malu karena terus mondar-mandir di dalam kamarnya seperti orang gila.

Chika beralih mengotak-atik sebuah ponsel dalam genggaman. Mungkin lebih tepatnya kini ia sedang memantau apa yang Ara lakukan. Dari layar ponselnya itu terlihat bahwa Ara sudah tidak ada di basement lagi.

Chika memeriksa ke seluruh penjuru rumah. Ternyata Ara sedang duduk sendirian di meja makan dengan sebuah kaleng kopi di tangannya. "Kebiasaan banget dah," gumamnya pelan merutuki kebiasaan Ara yang selalu minum kopi tanpa mengenal waktu.

Setelah beberapa menit berlalu, Ara nampak berdiri dan membuang kaleng kosong itu ke dalam tempat sampah. Kedua kakinya otomatis terayun untuk melangkah menuju kamarnya di lantai atas.

Tepat ketika dirinya ingin menginjakkan kaki di anak tangga pertama, Ara berhenti. Bisa dipastikan bahwa malam ini Chika tidak akan mau tidur bersamanya.

Ara memutar haluan menuju ruang tamu dan menjatuhkan diri di atas sofa. Tak lama setelah itu, ia tertidur meringkuk seperti orang kedinginan.

Melihat pemandangan itu membuat Chika, yang sedari tadi memantau pergerakan Ara, merasa iba. Tidak sepantasnya juga ia membiarkan suaminya itu tertidur disana.

AMANAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang